Happy Reading !!
Hyuuga Hiashi butuh aspirin untuk meredakan sakit kepalanya.
Tidak, tidak! Ia tidak butuh itu karena mabuk.
Ada hal yang lebih memusingkannya, daripada sekedar alkohol.
Apa lagi kalau bukan anak bungsunya, gadis kesayangannya yang senang mencari perkara.
Hinata berdiri di hadapannya, dengan wajah tegas yang menjelaskan seberapa keras gadis itu tidak mau menuruti perkataan ayahnya yang memintanya untuk tetap di gereja saja.
Hiashi tidak bisa menyalahkan Neji sepenuhnya, karena Hinata bisa lebih mengintimidasi dari siapapun juga.
Sudah terlanjur basah, berenang saja sekalian.
Lagipula, Hinata sudah terlihat baik-baik saja selama dua bulan menjalani perawatan di gereja.
Menghela napas, "Baiklah. Kau bisa bergabung lagi, Hinata." Katanya, menyerah dengan keinginan putrinya.
Senyumnya mengembang, melirik ke arah Neji yang berdiri di sampingnya.
Lelaki itu rasanya gemas bukan main, rasanya ingin memasukkan Hinata ke karung dan menyimpannya.
Sebenarnya siapa sih yang ditiru Hinata sampai bisa senekat dan keras kepala begini?
"Kumpulkan semua anggota level empat, Asuma. Kita bicarakan misi ini!" Perintahnya.
"Baik, marsekal."
Asuma yang selaku Letnan Jenderal, dimana posisinya berada di bawah Hyuuga Hiashi, bisa dikatakan juga sebagai kaki tangannya.
Salah satu orang kepercayaan ayahnya.
Hinata tidak bisa menahan diri, bibirnya tersenyum senang saat akhirnya bisa kembali menjalankan misi.
Tapi, bukan berarti Hinata bisa seenaknya, ia masih menjadi anggota gereja, Hinata harus mengingatnya.
"Oh, akhirnya kau kembali gadis nakal."
Suara Ino yang barusaja masuk ke ruangan membuat Hinata menoleh, mendapati gadis blonde yang tampak senang dengan keberadaaannya, memeluk Hinata dengan erat.
Hinata tertawa melihatnya, mereka seperti dua orang yang sudah lama tidak bersua, meski nyatanya tidak seperti itu juga.
Melepas pelukan Ino di tubuhnya, "Kau akan kerepotan karena berurusan denganku, Ino." Katanya.
Ino menggeleng remeh, "Tidak mungkin." Balasnya.
Interaksi itu membuat Hyuuga Hiashi memijit pelipis kepalanya yang semakin pening melihat tingkah anak-anak itu.
Meski Hiashi merasa senang dengan keberadaan Hinata disini, bukan berarti ia bisa senang hati membiarkan Hinata melakukan misi berbahaya.
Tidak bisa dipungkiri, sisi kebapakannya sering bentrok dengan kepemimpinannya.
Saat Hiashi keberatan membiarkan Hinata pergi karena ia adalah putrinya, satu sisi lainnya mengatakan hal sebaliknya.
Hinata harus pergi. Karena gadis itu adalah agen tingkat empat dengan kesuksesan misi paling baik.
Agen tingkat empat hanya memiliki tiga orang perempuan sebagai anggotanya, dan Hinata adalah yang termuda.
Ada sekitar 16 anggota pria, termasuk Gaara, tuan hacker yang irit bicara.
Sebelum ini, Hiashi sudah berbicara pada Asuma dan Neji, sudah memilih siapa saja yang akan mereka turunkan untuk misi lapangan.
Di ukur dari anggota dengan rank terbaik, kesuksesan misi dan faktor lainnya.
Misi ini melibatkan fleksibelitas yang baik, dimana mereka di tuntut untuk bisa membaur dan menjadi apa saja yang dibutuhkan, bahkan saat mereka harus berperan sebagai sebatang pohon.
"Gaara, Ino, Hinata, Shino dan Kiba, kalian akan turun sebagai agen lapangan. Dengan Gaara sebagai pemimpinnya."
Perintah sudah diturunkan, itu artinya Hinata harus menyiapkan banyak hal untuk dirinya sendiri.
Gaara memang yang paling cocok sebagai pemimpin, karena Hinata sering berada di satu tim dengan lelaki itu, mudah baginya untuk mengetahui cara kerja Gaara yang efisien.
"Kita akan melakukan briefing besok pagi. Kalian siapkan diri masing-masing." Neji memberi perintah sebagai penanggung jawab tim.
Rasanya sudah lama Hinata tidak mendengar suara kakaknya, padahal dulu ia sangat mual ketika Neji memulai tahap briefing yang menurutnya adalah bagian paling penting.
Ino menarik Hinata, menggandengnya sambil cengengesan.
Gaara mengerling pada Hinata, sebelum tangan lelaki itu mengusap kepala Hinata.
YOU ARE READING
MR. MAFIA
FanfictionHyuuga Hinata, si gadis biarawati mantan anggota agen CIA dengan keahlian khusus sebagai penembak jitu. Bagaimana jika ia harus dihadapkan pada mafia beriman sejenis Uchiha Sasuke yang bisa sangat merepotkan. "Tuhan tidak akan menghukum orang yang b...
