22# BrightPink

21.2K 5.1K 5.9K
                                    

Hehe belom ada 2k sih, tapi aku ingin mengapresiasi beberapa orang yang sampai rela buka tutup work ini supaya viewersnya nambah wkwkwk terima kasih banyak antusiasmenya. Tapi nggak gitu juga konsepnya atuh barudaaaak🤣🤣

So here, happy reading!

***

Ternyata setelah malam dimana Nedia meminta Setiaji untuk menjauh, laki-laki itu betulan menghilang dari hidupnya. Bahkan dia yang biasanya apel di malam minggu, tiba-tiba tidak pernah datang. Pernah suatu hari Nedia bertanya pada Serena mengenai hubungannya dengan Setiaji, dan gadis itu menjawab bahwa semuanya berjalan dengan baik. Bahkan yang jauh lebih mengejutkan, di jari manis tangan kiri Serena telah melingar sebuah cincin bertahta batu permata. Warnanya perak sederhana. Sebuah cincin dengan nama mereka berdua. Dan ternyata benar, mereka memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius dari ini. Lusa, mereka akan menggelar pesta pertunangan.

Hanya dengan begitu saja, Nedia merasa seperti disambar petir di siang bolong.

Tapi setelah Setiaji menghilang dari hidupnya, ada banyak sekali hal-hal aneh yang beruntun datang. Mulai dari kepala sekolah yang tiba-tiba saja mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Lalu tak lama, menyusul ketua yayasan yang tiba-tiba dikabarkan terseret kasus korupsi dan pungli besar-besaran di dalam sekolah. Dan seolah-olah belum usai, Claudia, Bianca dan Noren menghilang. Tidak ada yang tahu pasti kemana sekelompok anak tenar itu pergi. Tapi kabarnya, mereka pindah ke luar negeri. Entah dimana, karena yang jelas Nedia malas peduli.

Terakhir, yang sampai sekarang membuatnya masih tak habis pikir, ia kembali dekat dengan Demian. Bahkan sesekali, mereka akan menghabiskan sabtu sore bersama Angel dan juga Bagas (Nedia akhirnya tahu bahwa anak ini kelakuannya aneh sekali). Nedia tidak begitu ingat tentang apa yang membuat mereka tiba-tiba saja menjadi teman baik. Yang pasti, Nedia berterima kasih pada semesta yang perlahan-lahan membiarkannya bernapas dengan lega.

Berbulan-bulan setelahnya, keadaan perlahan-lahan membaik. Mungkin terkadang Mama masih sama menyebalkannya, tapi untuk satu waktu, Nedia paham karakter seseorang tidak bisa dengan mudah diubah hanya karena kita menginginkannya.

Ketika keadaan mulai membaik, anehnya Nedia masih mencari-cari sesuatu yang bahkan tidak ia sadari dengan benar apa yang hilang. Dia hanya merasa semuanya memang harusnya seperti ini atau terkadang dia merasa, tidak, tidak seharusnya seperti ini. Akhirnya, dia kebingungan dengan pikirannya sendiri.

"Ned!!!" belum benar-benar selesai Nedia memikirkannya, gadis itu bahkan sudah berlari menghampirinya.

Seperti hari-hari biasanya, Angel selalu terlihat menarik dengan segala warna merah muda yang ada di sekujur tubuhnya. Harusnya penampilan itu kelihatan aneh, tapi di tubuh Angel, segalanya terlihat cocok.

"Demian mau traktir sushi tuh, sekalian kita nonton." kata Angel, sambil menggandeng lengannya seakan-akan tidak pernah ada hubungan buruk di antara mereka.

"Sekarang?"

"Iya lah, masa besok. Kelamaan!" kemudian Angel menoleh ke belakang, hanya untuk menemukan Bagas dan Demian meledekinya dari kejauhan. "Tuh, mukanya emang minta dipalak banget. Gimana?"

"Nggak bisa deh kayaknya."

"Dih, kok gitu? Nggak asik banget lo!"

"Lo lihat nih." Nedia meringis sambil memperlihatkan isi ruang chatnya dengan papa. Terbaca jelas di sana bahwa Papa menginginkannya untuk datang ke kantor sebentar sebelum pulang. "Tugas negara."

Tanpa peduli bagaimana Angel memanyunkan bibirnya, Nedia berlalu dengan lambaian tangan. "Besok deh ya, gue yang traktir!!" katanya, benar-benar serius kalau dia akan mangkir dari acara nongkrong hari ini.

Colors in The Sky | Park Jisung✔Where stories live. Discover now