Chapter 6

1.2K 115 0
                                    

"Gimana Vi rencana lo kali ini?berhasil gak?"tanya Asna penasaran.

"Gak tau nih.Liat aja nanti semoga aja dia batalin secara kan gak mungkin ustad mau ngelakuin pernikahan yang seperti gue pikirin."

"Vi sekarang lo jadi trending topik lho disekolah ini."ucap Riska

"Kenapa emangnya?"

"Lo gak inget?penampilan lo cupu kaya gini tapi lo berani ngelakuin hal kemarin ke Fina.Bahkan antek anteknya sampe terkejut sampe cuma diam liatin lo sama Fina.Sekarang anak anak rada takut sama lo."jawab Riska

"Dan sekarang tersebar berita kalau lo sabuk hitam.Entah berita dari mana itu yang jelas berita itu menambah semua orang takut ke lo."timpal Asna.

"Baguslah dengan begitu gak bakal ada yang gangguin gue lagi."

"Vi lo beneran sabuk hitam?"tanya Riska.Silvi mengangguk sebagai jawaban.Asna dan Riska menatap kagum pada Silvi.

Sebuah panggilan masuk membuat Silvi menekan tombol hijau itu.

"Halo Pa."

"Silvi Papa sudah kirimkan nomor kamu ke Adam nanti dia sendiri yang akan menjawabnya.

"Oke."

"Papa tutup dulu Papa harus kembali meeting."

"Oke Papa."panggilan terputus.Silvi memasukkan kembali ponselnya kedalam tasnya.

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.Silvi mengambilnya dengan malas.Sebuah nomor tidak dikenal.

+6281*********

Silvi ini aku Adam calon suami kamu.Aku menyetujui syarat pernikahan mu. Umi dan Abi juga sudah setuju.

"Bangsat!!!"Silvi melempar ponselnya ke lantai.Membuat suara benda terjatuh terdengar keras.Kedua sahabatnya terkejut begitupun para siswa yang berada dikelas.

Silvi yang baru menyadari apa yang baru saja terjadi langsung berdiri dengan mata terbelalak menatap ponselnya yang telah rusak parah.

"Ponsel gue!!!!"

Mampus iphone gue rusak.

"Vi lo gak pa pa."tanya Asna pelan.Silvi diam.

Silvi duduk kembali dengan lemas.Riska mengambilkan ponselnya dan menaruhnya didepan Silvi.

"Huwaaa habis sudah.Ponsel kesayangan gue rusak."Silvi menangisi ponselnya.Ia tidak mempedulikan tatapan dari siswa lain yang masih menatapnya karena tindakannya tadi.

"Sabar Vi yang penting bukan rusak karena orang lain."Riska menepuk pelan pundak Riska membuat Silvi menangis lebih kencang.Asna seketika menjitak kepalanya.Membuat Riska mengaduh kesakitan.Riska menatap Asna penuh tanya.

"Bukan kaya gitu cara nenangin orang Ka ogeb banget lo."ucap Asna

"Ya maap."

"Semua ini gara gara ustad sialan!!!"Silvi menggeram penuh kekesalan.

...

Silvi menghela nafas kesal.Kini hanya tersisa laptopnya.Silvi turun ke bawah dan duduk disamping Mama nya yang sedang menonton sinetron.Disamping Mamanya Papa nya juga tengah menonton.

"Ma"

"Hm.Ada apa?"tanya Mamanya tanpa mengalihkan pandangan.

"Beliin Silvi ponsel baru dong Ma."refleks Mama dan Papanya memandang ke arahnya.

"Ponsel kamu kan masih bagus."ucap Papa nya.

"Ponsel nya rusak Pa."

"Kenapa bisa rusak?"tanya Mama dan Papa nya serentak.

"Itu hehe gak sengaja ke banting sama Silvi."ucap Silvi dengan senyum canggung.Kedua orang tuanya saling berpandangan sebentar.

"Mama lagi gak ada duit.Semua uang Mama dipakai buat kebutuhan bulanan."

"Papa sekarang lagi gak ada uang.Tunggu sampai pernikahan selesai baru Papa belikan ponsel baru buat kamu."

Kedua orang tuanya kembali menonton televisi.

Silvi menganga mendengar jawaban dari kedua orang tuanya.Itu artinya Mama tidak mau membelikannya dan Papa nya akan membelikannya sebagai hadiah pernikahannya.Jika ia tidak menikah berarti dia tidak akan dibelikan ponsel baru.Sial.

Jika begini bagaimana bisa membatalkan pernikahannya.Silvi menangis dalam hati.

Fake Nerd vs Ustad [TERBIT]Where stories live. Discover now