18

91 14 0
                                    

"Tanjirou, kau tak apa?" Tanjirou mencoba duduk, hidungnya masih terasa sangat perih. Perih sekali.

(Y/n) melepas syal-nya, dan memberikannya pada Tanjirou.

"Pakailah syal-ku untuk menutup hidungmu. Bertahanlah sebentar lagi, bala bantuan medis akan segera datang," (Y/n) tersenyum. Matanya yang sekarang terlihat sayu menatap Tanjirou dengan sejuta kekhawatiran.

Tanjirou melilitkan syal tersebut sampai menutupi hidungnya, ia merasa lebih baik.

"Nah, sekarang kita berdua sendiri kan? Sekarang katakanlah apa yang ingin katakan" (Y/n) tersenyum manis, seolah itu bukan dirinya sendiri.

Tanjirou menggeleng, tidak ada hal spesial yang ingin ia katakan pada (y/n) secara personal.

"Oh ayolah, tentang kesan pertama mu padaku mungkin?" Tanya (y/n) penasaran.

Tanjirou terdiam, menatap Zenitsu yang masih tidak sadarkan diri.

"Sebenarnya..."

(Y/n) tertoleh kearah Tanjirou setelah ia mengatakan satu kata, mata (e/c) bergelora kontras.

"Aku rasa kau itu orangnya baik, namun lingkungan mu memaksamu memiliki kepribadian yang memberontak. Sudah, itu saja..." (Y/n) tertawa kecil, dan menoleh kearah lain seraya melatunkan nada yang ia tahu.

"yume no Meiro, garasu no Choucho tachi wa..."

"sasoi nagara, saso wa reteru... Yubi de, kowaresou ni habataki. Naisho no romansu anata no kanjitai no ni, mada setsunaku mitsumeru dake..."

(Y/n) terhenti, mengetahui bahwa tanjirou menatapnya. (Y/n) tersenyum untuk yang kedua kalinya.

"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya (y/n).

"Tidak, hanya saja aku tidak tahu kalau kau memiliki suara indah."

(Y/n) tertawa kecil.

"Semua orang yang belum mengenalku biasanya berkata seperti itu," (Y/n) memalingkan pandangannya ke badai salju yang masih menerjang diluar Goa.

***

Sling! Ctang! Slash!

Suara benda keras yang beradu terdengar (walaupun Samar-samar) di antara gaduh nya badai salju.
Maika menatap tajam iblis didepannya, dan mulai memutar otaknya untuk menyiapkan strategi.

"Ada apa? Kau takut? Haha! Jangan bercanda, seharusnya Kisatsutai sekelas Hashira sepertimu..."

"Apa kau bodoh? Aku memang Hashira"

Maika mengeluarkan suara yang berat. Dan perlahan mengangkat kepalanya untuk menatap Iblis didepannya.

Salah satu dari kedua mata tersebut, (mata kanan) merubah warna pupilnya. Pupil yang awalnya berwarna biru, berubah menjadi kuning menyala.

"Tidak—, seharusnya seorang Hashira tidak memiliki kekuatan sebesar—"

"Hn, kau benar-benar bodoh. Aku adalah seorang Hashira, dan aku Adalah Herrscher"

 Aku adalah seorang Hashira, dan aku Adalah Herrscher"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
 START!! (Kimetsu no gakuen x reader)Where stories live. Discover now