1

130 3 0
                                    


Malam ini aku kembali dengan diriku. Sendirian, hening, dan nyaman. Tentang apa yang aku simpan biarlah untuk selamanya ku simpan. Rapi dan tertata. Tanpa harus orang lain tahu dan lihat. Biarkan aku dengan kenyamananku, sendirian, sunyi, dan tenang. Biarlah hanya akan ada satu hal yang menemaniku. Cerita. Cerita yang panjang dari hati terdalam. Akan aku berikan kesempatan untukku bercerita pada diri sendiri. Karena aku tahu, sesendiri apapun aku, ada DIA yang akan selalu menemani. Ya, dialah yang sangat tahu segala isi hati dan pikiranku.

Ku rapikan kamar tidurku. Waktu sudah beranjak malam. Rasanya waktu berlalu dengan cepatnya. Sampai-sampai aku tak sadar sudah sampai di penghujung hari. Kuambil segelas air putih untuk aku minum. Ku baringkan tubuhku dengan nyaman pada kasur empukku.

"Raaaa..."

"Kamu udah tidur?"

"Kalau belum bukain pintunya sebentar dong. Aku ada perlu."

"Raraaa..."

Rara adalah namaku dan barusan yang mengetuk pintu kamarku adalah tanteku, namanya Riska. Ku bukakan pintu kamarku, kebetulan aku masih sangat terjaga. Rasanya aku memang belum mengantuk.

"Iya tante ada apa?" tanyaku.

"Ra besok pagi anter tante ya? Nganter pesenan kue."

"Oh boleh tante. Nganter kemana?"

"Ke komplek sebelah sih." jawabnya.

"Kirain Rara mau nganterin kemana. Komplek sebelah doang masa harus dianter." jawabku dengan gurauan. Abisnya tante Riska gemesin. Ke alamat yang jauh aja aku gak pernah diajak. Giliran ke komplek sebelah doang aku diajak-ajak.

"Hehe..."
"Tapi mau kan?" tanyanya lagi menanggapiku.

"Iya, entar besok Rara anter kok."

Setelah tante Riska kembali ke kamarnya, begitu pun denganku yang kembali membaringkan tubuhku. Rasanya belum mengantuk, tapi aku harus tidur.

***

"Ra kamu jomblo kan Ra?" tanya tante Riska yang membuat aku heran. Kok tumben nanya soal itu.

"Tante mau kasih aku jodoh ya, nanyain aku jomblo." jawabku. Kami tengah berada di perjalanan untuk mengantar kue ke komplek sebelah. Padahal tadi malam aku bilang belum mengantuk. Tau-tau sekarang udah nyampe pagi aja ya. Hehe... Gak kerasa.

"Yang pesan kue tante ini dia orangnya cakep Ra. Baik banget pokoknya orangnya tuh. Kamu pasti suka deh sama dia Ra." jawab tante dengan antusiasnya.

"Oh jadi itu ya alasannya ngajak ditemenin sama Raraa."

"Tapi belum tentu tuh dianya bakalan suka sama Rara. Lagian kok tumben-tumbenan sih tante nyariin aku jodoh. Kenapa?" selidikku. Heran aja.

"Karena dia orangnya baik. Jadi tante mau kenalin dia ke kamu." Aku belum sempat menjawab lagi, tante Riska malah nyuruh aku buat cepat-cepat jalannya. Yaudah, kebetulan memang kami berjalan kaki. Soalnya dekat, jadi kami pikir bisa diantar tepat waktu walau harus dengan jalan kaki.

Saat telah sampai di rumah tujuan, entah kenapa rasanya kok aneh. Hatiku dag dig dug tak karuan. Tapi kenapa ya? Aku hanya berusaha untuk terus terlihat tenang disini. Tante Riska sendiri sedang mengetuk pintu rumah yang memesan kue kami.

Dan kemudian dari balik pintu, ada seorang laki-laki menghampiri kami. Dia lumayan lebih tinggi dari aku. Kutebak tingginya sekitar 165 atau 168.

Aku gak tahu harus ngomong apa. Aku bingung dan aku gatau. Aku hanya diam sembari memberikan pesanan kue yang aku bawa. Lelaki itu sendiri pun hanya berbasa-basi dengan tanteku. Dia tak sama sekali menanyakan tentang aku. Jadi yasudah. Aku diam. Malu rasanya.

360 Hari Bersama RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang