Chapter 7

484 20 31
                                    

Saat Maya terbangun dari tidurnya, dia menatap langit- langit kamarnya, tentu saja ini bukan kamar di Apartementnya, jika dia terbangun di Apartementnya, meskipun Rei masih tidur, tidak akan setenang ini suasananya, dia langsung bisa mendengar sua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Maya terbangun dari tidurnya, dia menatap langit- langit kamarnya, tentu saja ini bukan kamar di Apartementnya, jika dia terbangun di Apartementnya, meskipun Rei masih tidur, tidak akan setenang ini suasananya, dia langsung bisa mendengar suara- suara tetangga mereka, bunyi penggorengan yang beradu dengan peralatan masak, suara- suara orang bicara,  anak- anak yang menangis  bahkan jika tetangganya bertengkar ataupun suara mesin cuci.

Ugh..tentu saja aku tidak mendengar suara- suara itu, dan kamar ini, terlalu mewah... sepertinya aku tidak akan pernah terbiasa untuk hal- hal seperti ini, ini terlalu berlebihan untukku.

Maya merasa sangat rindu pada Rei, biasanya jika pagi- pagi begini Rei akan berteriak membangunkannya, mereka akan bergantian menggunakan kamar mandi, dan dia akan membantu Rei menyiapkan sarapan mereka, meski bisa dibilang dia hanya akan menemani Rei di dapur dan mereka akan membicarakan apa saja.

Maya memutuskan akan menemui sahabatnya itu, dan meminta pendapatnya, tentang tawaran Eisuke, untuk tinggal bersamanya, sejujurnya Maya juga tidak pernah yakin ingin tinggal disini, bagaimana mungkin, dia tahu nantinya itu hanya akan menimbulkan masalah, dan pada awalnya dia berfikir dengan tinggal bersama Paman Es Krim bisa menjauhkanya dari Masumi, menyelamatkan hatinya agar tidak semakin hancur tak bersisa, namun dengan kejadian kemarin malam dikamar ini, dia tahu akan semakin sulit menghindari Masumi jika dia tinggal disini.

Apa dia kembali ke Penthousenya tadi malam? Ah tentu saja dia kembali kesana, artinya aku tidak bertemu dengannya pagi ini kan? Jadi aku bisa bicara dengan Paman, aku akan sampaikan alasan agar aku bisa menolak tawaran Paman untuk tinggal disini.

Maya meregangkan tubuhnya dan melirik hampir pukul 6 pagi, dia berjalan ke jendela dan membuka gordyn, sesaat menikmati indahnya pemandangan taman disamping Mansion dan para pelayan sudah sibuk memulai pekerjaan mereka, ada yang menyiram bunga, memberi makan ikan, membersihkan kolam, menggunting dan membentuk bunga dia menghitung jumlah pelayan yang terlihat dari jendela kamarnya semuanya hampir 8 orang, belum lagi yang bekerja didalam rumah, koki, pelayan  dan supir.

Astaga tidak mungkin Paman bisa kesepian dengan jumlah pelayan sebanyak itu, Gumam Maya

Maya segera masuk ke kamar mandi, dia tersenyum getir bahkan ukuran kamar mandi di Mansion ini lebih luas dari pada ukuran apartementnya.

Ck, pantas saja orang kaya selalu menganggap dirinya sama dengan Dewa. bahkan kamar mandinya pun bisa dibuat untuk tidur.

 bahkan kamar mandinya pun bisa dibuat untuk tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FIGHT FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang