18//Klaim pt.2

1.2K 140 11
                                    

[▪]

Sore itu Jeno, Mark dan Jaehyun belum pulang, Nana masih setia mengurung dirinya di kamar.
Ia berbaring di atas kasur yang sudah tak berbentuk lagi. Kamarnya sudah kacau balau oleh semua barang-barang yang diacak-acak olehnya.

"Eonnie! Bukalah pintunya! Aku mohon! Kau harus makan eonnie! Eonnie!" Seru Haechan dari luar.

"Nana-ya! Keluarlah! Kami akan keluar kalau kau tidak mau melihat kami. Tapi asal kau janji untuk makan dulu. Setelah itu terserah padamu kalau ingin sendirian di kamar lagi!" Lanjut dengan seruan Taeyong. Namun tak ada yang berubah. Pintu tetap menutup dan dikunci. Nana benar-benar sedang depresi dengan tubuh yang lemah sekarang.

Ting
Tong

Bel berbunyi tak sabaran, menyuruh penghuni di sana untuk segera membukanya.

"Oh mungkin itu mereka!" Kata Taeyong yang kemudian segera turun untuk membuka pintu.
Namun bukan Jeno, Mark maupun Jaehyun yang ia dapati tengah berdiri di hadapannya sekarang. Melainkan beberapa pria berjas hitam dan tubuh tinggi yang dari auranya sudah menakutkan.

"Kami diutus oleh direktur Na Siwon untuk membawa nona besar pulang. Jadi tunjukan saja di mana tempatnya!" Kata seseorang dari mereka yang berada di barisan paling depan, mungkin dia ketua dari orang-orang tersebut.

"K-kalian-" sebelum Taeyong sempat mengatakan kalimat pencegahan, para pria itu sudah menerobos tubuhnya untuk masuk ke dalam dan mencari dimana keberadaan Nana.

"A-ada apa ini?" Tanya Haechan panik ketika para pria itu memaksa untuk membuka pintu kamarnya dan Nana, bahkan mereka sekarang bersiap mendobrak pintu akibat Nana tak membuka pintu atau menjawab panggilan mereka.

"Nona! Buka pintunya!"

Brugh

Brugh

Brugh

"Hei! Kalian mau apa?!" Teriak Haechan mencoba mencegah.
Tapi sayangnya pintu sudah didobrak oleh salah satu pria yang dari tubuhnya kelihatan sangat kuat.

"Nona! Ayo ikut kami!"

"Aaa! Tidak! Jangan! Jangan sentuh aku!" Teriak Nana yang reflek lari ke arah Taeyong dan Haechann. Ia menyembunyikan tubuhnya di belakang tubuh kecil Taeyong dan menggenggam tangan sang dosen sangat erat.

"TOLONG JANGAN MENDEKAT!" Teriak Taeyong tegas. Sontak membuat orang-orang itu berhenti.

Kesabarannya sudah habis sejak orang-orang itu memaksa masuk. Selain etika bertamu, mereka juga tidak tahu kalau apa yang mereka lakukan itu bisa membuat Nana semakin panik dan histeris.

"Nana, tenang ya~ tidak apa-apa, mereka hanya mencarimu, sssshhh ssshhh! Tenang ya?!" Bujuk Taeyong yang segera mendapatkan pelukan ketakutan dari Nana. Tubuh gadis itu gemetaran, teriakannya dengan suara yang serak tak bisa berhenti kala orang-orang itu terus memandanginya.

"AKU BILANG JANGAN MENDEKAT! DIA SEDANG SAKIT! DIA KETAKUTAN! APAKAH KALIAN TIDAK LIHAT?!" Sentak Taeyong lebih dahsyat dari sebelumnya, berusaha mati-matian untuk menenangkan Nana sekaligus memberi pengertian pada orang-orang tak sabaran itu.

Sementara Haechan hanya bisa menghalangi Taeyong dan Nana dengan tubuhnya. Ia merentangkan kedua tangannya dan menatap tajam pada orang-orang itu.

"Maka dari itu serahkan nona pada kami sekarang, kami tidak akan menyakitinya!"

"Kalian bilang tak akan menyakitinya tapi kalian masih tetap maju? Biarkan dia tenang dulu baru kalian boleh bicara dengannya!"

"Tidak bisa! Kami harus membawanya sekarang! Lagipula anda tidak ada hubungan apapun dengan nona, jadi tolong jangan dibuat sulit lagi!"

Obssesion //Nomin GS Version✔Where stories live. Discover now