(13) Musuh

513 337 284
                                    

Happy reading 💞
Have fun gaiss :)

•••

"Inget ya, kamu punya aku dan itu pantas diakui!"

- Ziya Pradipta

••••

Langit memancarkan biru cerah yang alami. Ia menyambut baik aktivitas manusia di awal pagi. Tidak lupa, langit akan setia mengantarkan harapan manusia kepada sang pencipta. Begitu pula dengan gumpalan awan putih. Mereka berbondong-bondong mengisi kekosongan semesta.

Leta menyodorkan air mineral kepada anggota tim basket di stadion. Mereka sudah bekerja keras, sudah waktunya mereka merilekskan tubuh. Lagi pula terlalu memaksakan diri itu tidak baik. "Snack nya ada di sana, ambil aja sesuka kalian," lontar Leta mempersilahkan mereka mengisi perut dengan cemilan yang Leta bawa.

"Makasih ya, Le."

"Baik banget deh."

"Jadi candu dapet perhatian lo," goda mereka membuat Leta tertawa kecil.

Dipta menghampiri teman-teman yang lain setelah membereskan bola basket. Latihan hari ini cukup melelahkan. "Ta, kalau ketemu spek cewek yang kayak Leta, calling gua ya," bisik Toni dengan senyuman jahil.

Dipta mendengus lalu mendorong tubuh Toni agar tidak menghalangi jalan. Pria yang satu itu benar-benar menyebalkan. Tidak bisa menjaga mata jika bertemu wanita.

"Keliatan seru juga punya cewek kayak dia."

Seketika bola mata Dipta berubah tajam melebihi cakar elang. "Jauh-jauh lo dari cewek gua!" delik Dipta membuat Tini tertawa renyah. Menemukan wajah Dipta yang hampir meledak sangatlah lucu.

"Kalian lagi ngomongin apa?" tanya Leta yang ikut bergabung dengan

"Bukan apa-apa." Dipta meraih pergelangan tangan Leta lalu pergi dari sana.

Leta yang kebingungan hanya bisa pasrah kala langkahnya dituntun Dipta tanpa arah. "Kuat banget pegang tangan aku nya," ujar Leta di saat sadar genggaman Dipta tidak seperti biasanya.

"Kamu takut aku kabur ya?"

"Nggak, jangan ngawur."

"Terus kenapa nggak mau lepas dari aku?"

"Takut kamu diculik orang," jawab Dipta.

Mendengar jawaban Dipta yang terkesan posesif membuat suasana menjadi lucu. Sikap Dipta sekarang mirip sekali dengan anak kecil yang takut kehilangan permen miliknya. "Memangnya, siapa yang mau culik aku?" tanya Leta dengan niat menggoda Dipta.

"Mereka yang mau culik aku?"

Dipta menghentikan langkahnya lalu mengeluarkan tatapan mata tidak suka. "Menurut kamu siapa lagi kalau bukan mereka?" delik Dipta.

Terulang lagi untuk kesekian kalinya. Dipta yang bersikap serakah di hadapan saksi mata alam semesta. Selalu saja Dipta tidak puas dengan apa yang dimiliki. Arti kata berbagi benar-benar tidak diterapkan dalam kehidupannya. Intinya, apa pun yang dimiliki Dipta, seorang pun tidak boleh melirik.

Yahh, Dipta ialah penghuni neraka yang serakah.

"Seharusnya sih bagus kalau aku diculik."

"Kamu berani ya Le!"

Tawa Leta pecah seketika. "Bercanda Dipta. Aku punya kamu aja udah lebih dari cukup."

Dipta menekuk tubuhnya sedikit demi mensejajarkan tinggi badan Leta. "Tanpa Yoongi?" tanya Dipta memastikan posisinya di dunia Leta.

She's a Fangirl || Proses PenerbitanWhere stories live. Discover now