4

27K 547 20
                                    

"hei , kau akan menginapkan malam ini?" tanya Ahree. Aku berpikir dua kali, aku mengurungkan niatku. "Tidak, aku mau pulang ke rumah. Eomma telepon, sepertinya ada urusan." kata ku. Maaf Ahree aku harus banyak berbohong kali ini. "Oh, Ya sudah. Kalau begitu kita ambil barang-barangmu. Lalu aku akan mengantarmu pulang." kata Ahree.

"Terima kasih Ahree. kalau bukan karena mu, aku yakin dua hari ini tidak akan indah seperti ini." aku masih tersenyum. "Sama-sama. Lain kali kalau ada acara lagi, siap-siap saja dengan uangmu!" kata Ahree. Dia pergi menjauh dari pandanganku.

Aku melihat jam sudah menunjukan pukul 6 sore, masih ada 2,5 jam untuk berdandan. Aku sibuk memoles wajahku, berdandan semi formal terlihat sedikit sexy. Jantungku sangat berdebar-debar. "Kau mau kemana?" kata Jungwoo. Kata-katanya mengagetkanku, bagus lipstik yang aku pakai tidak berantakan karenanya. "Ada acara." kataku singkat masih merapikan dandananku. "Tadi bukannya kau sudah pergi? Mau kemana lagi?" tanya Jungwoo.

Aku siap-siap keluar, mendapatkannya berdiri di ambang pintu, "bukan urusan oppa, nanti akan ku ceritakan. Pergi dulu ya!" kataku mengecup dan meninggalkan bekas lipstik di pipinya. "Ya! Apakah kau akan menginap lagi?!" dia berteriak. "Sepertinya! Jangan tunggu aku!!" teriakku menjawabnya dan masuk ke mobil.

Jam menunjukkan jam 8..45, kurang 15 menit sebelum waktu yang dijanjikan. Aku masih duduk dalam mobil. Memencet nomor telepon yang tertera. "Semoga ini bukan bercanda." kataku, aku menarik napas dalam-dalam dan memencet dial.

Tut..tut.. "Yeoboseyo?" Suaranya, benar suara Jaemin. Dia tidak bercanda soal ini.

"Aku sudah di hotel, kau dimana?" tanyaku sedikit gugup.

"Oh atas nama Na Jaemin. Aku menunggumu."

Panggilan itu terputus, aku hanya mendapat misi untuk ke resepsionis hotel mahal ini dan bilang atas Jaemin. Aku masuk dengan langkah tegap walaupun sedikit takut. Hotel ini terlalu mahal dan berkelas, jadi setidaknya aku menunjukan kepercayaan diriku kalau aku juga sama berkelasnya dengan hotel ini.

"Atas nama Na Jaemin." ujarku. "Di kamar 804, anda sudah ditunggu nona." katanya. Aku melayangkan senyum tipis hormatku dan masuk ke dalam. Bunyi sepatu heels yang dipakai dengan dress miniku membuatku lebih percaya diri saat ingin memasuki lift. Apalagi dengan keramahan semua pelayan disini, sampai seorang pelayan yang memencetkan bellnya untukku. Mereka sangat profesional.

"8...0..4" ini dia kamarnya. Aku berada di ambang pintu dan memencet bel nya. Tidak ada yang menjawab. Memencet bel nya sekali lagi, masih belum ada yang menjawab. Saat aku buka pintunya, pintunya berhasil terbuka. Pintunya tidak dikunci? Sebegitu percayakah dia? "Permisi?" tanyaku. Kamarnya gelap.

"Oh kau sudah datang?" katanya dari arah yang jauh. Dia hanya berbalut bathrobe dan rambut yang basah, tatapannya sedikit sayup sambil meminum wine yang dipegangnya sedari tadi. Aku menelan ludahku, dia sangat tampan. Jujur aku semakin gugup, mencoba mengatur nafas ku. "Iya, seperti permintaanmu." aku tersenyum manis melihatnya.

Dia mendekati aku yang masih berdiri di ambang pintu, jantungku benar-benar ingin meledak. Mukanya sangat dekat dengan wajahku, bau khasnya maskulin dan manis. Benar-benar menunjukan kalau dia baru saja selesai mandi. Bathrobenya juga tidak tertutup rapat, dia membiarkan dada bidangnya terlihat. Namun nyatanya dia hanya ingin mengunci pintunya. Mungkin dia berpikir tamu yang diminta sudah ada di depan pintu. Dia tidak perlu menunggu lagi.

Dia menarik tanganku, "kenapa kau berdiri diambang pintu, cantik?" dan menyuruhku untuk duduk di kasur. Sedangkan dia berdiri melihatku dari atas sampai bawah. "Cantik dirimu." memujiku sekali lagi sama seperti saat di Fansign. "Hmm, terima kasih Jaemin." ujarku. Aku tidak bisa melihat wajahnya, benar-benar seperti kepiting rebus. "Kau mau minum?" menawarkan winenya untuk dituang ke gelas ku.

"Aku tidak bisa berhenti melihatmu." katanya sambil memainkan gelas winenya. "Mukamu sangat membuat candu." tambahnya lagi. Aku hanya diam mendengarkan celotehnya. Aku melihat ke arahnya, mukanya memerah. Setahuku dia tidak kuat dengan alkohol sedikitpun, namun kenapa sekarang menjadi anak nakal seperti ini. "Jaemin? kau ?" tanyaku. "Iya, aku mabuk." katanya. Dia berjalan ke arahku, "kenapa kau berbicara dengan Jeno sedekat itu?!" celotehnya. Aku tercekat. "Ya.. kan fansign? Aku ingin dekat dengan.." ucapanku terputus, bibirnya menekan bibirku yang berusaha menjelaskan alasanku. Tangannya menarik aku dan menahan tengkukku agar tidak bergerak. Dia melumat bibirku kasar, menggeledah seisi mulutku. Manis, manis wine itu berhasil membuat wangi mulut dan rasa seisi mulutnya manis.

Aku lupa untuk mengambil nafas, aku melemah dalam ciumannya. Terdengar lenguhan kecil yang keluar dari mulutku. "Jae.. mmpphhh" aku berusaha mendorongnya, aku ingin mengambil nafas, jantungku kepalaku tidak karuan.

"Apa? Kau mau menjelaskan apa sayang?" dia menahan badanku untuk tidak mundur. Kekuatan laki-laki memang lebih kuat dari pada perempuan. Dia sibuk mencium mukaku dari kening, pipi, hidung, mulut, dagu, leherku. "Kau tidak boleh terlalu dekat dengan mereka atau aku akan memberikanmu hadiah." katanya lagi memperingatiku. "Jaemin, stop dulu Jae.. hnggh." Jarinya terus mengelus tengkukku, bagian sensitifku.

"Mengerti tidak?" tanyanya, memastikan apakah aku mengerti dengan yang dikatakan atau hanya sekedar lewat saja. "iya , Jaemin. Sekarang lepas dulu..." kataku. Aku sedikit risih dengan yang dia lakukan. Dia tersenyum miring melihatku, "kebetulan kamu disini, aku ingin memberikan fans servis kepadamu. Pasti kurang kan?" tanyanya. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seductive Idol -Jaemin NCT 🔞Where stories live. Discover now