Bentuk Cinta #1

562 104 28
                                    


    "Kenalin kak nama gue Yuna."

    "Jeremy. Lo anak komplek sebelah kan?"

    "Iya, seberangan sama lapangan."

    "Oh, ya udah main deh baik-baik sama Nana."

    Aluna mendelik melihat teman sebangku nya itu, sedang mencoba pdkt dengan kakaknya. Rasanya ingin muntah melihat tingkah malu-malu Yuna.

    Tapi sayang, itu cuma kedok saja. Sosok Yuna yang sebenarnya belum terlihat, karena cewek itu sangat pandai menyembunyikan sifat aslinya.

    Setelah Jeremy pergi Yuna langsung menoleh ke arah Aluna. "Kakak lo ganteng."

    "Biasa aja."

    "Serius njir, tapi sekarang gue belum suka."

    "Jangan bilang …."

    "Nggak tau kalau nanti."

    "Lo Yuna bukan Dilan! Jijik banget gue denger lo ngomong kayak gitu."

    Yuna tertawa. "Kakak lo punya pacar ya?"

   "Tuh tau, udah nggak usah ngarep deh. Mereka dari kelas 1 SMA udah pacaran, paling putus nyambung. Nggak ada tempat buat lo."

    "Lo liat aja nanti."

    "Eh mau ngapain? Nggak usah aneh-aneh."

~~~

    Kak Jeremy

> Lo di mana Yun?
> Aluna udah sama gue di depan
> Buruan

Eh udahan? <
Ya udah gue otw <

   Yuna memasukkan ponselnya ke dalam tas, padahal dia kira temannya itu akan membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara.

    Cewek itu benar-benar lelah, memikirkan sampai kapan kedua temannya itu akan bersikap seperti ini? Mereka saling suka. Oke. Bagaimana Yuna tahu? Hanya melihat mata mereka saja Yuna tahu, Justin terlalu takut untuk jujur kalau dia sebenarnya ada bagian dari dirinya yang menginginkan Aluna. Sementara Aluna menganggap semua hanya hasil dari kebodohannya saja.

    "Duduk depan, gue bukan supir lo berdua."

    "Aluna duduk depan." Yuna menggerakkan dagunya meminta Aluna untuk pindah.

    "Lo aja." cewek itu langsung membuka pintu belakang dan masuk.

    Yuna akhirnya mengalah, lalu duduk di kursi depan. Susah emang berhadapan sama orang galau. Apa lagi cewek.

    "Abis ngapain sih lo? Lama amat?" Tanya Jeremy, mobil yang dikendarai olehnya mulai melaju meninggalkan gedung kantor.

    "Nungguin yang lagi mau ngobrol berdua, memberi privasi."

    "Sama si Justin?"

    "Iya, udah lo nggak usah nanya sekarang nanti di cekek dari belakang, bubar semua."

     Jeremy hanya berdecak, mereka akhirnya hanya diam sepanjang perjalanan. Namun Yuna menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sesudah mereka sampai tentu tidak saat Aluna berada di samping mereka.

    "Aluna mau ke rumah sakit dulu, lo balik sama gue."

    Cewek itu menganggukkan kepalanya, sebenarnya dia tidak terlalu merasa asing saat berkumpul bersama teman-teman Aluna, karena dia juga selalu diajak berbicara, hanya saja Yuna terlalu pandai membaca pikiran orang lain. Mereka juga sama canggung nya karena keberadaan Yuna namun tidak bisa mengabaikan cewek itu.

    "Pulang sekarang bisa kak?" tanya Yuna, sebenarnya mereka masih berkumpul di sana, hanya Aluna dan dua orang lainnya yang sudah pergi.

    "Sekarang? Kenapa?"

    "Gue ngantuk, tapi kalau lo nggak mau gue bisa pesan taksi."

    "Eh jangan, gue anterin kan tadi gue udah bilang."

    "Mau pulang sekarang kak?" tanya cewek berpipi chubby itu.

    "Iya, ngantuk banget."

    "Ya udah hati-hati di jalan ya kak."

    "Kak Jimmy, anterin sampai depan rumahnya terus tungguin sampai kak Yuna masuk ke dalam rumah."

    Jeremy berdecak. "Udah tau, dasar bawel."

~

    Yuna membuka seatbelt nya. "Makasih kak udah nganterin.

    "Nyantai aja kali, kan emang gue yang mau nganterin."

    Yuna hanya menganggukkan kepalanya. "Ya udah gue masuk duluan ya?"

    "Dih lo nggak nyuruh gue mampir dulu gitu?"

    "Mau ngapain, di rumah gue nggak ada apa-apa. Nggak ada yang bisa diliat juga."

    "Basa-basi dulu gitu."

    "Gue orangnya nggak suka basa-basi." Yuna membuka pintu mobil Jeremy, lalu keluar. "Sekali lagi makasih …."

    Jimin nahan lengan Yuna. "Jangan buat gue kebingungan kayak gini Yun. Lo sebenarnya cuma main-main aja atau gimana sih?"

    Yuna menghela napas, lalu menatap laki-laki itu. "Lo baru putus kan? Dari dulu juga lo kayak gitu. Putus nggak lama balikan. Gue nggak mau ngejalanin hubungan yang kayaknya itu. Gue emang suka sama lo, tapi lo bahkan nggak ada rasa sama gue, di mata lo,  gue itu kayak Aluna kan? Cuma sebagai adik. Jadi nggak usah nanya-nanya kayak gitu."

.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~
Hmmmmmm cuma mau bilang ternyata aku suka sad Ending hahahaha

𝑩𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂 0.4 [𝒀𝑼𝑴𝑰𝑵 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang