part 46

627 87 56
                                    

.

Yunseong berjalan menuju dapurnya dalam diam. Jam di kamar putranya sudah menunjuk pada angka 6 pagi. la tidak tidur semalaman.

la melangkahkan kakinya menuruni anak
tangga dengan membawa sebuah cangkir
kosong

Sesampainya didapur ia membuat
secangkir kopi ekspresso untuknya dan
membuat susu coklat hangat untuk putranya.

Setelah semuanya selesai, ia kembali
menuju kamar sang putra. Ia meletakkan
dot susu diatas kepala sang putra, agar nanti saat dia bangun dia tidak kesulitan untuk menemukan botol susunya.

Cklek

la menoleh dan menatap donghyun denganbtatapan kosong. "Kau harusnya mengetuk dulu" ucapnya dingin.

Donghyun tersenyum saja. Ia kemudian
berjalan memasuki ruangan tempat yunseong berada dan duduk disisinya. yunseong tengah sibuk memilih buku yang tidak diketahuinya untuk apa.

"yunseong kita perlu bicara"

"..."

"Aku ingin mengajakmu bicara semalam,
tapi kau tidak kunjung keluar dari ruang
kerjamu"

Yunseong menghembuskan nafasnya panjang

"Jika kau masih ingin membicarakan hal
yang sama seperti dua bulan, empat bulan,
enam bulan, atau bahkan satu tahun
yang lalu lupakanlah . Aku tak mau
membicarakannya"

Donghyun mengeluh panjang. "Kau tidak
mengerti. yunseong dengarkan aku. Kau-

"Aku. tak bisa melakukannya. Kumohon.
Aku tak ingin membahas ini lagi" ucap yunseong final. Ia kemudian mengangkat bokongnya dan meninggalkan kamar tidur Kevin dalam diam.

la berjalan menuju ruang kerjanya.
Menyingkap tirai, membiarkan secercah
matahari muncul dari timur memasuki ruang kerjanya.

Donghyun yang ditinggal sendirian menghela nafasnya. Ia kemudian menatap kearah Kevin yang masih terpejam dengan lelap.

la tersenyum. mengusap kaki besar bayi satu tahun itu dengan sayang.

"Kau tahu banyak yang mencintaimu kan,
Kevin?"

Kevin mulai bergerak gelisah dalam
tidurnya, membuat donghyun mengusap
perut buncit bayi satu tahun itu.

"Bisakah kau bilang pada daddymu, bilang
padanya untuk menyerah. Jika dia terus
keras kepala.. mungkin semuanya tak
akan berjalan baik" ucapnya. la kemudian
mengecup kening Kevin dengan lembut.

Setelahnya ia beranjak pergi meninggalkan kamar bernuansa biru tua. ia berjalan menuju kamarnya untuk bersiap pergi ke rumah sakit.

.

.

.

"Mma!"

Kevin berteriak dengan kencang. Saat
ia membuka mata ia tidak menemukan
siapapun disisinya. Hanya sebotol susu yang ditemukannya.

Prak!

la membuangnya. Melempar botol susu itu
dengan keras hingga membentur dinding. Ia kemudian mulai merangkak. Meninggalkan kasurnya.

"Yong yong! !"

Suara kecilnya terdengar begitu keras
menggema didalam kamarnya, matanya
menatap kearah pintu kamarnya, berharap akan ada yang datang dan menolongnya. la benci sendirian.

"Hiks.. hiks. Mma! Hiks."

la mulai menangis, air mata mulai jatuh
meninggalkan kelopak matanya. ia kemudian bergerak menuju laci laci dikamarnya, menjadikan laci itu sebagai alat bantu untuknya berdiri.

Hwangmini; Welcome BabyWhere stories live. Discover now