- 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂 -

206 23 2
                                    

gadis itu telah terbangun di esok pagi, ia sangat bersemangat untuk hari ini. dia mengetuk kamar orang tua nya yang kemudian di buka oleh sang ayah, tentu saja sang ayah masih dalam keadaan sedikit mengantuk.

"heum, ada apa azel? kenapa kamu bangun sangat pagi?" kata sang ayah seraya menatap putri kecil nya dengan pandangan bingung

"dad, ayo! ini hari pertama ku untuk bersekolah di hogwarts, kenapa kalian melewatkannya huh? aku sangat bersemangat tahu!" balas gadis itu dengan nada jengkel disertai wajah merajuk yang sangat lucu

"oh putri kecil ku sekarang sudah bersekolah ya? dad tidak menyangka nya" ucap sang ayah terkekeh

"iyap! aku juga bukan putri kecil, aku sekarang adalah gadis cantik!" kata gadis itu sembari memperlihatkan dress putih cantik yang ia kenakan

"baiklah putri kecilku, tunggu mom menyiapkan sarapan baru kita berangkat ya?" balas sang ayah seraya mengelus surai hitam putri nya

"okey dad" ucap gadis itu yang kemudian berlalu pergi ke taman bunga indah di manor nya

bersenandung ria seraya melangkah dengan lompatan kecil di sertai senyuman manis sang gadis cantik itu menuju kawasan taman bunga rahasia nya, ia menaiki ayunan disana dan mulai menggerakkan ayunan tersebut ditemani nyanyian merdu dari suara indah yang di miliki gadis itu.

perlahan namun pasti, dia bergerak kesana kemari melakukan dansa dengan sendirinya dan di iringi oleh nyanyian kecil. sejak dulu dia sangat suka berdansa, dia suka ketika dirinya terlihat anggun dan classy, dia memang jarang memiliki teman karena dia tidak suka berkeliaran keluar dari kawasan rumah dan lebih memilih untuk tinggal di taman-taman bunga indah miliknya. setelah lama menikmati kesendirian, gadis itu kembali memasuki manor untuk sarapan bersama kedua orang tua nya.

keluarga kecil itu makan dengan tenang, manor mereka memang sepi namun tidak pernah terasa dingin dan kaku, mereka selalu merasakan kenyamanan walau hanya bertiga. ah, sebenarnya tidak bertiga juga sih, karena sang ayah mempunyai satu peri rumah bernama 'grelda' dan peri rumah nya itu yang terkadang menemani skazela untuk bermain juga agar tidak kesepian.

📍diagon alley at 10.30 am

Mereka ; keluarga ruciara ber-apparate ke diagon alley, bermaksud untuk membeli beberapa perlengkapan sang gadis kecil. mata indah itu terus menelusuri setiap kata dan kalimat yang terdapat pada daftar barang-barang untuk di bawa ke hogwarts, tanpa sengaja ternyata dia menubruk seseorang! tamat lah dia, pikir nya dalam hati.

Dengan gerakan kaku dan sedikit gugup skazela perlahan mengangkat wajahnya dan menatap orang yang tadi ia tabrak. demi merlin, mengapa tubuh lelaki di depan nya sangat besar dan tinggi? serta jenggot dan rambut lelaki itu sangat-sangat panjang! apa-apaan ini, skazela sangat takut jika orang di depan nya ini berniat jahat.

"ehm! m-maaf kan aku, sir. aku sungguh tidak sengaja" ucap skazela sedikit tergagap seraya mengangkat wajah nya tinggi agar bisa melihat rupa lelaki itu

"oh, mrs. ruciara! senang bertemu dengan mu, tentu saja tidak apa-apa. tubuhmu kecil, tak terasa apa pun untukku" kata lelaki asing itu dengan senyum ramah nya

"bagaimana bisa kau mengenal ku?" balas skazela dengan memiringkan kepala nya sembari menatap polos ke arah lelaki itu

"tentu saja aku tahu! siapa yang tidak mengetahui keluarga mu? pure-blood yang dikenal sangat rendah hati dan tidak pernah memandang status darah" lelaki itu menjelaskan dengan semangat

"dan jangan lupakan, kau adalah murid hogwarts sekarang! perkenalkan, aku hagrid dan aku adalah asisten dari albus dumbledore! kurasa mom dan dad mu ada kesibukan, maka aku akan menemani mu melengkapi perlengkapan ya" ujar nya lagi menambahkan

"baiklah hagrid!" kata skazela seraya menampilkan senyum manis nya

di arah kiri dekat toko tn. ollivanders, ada seorang laki-laki dengan senyum manis menatap nya penasaran. tentu saja skazela tidak menyadari hal tersebut, sebab dia terlalu fokus pada peralatan yang akan dia beli.

"ekhem, hai" sapa lelaki sepantaran skazela dari belakang gadis itu

skazela yang sedang sibuk memilih beberapa buku justru malah mengabaikan sapaan itu dan tetap memfokuskan diri untuk mencari buku-buku menarik yang sekira nya bisa membantu pembelajaran dia di hogwarts, dia mengambil salah satu buku berjudul 'the chamber of secrets' coba tebak siapa yang tidak penasaran dengan hal-hal misterius? tentu saja gadis itu juga memiliki rasa ingin tahu.

"ah aku sudah membaca itu, menurutku itu hanya mitos belaka karena sampai sekarang pun professor dan staff di hogwarts masih belum bisa menemukan ruangan nya" kata lelaki itu lagi yang sedang berusaha menarik perhatian skazela

gadis bersurai hitam dengan kulit seputih salju itu menoleh perlahan ke arah lelaki yang tadi berbicara, kemudian mengamati perlahan dengan lembut agar lelaki di hadapan nya tidak tersinggung dengan penilaian itu. lelaki itu mengulurkan tangan perlahan kemudian tersenyum sampai memperlihatkan gigi rapih nya.

"kau pasti skazela ruciara! perkenalkan, aku draco malfoy." kata nya lagi seraya memperkenalkan diri ke skazela

"heum, hai mr. malfoy! senang bertemu dengan mu. tetapi maaf, bisakah kau ceritakan lagi tentang the chamber of secrets itu untukku?" ujar skazela dengan sedikit ringisan di akhir kalimat nya

"dengan senang hati, tetapi kau harus memenuhi satu syarat terlebih dahulu ya!" ucap draco menyeringai

"baiklah" kata skazela seraya mengangguk kecil

"jadi lah temanku, jadi lah sahabatku, dengan begitu aku akan mudah berbagi padamu" kata draco tersenyum tulus menatap skazela, menatap tepat pada mata kelabu gadis itu.

Author Note:
Maaf ya kalo draco nya ooc gitu, tapi gak sepenuh nya ooc kan? Draco setahu ku kalau sama pureblood mah baik :v

𝐍𝐨 𝐂𝐡𝐨𝐢𝐜𝐞Where stories live. Discover now