4.benar-benar kenalan

3 2 0
                                    

Please play mulmed while you read

Matahari mulai terbenam membentuk lembayung jingga yang selalu indah untuk dilihat, yang juga selalu menemani perjalanan manusia ke rumah setelah melewati hari yang penat. Seperti Jungkook dan Kara saat ini.

Sebelumnya memenuhi acara pergi makan siang atau lebih tepatnya makan sore karena sangat-sangat telat dari jam makan siang, di restoran mahal ajakan traktiran Jimin sebab mendapat gaji pertamanya. Gelar sarjana yang Jimin dapat akhirnya terpakai juga walaupun tetap dengan bantuan campur tangan papanya.

Saat akan pulang Jimin bilang tidak bisa mengantar Kara karena dapat panggilan mendadak dari atasannya, papanya sendiri. Akhirnya ia meminta Jungkook mengantar pulang Kara sampai flatnya dengan selamat, yang sebelumnya mengancam Jungkook untuk harus menemani Kara hingga sampai masuk ke dalam flatnya.

Jungkook tidak bisa berkutik, jika ia menolak permintaan Jimin, sahabatnya itu mengancam Jungkook mengembalikan uang makan traktirannya tadi. Jadi sama saja Jungkook membayar makanannya sendiri, Jimin itu terkadang keterlaluan.

Kara berjalan keluar dari minimarket diikuti Jungkook dibelakangnya yang mulai mensejajarkan, dengan kedua tangan Kara membawa cola untuknya dan susu pisang untuk Jungkook sebagai permintaan maaf atas tuduhannya kemarin katanya, "sorry."

Jungkook meraih susu pisang dari Kara namun matanya menatap aneh pada perempuan itu, "buat?"

"Kemarin gue udah nuduh lo penguntit," Kara berdeham menetralkan suara yang baru ia keluarkan sejak di jalan pulang bersama Jungkook tadi, "untung Jimin ngejelasin dan kasih tau."

Jungkook mengangguk setuju, "santai, lagian ga mungkin ada penguntit ganteng kayak gue gini." dan dengan santai melanjutkan menyeruput susu pisang pemberian Kara yang melotot kaget melihatnya dari samping.

"Percaya dirinya over banget," Kara menggeleng kepala syahdu, tidak menyangka jawaban yang keluar dari mulut Jungkook barusan masuk kategori pede abis, "ga heran lo bisa temenan sama Jimin, satu spesies ternyata."

"Spesies dikata gue orang utan."

" Oh, lo orang?" tanya sarkas Kara asik neguk cola yang dia beli tadi, sedangkan Jungkook mengelus dadanya mengucap dalam hati.

"Gue malaikat, ra." sahut Jungkook kalem juga menyuruput susu pisang yang tinggal setengah, sampai Kara yang sedang meneguk colanya menyembur semua yang sudah hampir masuk ke dalam kerongkongan.

Kara tertawa terkekeh dengan jawaban konyol Jungkook, "malaikat maut? Gue Ji Eun Tak." menjulurkan tangan kanan pada Jungkook yang juga ikut tertawa mengajak bersalaman.

Jungkook menyambut uluran tangan Kara pada dirinya dengan senang hati, "sepuluh tahun kemudian nanti kita pasti ketemu lagi."

Setelahnya Kara tertawa lebar yang diikuti Jungkook, masih dalam posisi di tengah jalan sepi dengan kedua tangan masih bertautan.

Waktu seperti berhenti berputar dan berjalan lambat setelahnya, membantu kedua mata Jungkook menelusuri semua titik wajah Kara dan diakhiri dengan senyum Kara. Jungkook menetapkan bahwa mulai saat ini ia mengagumi senyum yang baru pertama kali ia lihat itu.

"Lo itu malaikat maut apa Dilan anjir."

"Gue Jeon Jungkook, kalo lo?"

"Lo tau nama gue Kara, kenapa nanya lagi?" Kara sewot, untung Jungkook dikasih kesabaran tanpa batas walupun terkadang.

"Karena kita belum benar-benar kenalan." sahut Jungkook santai menginjak kemasan susu pisangnya yang sudah tak bersisa hingga tak berbentuk lalu ia buang ke tong sampah pinggir jalan.

Kara memukul pelan pinggang Jungkook yang menghindar dengan botol cola kosong miliknya, "ciri khas lelaki kerdus banget ya lo."

"Biar gue tebak, pasti nama panjang lo santan Kara?"

"Iya, panjangnya sun kara," sahut sarkas. Just Kara being Kara as always, "lo lahirnya di jamban ya? Soalnya nama lo jongkok." tambah Kara di akhir.

Jungkook terkesiap, baru saja dirinya menempatkan senyum Kara di posisi nomor satu dalam ingatannya namun ia coret kembali, mungkin.

Menampilkan senyum datar untuk perempuan di sebelahnya yang sangat-sangat kasar, judes, cuek. Baru kali ini Jungkook bertemu dengan makhluk sejenis Kara, biasanya perempuan lain akan menjerit histeris dan menatap mukanya lamat-lamat dengan mata berbinar seperti ingin melahapnya saat itu juga.

"Flat gue disana," tunjuk Kara pada bangunan 2 lantai berisi hanya 4 ruangan saja juga dengan cat yang mulai pudar karena pergantian musim, bahkan lampunya pun remang, "makasih udah nganterin."

Jungkook mengangguk santai tanpa menyangka Kara masih bisa mengucapkan terima kasih. Dirinya melangkahkan kaki menjauh setelah memastikan Kara sudah berhasil masuk ke ruangannya yang berada di lantai dua, terlihat dari jendela anak tangga yang diterangi lampu oranye.

Just Kara, perempuan yang baru hadir di hidup Jungkook dan mampu mengobrak-abrik perasaan Jungkook dengan gaya asal ceplas-ceplos miliknya. Perempuan yang ditemuinya di warkop langganan saat hanya membeli sekantung plastik teh hangat di malam hari.

Menendang kerikil yang menghalangi langkahnya untuk kembali ke rumah yang tidak pantas disebut rumah, mengacak rambutnya frustasi memikirkan harus kemana lagi ia jika tidak pulang ke tempat yang lebih pantas disebut neraka itu.

Memang ayahnya mengirim uang ke rekening Jungkook setiap bulannya, namun untuk apa selalu dikirimi uang jika tidak dimanusiakan. Sebab Jungkook tidak punya siapa-siapa selain ayahnya dan Jimin.

Mungkin sekarang, Kara sebagai tambahan.

•••

Ga bosen kan kaliannn?? :'(((

Getaway »jjkWhere stories live. Discover now