-2-

10 2 0
                                    

Kamu yang telah menodai kata setia itu
-Vina

"Jadi gimana? Kalian udah setuju kan?" Tanya Fikri, ayah Vina.

"Vina gimana Arya aja yah." Ujar Vina sambil melirik ke arah Arya.

"Bagaimana Arya? Kamu setuju kan?"  Tanya ayah Vina lagi.

"Boleh kita berdua bicara sebentar? Ada yang Arya mau omongin sama Vina." Izin Vina.

"Boleh, ayo kalian butuh waktu berdua." Ujar bunda Vina.

Arya bangkit dari duduknya dan menyuruh Vina ikut dengannya. Mereka berdua pergi ke bagian depan restoran untuk membicarakan suatu hal. Arya menatap Vina datar, Vina yang di tatap Arya pun diam menunduk.

"Lo nerima perjodohan ini?" Tanya Arya kepada Vina.

Vina membangkitkam kepalanya melihat ke arah Arya "Walaupun gue nolak, bokap nyokap tetep maksa. Lo sendiri?" Tanya Vina balik.

"Gue kepaksa nerima perjodohan ini, gue punya cewe yang harus gue tinggalin demi perjodohan ini." Ujar Arya.

"Kalau gitu lo ga usah Nerima aja perjodohannya, lo bilang aja lo udah punya pacar." Jelas Vina.

"Gue udah terlanjur putus, bokap nyokap juga suruh gue tinggalin dia. Kalau gitu kita bikin kesepakatan aja gimana?" Usul Arya.

"Ke-kesepakatan gimana?" Tanya Vina.

"Gue emang ga suka sama lo, begitu juga lo kan? Kita pura-pura aja kaya suami istri pada umunya kalau di depan mereka, juga nanti setelah nikah kita tidur beda kamar, gue ga mau tidur sekamar sama lo." Jelas Arya.

"Gimana setuju?"

"I-iya gue setuju." Ujar Vina.

Setelah berbincang yang mungkin cukup lama, mereka kembali ke dalam. Semua yang ada di sana tersenyum saat Vina dan Arya kembali ke dalam.

"Jadi gimana kalian setuju?" Tanya mama Arya.

"Iya kita setuju, kita udah bicarain semuanya." Ujar Arya melihat ke arah Vina seolah menyuruh dia mengatakan iya juga.

"I-iya Vina juga setuju." Jawab Vina gugup.

"Bagus kalau gitu, kalian tinggal persiapkan diri aja dan tunggu hari h-nya."

Vina dan Arya mengangguk. Mama Arya dan bunda Vina begitu antusias, mereka yang sangat semangat di antara yang lainnya, dan ya mereka juga yang menyiapkan semua persiapan untuk pernikahan Vina dan Arya nanti.

Maafin Vina bun, yah batin Vina

***

Vina kini sudah siap dengan pakaian santainya. Hari ini dia tidak akan masuk kuliah dulu dengan alasan sakit. Padahal kenyataannya Vina terlihat sehat-sehat saja. Vina sudah janjian dengan kedua sahabatnya untuk pergi ke suatu tempat nanti siang. Ya mereka bolos bersama. Memang generasi jaman sekarang, sudah tak aneh lagi tidak berangkat sekolah dengan alasan sakit, padahal malah main di luar rumah.

"Lo ga kuliah de?" Tanya Marsyel yang tiba-tiba membuka pintu kamar Vina.

"Ga gue izin." Jawab Vina sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Mau ikut gue ga? Gue mau jalan sama cewe gue." Ajak Marsyel.

"Ga usah ntar gue jadi nyamuk liatin orang pacaran." Tolak Vina.

"Iya deh yang jadi nyamuk padahal mau jadi istri orang." Ledek Marsyel menutup pintu kamar Vina.

"Awas lo ya ka! Gue bakal bales dendam liat aja nanti!" Teriak Vina.

Vina berjalan ke arah cermin yang cukup besar di sudut ruangan. Memperhatikan dirinya, tak sangka sebentar lagi dia akan menjadi istri orang. Vina tersenyum hambar meratapi nasibnya.

Mau gimana pun gue harus bahagia! Batin Vina

***

Ketiga remaja perempuan ini kini sedang menikmati kentang gorengnya masing-masing. Vina, Nindy dan Nike kini sedang berada di salah satu pasar malam di Bandung. Menikmati dinginnya angin Bandung malam ini. Sudah kurang lebih 10 jam mereka berada di luar rumah untuk menghabiskan waktu bersama.

"Gue mau jagung bakar, lo pada mau ga?" Tanya Nike.

"Gue mau satu deh." Pinta Nindy.

"Gue beliin air mineral aja satu." Pesan Vina.

"Oke sip!" Ujar Nike bersemangat.

Vina dan Nindy menikmati kentang goreng mereka masing-masing. Tiba-tiba Nindy melihat ke arah Vina, dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan.

"Lo beneran jadi sama Arya?" Tanya Nindy.

Vina melirik ke arah Nindy "Iya, dua hari lagi gue nikah." Ujar Vina tersenyum lesu.

"Yang semangat ya! Gue yakin walaupun kalian ga saling mencintai, pasti suatu saat kalian bakal saling mencintai." Ujar Nindy.

"Semoga."

Vina dan Nindy tersenyum, mereka berpelukan seperti anak kecil. Vina meneteskan air matanya, Nindy yg menyadari Vina menangis karena tubuhnya bergetar, Nindy mengelus pundak Vina.

"Gue ikutan juga!" Teriak Nike yang begitu keras.

Mereka tersenyum dan melanjutkan aksi berpelukannya itu. Penuh kasih sayang seperti layaknya sahabat, saling menyalurkan tenaga satu sama lain.

Makasih Nin, Nik, gue ga tau kalau ga ada kalian gue bakal kaya gimana batin Vina

***

Hari ini tepat hari Minggu, dimana hari ini akan menjadi hari yang berbahagia, mungkin. Hari pernikahan Arya dan Vina. Vina kini sedang di rias di dalam salah satu ruangan hotel. Sedangkan Arya sedang melamun memikirkan sesuatu di dalam kamar satu nya.

Marsyel masuk ke dalam ruangan di mana Vina sedang di rias. Berjalan menghampiri vina yang sedang berkaca dengan gaunnya yang dulu dia beli bersama bundanya. Di samping Vina ada Putri, kekasih Marsyel.

"Ade gue cantik banget, gue keduluan sama ade nih." Ujar Marsyel memeluk Vina.

"Ih kaka apa ah, lepas dulu nanti berantakan." Kesal Vina.

"Ululu iya, buruan dandannya, calon suami lo udah nunggu." Ujar Marsyel berjalan keluar ruangan sambil terkekeh.

Kuatin mental lo Vin, bentar lagi lo jadi seorang istri! Batin Vina menyemangati dirinya sendiri

***

"SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN ALVINA HERTHA BINTI FIKRI SUPRIANTO DENGAN MASKAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI!"

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA ALVINA HERTHA BINTI FIKRI SUPRIANTO DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI!"

"Bagaimana para saksi sah!"

"SAH."

HOLAAA! ALVINA UPDATE LAGI NIH.. GIMANA, GA KERASA ALVINA UDAH JADI ISTRI ORANG AJA WKWK
YAKIN GA YA VINA BAKAL BAHAGIA NIKAH SAMA ARYA?
JANGAN LUPA KASIH AKU BINTANG!
LOVE U!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang