28 • Exam

2.1K 340 105
                                    

Terhitung sudah 1 minggu semenjak kejadian di food court dan semuanya berjalan lebih baik.

Daniel tidak mengganggu Sejeong lagi, bahkan Jihyo pun meminta maaf pada Sejeong.

Tidak ada yang tau kejadian hari itu kecuali 3 orang yang terlibat dan 1 orang lainnya, yaitu Ten.

"Jangan ngelamun"

Joy tersentak saat sebuah telapak tangan menutupi wajahnya.

"Doyoung!" dengan kesal, Joy menjauhkan tangan Doyoung dari wajahnya, membuat Doyoung terkekeh.

"Lo ngelamunin apa sih, bukannya belajar, utsnya besok lho"

Joy menghembuskan nafas pelan.

"Sorry, gue abis mikirin negara, Doy, pusing"

"Ngaco" Doyoung menyentil dahi Joy pelan.

"Ihhh kekerasan dalam belajar!"

"Terserah lo" Doyoung memutuskan untuk melanjutkan kegiatan membacanya, membuat Joy cemberut.

"Jangan belajar sendiri dong!"

"Ya abis lo daritadi ngelamun"

"Hmm iya iya, ini belajar"

Joy menggeser tubuhnya lebih dekat pada Doyoung.

"HEH KENAPA GUE DIBUNUH?!"

"KEPENCET SUMPAH"

"WOY WOY JANGAN GOSIP DULU, INI SELAMATIN GUE"

"SIAPA YANG GOSIP ANJIR"

Joy berdecak kesal.

"MAINNYA JANGAN SAMBIL TERIAK"

"GAK BISA, KAK"

Doyoung menahan tawanya melihat Joy yang kesal.

"Padahal udah gue usir mereka ke ruang tamu, tapi kayaknya gak ada bedanya sama tadi"

Jadi, saat Joy dan Doyoung baru saja mulai, tiba-tiba datang pasukan Haechan.

Mereka dengan santainya mabar di ruang tengah. Padahal disitu jelas-jelas ada Joy dan Doyoung yang sedang belajar. Oleh karena itu, Joy mengusir adiknya dan komplotannya untuk pindah ke ruang tamu.

Tapi ternyata tidak berguna sama sekali.

"Doy, belajar di kamar gue aja lah"

Doyoung bingung harus menjawab apa.

"Lo tau kan gue gak bisa belajar kalo berisik"

"Hmm"

"Ayo" Joy membereskan barang-barangnya.

"Gak ada tempat lain?"

"Ada, dapur. Yakali, yang ada gue malah makan bukannya belajar"

Doyoung menghela nafas pelan lalu mengangguk. Ia lalu mengikuti Joy menuju kamar gadis itu yang ada di lantai dua.

"Lo tunggu dulu bentar ya, gue mau bawa Zilo, hehe" Joy keluar, meninggalkan Doyoung yang sudah duduk di karpet.

"Gak banyak yang berubah" gumam Doyoung pelan sambil mengamati kamar Joy.

Dulu Doyoung sering masuk ke sini, sebelum Doyoung sadar kalau mereka sudah semakin dewasa.

"Liat Ziloo, ada papah ke-6" Joy masuk sambil menggendong Zilo.

"Apa banget anjir papah ke-6"

"Hahaha ya kan emang bener, Zilo punya 21 papah" Joy tertawa sambil mengelus Zilo.

H O T & Y O U N G ✔Where stories live. Discover now