Part 1 - Mereka Meninggal dan Hilang

2.3K 59 39
                                    

BUAT YANG NANYA PART 2, TENTANG KEMANA SI MAHESA MENGHILANG?
KELANJUTANNYA GAK AKU POST DI SINI KARENA MAU TERBIT BUKU 🙏 . YANG PENASARAN SAMA CERITA SELANJUTNYA AKU INFOIN NANTI LINK NYA

Sulit bagiku melupakan Mahesa, pria yang pernah menjadi salah satu orang yang penting di hidupku meski pada akhirnya dia menyakiti hatiku. Dua tahun lamanya kami menjalin hubungan saat duduk di bangku kuliah dulu. Selama itu pula aku tak pernah main-main dengan perasaanku. Namun nyatanya berbeda dengan Mahesa yang hanya menilaiku, Gayatri Kusuma, sebagai cinta sesaatnya, dia justru diam-diam menjalin hubungan dengan perempuan yang ternyata masih sahabatku juga, namanya Febby.

Aku, Febby, Mahesa, Joe, dan Robby terbentuk menjadi geng dengan sendirinya saat kami satu universitas. Menyakitkan memang, saat kutahu dia menjalin hubungan dengan Febby. Awal semua rahasia hubungan ini terungkap adalah saat kami melakukan pendakian ke Gunung Iswara, salah satu gunung yang bisa dibilang paling rimba di Pulau Jawa.

Hari itu, saat detik-detik terakhir hembusan napasnya, Robby baru mengungkapkan rahasia perselingkuhan ini setelah sekian lamanya ia tutup-tutupi dengan alasan menjaga nama persahabatan.

Ya, Tragedi Gunung Iswara yang takkan pernah bisa aku hapus dari ingatanku. Bahkan menjadi trauma yang sangat mendalam. Seminggu lamanya TIM SAR melakukan pencarian hanya berhasil menemukan aku, jasad Feby, jasad Robby, dan jasad Joe. Ini adalah tragedi paling mengerikan dalam hidupku. Tragedi Gunung Iswara 4 tahun yang lalu. Tahun-tahun dimana harusnya aku menikmati masa-masa remaja yang indah bersama mereka namun harus berakhir karena panggilan Tuhan. Satu per satu mereka meregang nyawa di sampingku ditambah Mahesa yang menghilang entah kemana.

Dingin, lelah, tangis, pilu, dan rasa sedih semua bercampur aduk di ragaku. Bahkan aku sendiri hampir putus asa saat mengalami kelelahan hebat sampai-sampai tak sadarkan diri. Namun ternyata Tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup.

Semua ini berawal dari rencana perayaan ulang tahun Mahesa yang ke- 23 dimana waktu itu kami sepakat untuk mengabulkan satu keinginannya di hari yang sangat istimewa itu.

"Gue pengen ajak kalian semua naik gunung pokoknya!" kata Mahesa dengan girangnya.

Awalnya aku sempat ragu untuk mengiyakan keinginan Mahesa karena sedari awal menjalin hubungan dengannya pun sebenarnya aku selalu berat hati jika dia dan Joe pergi mendaki gunung. Di mataku, mendaki gunung adalah hal yang sangat membahayakan dimana seseorang bisa saja bertemu hal-hal yang bisa mengancam nyawa mengingat posisinya yang berada di tengah hutan belantara. Namun nampaknya Feby dan Robby merasa senang dengan ajakan Mahesa.

"Wah, boleh banget tuh, Sa. Gue dari dulu sebenernya penasaran juga kayak apa sih rasanya naik gunung. Pengen jadi adventurer gitu gue, hahaha," kata Febby.

"Iya, sama gue juga. Tapi point utama gue sih pengen take a pic di samudera awan, hihihi. Biar kayak di Film 5 Cm itu loh," kata Robby dengan semangatnya.

"Tapi, Sa. Aku, Feby, sama Robby kan belum pernah naik gunung. Nanti ba...."

"Tenang aja, kan ada aku sama Joe. Yang penting adalah persiapan fisik kalian harus matang, ya. Mulai sering olahraga seminggu ini, untuk barang-barang apa aja yang perlu dibawa nanti aku sama Joe buat daftarnya dulu," kata Mahesa memotong ucapanku.

"Siap 86!" timpal Feby langsung.

"Omong-omong, mau bawa tenda berapa kita, Sa?" tanya Joe.

"Kita kan cuma berlima, satu tenda aja cukup sih harusnya. Lagian setahu gue lahan tenda di puncak Iswara agak sempit."

"Hah? Lu serius mau ajak ke Gunung Iswara? Itu gunung masih rimba banget, Sa. Masih jarang pendaki," kata Joe dengan mata terbelalak.

"Justru itu, Joe. Biar lebih kerasa petualangannya, enakan sepi Joe kalau naik gunung tuh, lu rame-rame sama aja kayak di pasar. Nanti jalan santai aja kita. Perkiraan cuma 8 jam perjalanan ke puncak. Gunung pendek kok."

(Sudah Terbit) Empat Jiwa dalam Dekapan Gunung IswaraWhere stories live. Discover now