When We'll Be Together *Special 7th TVXQ Anniversary*

37 0 0
                                    

"I'm holding back the tears, mugeopji anhge naui maeumeul maego georeoyo, gakkapjinahgo meolji anheun gose, dareun naega seo-ittjyo nan ulji anhayo....."

Seorang pemuda melantunkan lagu ini dengan pelan sekali. Bahkan suaranya nyaris tak terdengar. Entah karena dia sedang di tempat umum atau karena tertahan oleh air mata –nya sendiri. Setiap satu hembusan napas akan diikuti oleh satu isakan. Matanya lirih menatap keluar jendela. Meskipun kereta yang ia naiki saat itu memperlihatkan pemandangan yang indah tapi tampaknya laki-laki itu tidak peduli. Dia begitu terhanyut dalam pikirannya sendiri juga alunan lagu yang didengarnya.

"Hyungdeul....bogosiposso," gumamnya sambil menggigit bibir bawahnya yang saat itu bergetar. Kemudian dengan punggung tangannya dia menyapu tetesan air mata yang keluar. Tapi percuma karena semakin dihapus air itu malah terus mengalir. Kini isakannya malah semakin terdengar. Dia pun menyerah dan membiarkan tangisannya semakin deras. Seluruh perasaannya seolah dapat tercurah dengan itu semua. Perasaan kesal, geram, marah, sedih, ditumpahkan saat itu juga. Perasaan yang selama ini selalu ia tahan. Seorang pria juga jadi lemah kalau sudah seperti ini.

Dia pun melirik pada pria di sebelahnya yang sudah tertidur pulas sejak awal berangkat. Pemuda itu tersenyum hambar. Lalu bergumam lagi dalam tangisannya, "Yun Ho hyung gomawo, kau tetap di sini bersamaku....aku tahu kau sama terpuruknya sepertiku dan yang lain...hyung ah, jeongmal gomawo"

Akhirnya dia memutuskan untuk memejamkan matanya. Membiarkan setiap alunan lagu bisa menuntun perasaannya.

--------------------------------

"Di mana ini?"

Aku berusaha mengerjapkan mataku berkali-kali berusaha mengenali tempatku saat ini. Seingatku tadi aku masih berada di dalam kereta bersama Yun Ho hyung. Aku mengedarkan pandanganku. Mengamati setiap sudut. Tanpa kusadari dahiku berkerut. Tapi tempat ini juga tidak asing untukku.

"Chang Min ah!!"

Seseorang memanggilku. Selain tempat yang sangat kukenal aku juga mengenal suara ini. Ya tidak salah, aku kenal suara ini; Jae Joong hyung.

Bibirku langsung mengulas sebuah senyuman. Senyum tulus yang sudah lama tidak menghiasi bibirku. Jujur aku senang bisa mendengar suaranya secara langsung. Aku sangat merindukannya. Tanpa pikir panjang aku segera berbalik untuk menatapnya. Aku kembali mengernyit begitu melihatnya. Aneh. Aku ingat seratus persen kalau itu adalah rambutnya saat kami debut. Otakku berusaha bekerja dengan cepat, mungkin dia ingin mengenang masa itu. Aku tidak peduli yang penting sekarang dia ada di hadapanku.

"Hyung!" aku mencoba menyongsongnya.

Tapi sepertinya dia begitu tergesa-gesa. Dia berlari ke arahku dan.....'whooooosss'. Eh? Aku belum mati, tapi kenapa Jae Joong hyung bisa melewatiku begitu saja? Aku tertegun untuk beberapa detik. Kemudian aku pun kembali berbalik mengikutinya.

"Chang Min ah.....apa kau sudah gila?" ujar Jae Joong hyung. Nada suaranya dinaikan. Sepertinya dia sangat marah. Aku juga begitu jelas mendengarnya menyebut namaku. Aneh.

Aku memerhatikan dengan seksama. Jantungku berpacu dengan pemandangan ini. Orang yang berdiri di sana itu adalah Yun Ho hyung, Yoo Chun hyung, Jun Su hyung, Hyuk Jae hyung –manager kami–, beberapa staf SM Entertaiment, Lee Soo Man ajushi, dan dan....tidak mungkin AKU??

"Tidak hyung, aku serius," ancam Chang Min.

Tunggu, kalau dia Chang Min....lalu siapa aku? Kenapa mereka tidak menyadari keberadaanku? Ini seperti di dalam film atau fanfic di mana kau terlempar ke masa lampau. Sama sekali tidak masuk akal. Otakku berputar lagi dengan cepat memikirkan yang terjadi saat ini. Aku berusaha mencari penjelasan dari semua ini. Tetap saja tidak masuk akal. Tapi setelah kupikir lagi. Dari pada itu, aku benar-benar merindukan masa-masa ini. Jika ini mimpi aku tidak berharap untuk dibangunkan.

When We'll Be TogetherWhere stories live. Discover now