Jealous

986 83 5
                                    

Namjoon POV

Aku tidak tau mengapa aku masih melakukan rutinitas bodoh ini. Setiap pagi ketika baru tiba di kantor, aku pasti akn membuka laci mejaku yang paling atas dan memeriksa sesuatu disana. Entahlah, apa karna refleks? Mungkin saja, karna aku nyaris melakukan kebiasaan itu selama hampir 3 bulan belakangan.

Berawal dari awal bulan july, aku mulai mendapat sepucuk surat dari anonim. Isinya sederhana, hanya berisikan ucapan selamat pagi dan memberi semangat saja. Namun lama kelamaan orang itu mengirimkan bunga di meja kerjaku, kemudiam beberapa coklat kesukaanku, kadang juga kopi yang diletakkan rapi di atas mejaku. Jujur saja aku penasaran, siapa orang misterius ini? Apa maksudnya, apa dia menyukaiku atau bgaimana? Ah.. aku jadi besar kepala.

Aku berkali-kali mencari tau. Mulai dari datang lebih awal di pagi hari, berharap bisa menangkap basah si anonim ini, tapi tidak pernah berhasil. Aku juga menanyakan hal ini kepada beberapa OB di kantor, siapa tau mereka tau apakah ada orang asing yang menyelinap masuk ke dalam ruanganku pagi hari, namun tak ada yang tau. Aku juga sempat menyelidiki toko bunga yang menjual bunga lily seperti yang selalu dikirimkan si anonym ini, tapi hasilnya juga nihil.

Well, sepertinya pengagum rahasiaku ini cukup pandai menjaga rahasia dan menyembunyikan identitas. Awalnya aku menganggap hal ini sebagai keisengan belaka, tapi lama kelamaan aku jadi penasaran. Si anonym ini tak berhenti mengirimkanku surat selama hampir 3 bulan, dan aku merasa tak terganggu sama sekali. Justru aku merasa nyaman, karna surat pagi harinya benar-benar membuatku bersemangat. Isi suratnya terkadang membahas tentang hal-hal random yang aku sukai, kadang juga cuaca, ataupun kebiasaan-kebiasaan yang selalu aku lakukan. Aku nyaman, merasa anonym ini begitu mengenalku. Aku berharap bisa menemukannya segera, karna aku ingin mengenalnya lebih jauh.

Hingga 2 minggu yang lalu aku sedikit mendapat pencerahan. Rekan kerja satu divisiku bernama Sejeong, kebetulan menampakkan ciri-ciri yang sesuai dengan anonym. Awalnya aku mencium aroma parfum twilly, parfum yang pernah dikirkmkan si anonym kepadaku. Aku mencium aroma itu dari Sejeong ketika berpapasan dengannya di kantin. Awalnya aku tak ambil pusing dan menganggapnya kebetulan semata, namun selanjutnya aku mengetahui fakta bahwa Sejeong suka bunga lily. Hoseok membantuku mencaritahu tentang ini. Hoseok adalah rekan kerja sekaligus sahabatku, hanya Hoseok yang tau tentang anonym, dan aku selalu berbagi cerita dengannya, termasuk tentang Sejeong.

Hoseok membantuku mencari tahu tentang Sejeong yang suka bunga lily, dan itu benar. Menurut teman Sejeong, Sejeong mendekorasi meja kerjanya dengan bunga lily, Sejeong bahkan mempunyai beberapa baju bermotifkan bunga lily. Menurut Hoseok, Sejeong adalah si anonym. Awalnya aku ragu namun akhirnya aku yakin bahwa Sejeong adalah pengagum rahasiaku dan aku berusaha mendekatinya.

"Dekati dia, wanita tidak mungkin mendekati duluan. Dan jangan katakan apapun tentang surat dan lainnya, kau akan membuat Sejeong tidak nyaman. Dekati dia secara natural, seolah-olah kau tak tau tentang anonym. Kalau tidak dia mungkin akan merasa malu."

Ya. Ucapan Hoseok memang ada benarnya. Setelah aku yakin Sejeomg adalah si anonym, aku langsung mendekatinya. Aku meminta bantuan Hoseok untuk mengenalkan kami, karna Hoseok itu mudah bergaul dan easy going. Setelah berkenalan aku sering mengajaknya makan siang bersama, mengantarnya pulang, dan memberinya beberapa hadiah. Aku bersyukur Sejeong merespon dengan sangat baik. Bahkan kata temannya, Sejeong menyukaiku sejak dulu. Well, itu memudahkan segalanya untukku bukan? Selama mendekatinya aku tak pernah menyebutkan tentang anonym, aku merasa belum waktunya, dan aku menjaga perasaannya seperti kata Hoseok. Alu menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan cinta pada Sejeong, meskipun semua oramg sudah tau gerak-gerikku, bahkan aku yakin Sejeongpun sudah tau bahwa aku sedang menunggu waktu untuk menyatakan cinta padanya.

Hoseok selalu mendesakku untuk segera menyatakan cinta pada Sejeong, namun entah mengapa aku urung melakukannya. Aku sendiri tak tau alasan pastinya. Aku bahkan tak tau mengapa hatiku sedang kacau belakangan ini. Aku kehilangan fokus, dan mungkin inilah alasan utama mengapa aku masih urung menyatakan cinta pada Sejeong.

Namjin OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang