🎻 ʜꜱʜ : ʜᴇᴇsᴇᴜɴɢʜᴏᴏɴ 2

1.1K 154 12
                                    

Urusan dengan Lee Heeseung selalu membuat Sunghoon badmood seharian. Sunghoon biasanya bersemangat kalau sudah masuk pelajaran olahraga. Sekarang bab permainan basketball dan murid-murid kelas 12-1 bermain dengan antusias.

"Jake! Passing! Lempar bolanya!"

Jake tertawa, mengacungkan jempol lalu bersiap di posisi centernya. Fokus pada bola yang akan dilemparkan point guard yang diisi oleh Jungwon.

Sunghoon menjadi regu lawan dari regu Jake, satu tim dengan Jay. Jay menjadi Power Forward dan Sunghoon berjaga di belakangnya. Shooting Forward karena Sunghoon sedang tidak ingin serius bermain di pelajaran olahraga, padahal Sunghoon jagonya bermain basketball.

Jungwon men-dribble bola tenang sambil melihat peluang di kanan maupun kiri. Jay berusaha menghadang agar bola tidak sampai dioper ke Jake. Namun, Jungwon justru memberikannya pada Daniel yang tidak ada pengawalan ketat, dan dengan segera Daniel melakukan pick & roll sehingga leluasa melakukan lay-up, 2 point bertambah lagi untuk Team Jake.

Sunghoon berdiri malas di tempatnya, memainkan Wrist Band basketball yang terpasang di tangan kirinya dan tidak memedulikan Jay yang menatapnya tidak mengerti serta Jake yang kembali melesatkan three point sebanyak 4x tapi hanya 2 yang berhasil menambahkan angka. Shotting point, poin tiga disumbangkan Jake untuk regunya dan menang telak dari regu lawan.

"Sunghoon, kau ini benar-benar, segitunya kalah dari Heeseung? Apa yang ada di pikiranmu sebenarnya?" Jay mengeluarkan unek-uneknya ketika permainan berakhir dan ada jeda istirahat. Sunghoon setengah-setengah mendengarnya, antara peduli dan tidak.

"Sunghoon.."

"Aku sedang malas, Jay," kata Sunghoon akhirnya, menoleh pada Jay yang kini menghela napas mencoba maklum, "aku tidak berada di mood yang bagus. Nanti kau traktir Jake saja, aku tidak ikut. Aku harus les."

"Astaga," Jay bergumam terkejut, "ujian sudah selesai dan kau masih mau les, Hoon?"

"Persiapan ujian masuk Universitas," jawab Sunghoon malas, mengedikkan bahu, "dah, aku duluan."

Jay menggeleng-gelengkan kepala. Ketika sedang dalam mood yang buruk, Sunghoon akan berubah menjadi seseorang yang menyebalkan dan tidak ada seorangpun yang mau mengganggunya. Jay mengamati punggung Sunghoon yang melangkah keluar lapangan kemudian menghela napas. Tidak ada gunanya berbicara dengan Sunghoon yang mood-nya sedang jelek.

"Sunghoon masih ngambek, ya?" tanya Jake begitu tiba di sisi Jay. Pemuda berambut raven dengan bandana hitam di kepala itu hanya mengangguk. "Ya sudah, biarkan dulu. Bahaya kalau dia masih bad mood, nanti kau malah jadi korbannya."

Jay mengendikkan bahu. Ikut duduk di sebelah Jake, menjulurkan kaki ke arah depan. Murid-murid masih asyik bermain lempar-tangkap dengan bola basketball. Lapangan masih ramai dan terasa menyenangkan.

"Jay."

Jay menoleh, menatap Jake yang termangu memandangi kedua kakinya. "Akhir-akhir ini Sunghoon jadi ambisius, ya kan?"

"Iya. Dia jadi mendadak hobi belajar. Bagus sih, karena kita memang sudah kelas dua belas, tapi aku yakin dia begitu hanya untuk mengalahkan Heeseung," kata Jay, "Heeseung memang sudah pintar dari dulu, kan? Dari awal dia masuk sekolah dan aku mengenalnya, dia tidak berubah. Seharusnya Sunghoon pasrah saja."

"Sunghoon mana mau pasrah," kata Jake, termangu, "mengalahkan Heeseung sudah jadi target utamanya. Kita berdua tahu kalau Sunghoon sudah berkemauan keras, dia susah untuk dibengkokkan. Aku jadi khawatir kalau dia terlalu serius mau mengalahkan Heeseung, dia jadi gila belajar dan akhirnya stress lalu—"

Remεmber | ʜꜱʜ🎻Donde viven las historias. Descúbrelo ahora