Part 25

227 25 5
                                    


Aisyah maju ke depan. Karena guru baru itu terus saja memperhatikan gerak-geriknya.

"Ada apa?" tanya Aisyah pelan.

"Kamu ngomong apa? Gak kedengaran." Ucap Angga.

Aisyah menggeleng, lebih baik ia diam mendengarkan ceramah dari guru baru itu.

"Jadi gini ya, kamu saya panggil ke sini buat nyanyi disini. Kamu kan tadi udah teriak-teriak gak jelas waktu saya memperkenalkan diri, jadi kamu sekarang saya hukum dengan bernyanyi." Ucap Angga.

Aisyah menggeleng lemah. "Gak mau."

"Kenapa?"

"Malu." Cicit Aisyah pelan.

"Pilih nyanyi atau joget? Saya gak mau ya ada murid aneh yang teriak-teriak di kelas saya."

"Gak dua-duanya."

"Oke, kalau gak mau. SEMUANYA ! KALIAN BANTU BAPAK DONG BUAT KASIH HUKUMAN UNTUK MURID TAK SOPAN YANG TERIAK-TERIAK INI, TADI." Ucap Angga sengaja yang terakhirnya dengan teriak agar semua murid mendengarnya.

Aisyah mengerucutkan bibirnya, ia tahu. Pasti teman-temannya akan memberikan sebuah ide hukuman gila.

"Joged goyang dumang aja, Pak." Usul Jojo teman sekelasnya.

"Nyanyi balonku pake huruf 'o' Pak." Usul Ucup.

"Cium pipi bapak aja, Pak." Usul Memet.

Sebuah ide gila, masa ia murid mencium pipi gurunya sendiri.

"Nari karedok leunca aja, Pak." Usul Septian.

"Lari kodok aja aja, Pak. Sepanjang koridor SMA." Usul Mirna.

"Suruh jadi pacar saya aja, Pak." Ucap Raka, salah satu siswa yang menyukai Aisyah.

Aisyah hanya merutukki omongan-omongan temannya didalam hati. Ingin sekali rasanya Aisyah membejek-bejek bibirnya seperti rujak bebek.

"Jangan dihukum dong, Pak. Aisyah kan cuma reflex aja teriaknya." Ucap Yoriko membela Aisyah.

"Iya, cuma teriak aja, harus dihukum." Timpal Steffi.

"Jangan hukum sahabat saya dong, Pak." Ucap Mawar.

"Iya dasar bapak teacher kejam," cibir Mauren.

"Bapa jahat," ucap Rasyifa.

"Bapa kenapa sih mau hukum teman saya yang mungil, lucu tiada tara ini sih, Pak?" Sarah membelanya dengan ucapan dramatis.

Aisyah merasa lega, karena setidaknya sahabat-sahabatnya membelanya.

"Kalian kenapa sih? Jadi mojokin saya?" tanya Angga heran.

"Karena Bapa SUNGGUH TERLALU..." Ucap Mauren menirukan logat bicara Roma Irama.

"Udah, stop deh. Dari tadi saya rasa kenapa sih hidup kalian tuh drama mulu? Mau jadi pemain Drakor? Atau mau jadi pemain film SCTV award 2020?" tanya Angga sambil geleng-geleng.

"Maybe." Jawab mereka kompak.

Angga sudah mulai geram dengan murid-murid ini. Ia pun memutuskan untuk berbicara to the point saja kepada Aisyah.

"Aisyah. Entar pulang sekolah ke ruangan saya dulu. Kalau kamu gak datang, saya ramal nilai kamu bakal kosong." Ucap Angga.

Aisyah hanya mengangguk pasrah sambil pergi duduk ke bangkunya.

Aisyah kira, ramalan Angga itu hanya tipu daya atau modus saja. Ternyata itu memang benar. Rasanya ingin sekali Aisyah menghapus kejadian kemarin, agar dirinya tak bertemu guru tampan tapi kayak Dilan, sok bisa ramal-ramalan.

Cowok Playboy Vs Cewek Aneh (Direvisi)Where stories live. Discover now