Chapter 46

916 81 6
                                    

Pelayan dan para dayang di istana permaisuri tampak sibuk karena permaisuri akan melahirkan hari ini setelah mengeluarkan air ketubannya, sedangkan dari pagi kaisar Zhao tidak berada di istana untuk menyambut Raja Hyun Syik yang di lantik menjadi raja sebulan yang lalu.

Pangeran Qiang tampak berdiri di depan pintu kamar fang yin dengan cemas, mencemaskan keadaan fang yin yang sedang berjuang melahirkan anaknya. Tiba tiba terdengar suara jeritan dari dalam kamar fang yin, pangeran Qiang ingin masuk ke dalam namun ia teringat dengan pesan tabib wanita yang membantu fang yin agar dirinya tidak masuk ke dalam karena akan mengganggu proses melahirkan.

Sedangkan di dalam kamar, fang yin hampir terkuras habis tenaganya, tabib wanita yang tidak di kenalnya menyuruhnya terus mengejan agar sang bayi dapat keluar.

Dengan seluruh tenaga terakhirnya, fang yin mengejan dan menjerit dengan lantang, terdengar suara bayi menangis membuat fang yin membuka kedua matanya dengan berat.

"Seorang pangeran," bisik salah satu pelayan yang sedang menggendong bayi fang yin.

"Apakah aku bisa melihat putraku?" Tanya fang yin dengan lemah.

"Mengapa ia masih sadar?!!" Tegur tabib wanita itu dengan garang ke pelayan yang membantunya.

"Maafkan saya...."

Tanpa menjawab ucapan pelayan itu, tabib wanita itu mengambil kain dari balik bajunya lalu dengan cepat menutupkan kain itu ke hidung fang yin yang memberontak sebentar hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian

Perlahan fang yin membuka kedua matanya, ia melihat kaisar zhao sedang duduk di sampingnya dengan menggenggam jemari tangannya.

"Syukurlah kau sudah sadar, aku sangat mencemaskan mu!" Ucap zhao dengan lega.

"Dimana putraku?" Tanya fang yin dengan lemah.

Zhao terdiam, wajahnya terlihat suram namun bibirnya berusaha tersenyum.

"Bayi kita perempuan, ia meninggal dunia karena paru parunya penuh dengan air ketuban," Jawab zhao dengan sedih.

"Tidak.....itu tidak benar......!"

Zhao membelai rambut fang yin dan mengucapkan kata kata menghibur agar fang yin tidak terlalu sedih.

Fang yin mendorong tubuh zhao lalu dengan susah payah ia duduk sambil menahan rasa sakit.

"Aku tahu putraku masih hidup, dimana putraku!!!" Sahut fang yin dengan wajah pucat.

"Hou er! Saat putri kita lahir, kau jatuh pingsan! Jadi kau tidak tahu jenis kelamin anak kita"

"Tapi aku mengerti bahwa kamu menginginkan seorang putra, kita pasti akan mempunyai seorang putra seperti yang kau inginkan," ucap zhao mencoba menghibur fang yin.

Fang yin menggeleng dan airmatanya jatuh mengalir membasahi kedua pipinya.

"Keluar.....!"

Zhao tersentak mendengar fang yin mengusirnya.

"Aku ingin sendirian, ku mohon...."

Zhao mengangkat tangannya untuk membelai pipi fang yin yang basah oleh airmata namun fang yin memalingkan wajahnya hingga tangan zhao yang terulur berhenti.

"Beristirahat lah, jaga kesehatanmu!" Ucap zhao yang kemudian berdiri lalu melangkah pergi.

Empat hari kemudian

Dengan mengendap endap, fang yin yang menggenakan baju serba hitam keluar dari istana melalui jalan rahasia, hanya ia dan zhao yang mengetahui jalan itu.

"Aku harus menemukan tabib sialan itu, dia pasti menyembunyikan putraku, jika dia menyakiti putraku, aku akan menghukumnya dengan hukuman yang membuat nya mati secara perlahan dan menyakitkan!" Janji fang yin dengan geram.

Beberapa hari yang lalu fang yin meminta dayang liu untuk mencari tahu dimana tabib wanita itu tinggal, dan akhirnya iapun berhasil mendapatkan alamat tabib itu.

Fang yin membuka pintu rumah tabib itu yang ternyata tidak di kunci.

Sebuah bayangan berkelebat membuat fang yin terkejut, ia segera masuk ke dalam rumah, dan iapun tersentak saat menemukan tubuh tabib itu di lantai dengan bersimbah darah, lehernya nyaris terputus.

"Putraku.....aku harus menemukan mu!!" Ucap fang yin dengan sedih.

Sedangkan di pinggir kota tampak seorang anak kecil sedang menggendong bayi yang masih merah, tadi siang ia berhasil mendapatkan ibu susu untuk bayi yang baru di tolongnya hingga bayi itu tidak menangis lagi, anak kecil itu adalah pangeran Qiang.

"Kamu harus bertahan!! Sebentar lagi kamu akan bertemu dengan ibumu," bisik pangeran Qiang sambil mengelap keringatnya, sudah seharian pangeran fang yin tidak beristirahat, karena ia ingin segera mengembalikan putra fang yin.

Flash back

Beberapa hari yang lalu setelah fang yin jatuh pingsan, tabib wanita dan dua pelayan yang di bayar oleh Yaoshan membawa bayi fang yin menuju ke hutan, tanpa sepengetahuan mereka pangeran Qiang naik ke belakang kereta kuda mereka dengan berpegangan erat ukiran kayu kereta.

Sesampainya di tengah hutan, kereta itu berhenti lalu tabib dan pelayan yang menggendong putra fang yin turun dari kereta.

"Apa kita akan membunuhnya?" Tanya pelayan itu dengan gugup.

"Taruh saja bayi itu di tanah! Hewan buas akan memakannya, atau semut yang akan membunuhnya," Jawab tabib itu dengan cepat.

Pelayan itu perlahan membungkuk lalu meletakkan bayi fang yin ke tanah dengan beralaskan selembar kain.

"Ayo kita pergi, sebelum kemalaman!" Ujar tabib itu yang kemudian berbalik dan berjalan menuju ke keretanya.

Pangeran Qiang yang bersembunyi di balik pohon segera keluar setelah melihat kereta kuda tabib itu tidak kelihatan.

Dengan pelan dan hati hati, pangeran Qiang merengkuh bayi fang yin lalu menggendong nya.

"Ku harap kamu tidak lapar, karena aku tidak tahu harus memberi kamu makanan apa!" Ucap pangeran Qiang berbicara sendiri.

Akhirnya pangeran Qiang beranjak pergi untuk keluar dari hutan.

Off back

Pangeran Qiang akhirnya memutuskan untuk beristirahat di depan sebuah rumah makan yang sudah tutup, setelah duduk, pangeran Qiang menyandarkan punggungnya di dinding. Rasa nyeri di kaki dan seluruh tubuhnya terasa tidak tertahankan, namun ia berusaha menahannya, belum lagi rasa lapar yang melilit perutnya.

Perlahan ia menunduk untuk melihat putra fang yin. Bayi itu tampak sedang tidur karena kekenyangan setelah minum susu dari seorang ibu yang kebetulan juga memiliki anak yang masih menyusu.

"Kita akan segera bertemu dengan ibumu....." Ucap pangeran Qiang yang akhirnya jatuh pingsan.

Apakah fang yin akan bertemu dengan putranya?

Kasih semangat dengan vote agar aku bersemangat menulis kelanjutan cerita fang yin.

Terimakasih vote dan follownya

Fang YinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora