Bab 15

1.6K 239 20
                                    

MISSING HAPPINESS


Istirahat jam makan siang baru saja dimulai. Beberapa karyawan mulai sibuk mencari resto, cafe, bahkan ada yang memesan makanan via aplikasi onlen, atau hanya sekedar pergi ke kantin kantor di lantai paling atas, karena tak ingin repot.

Namun bedahal dengan Hinata, selama beberapa jam ini, wanita itu sering sekali menghela nafas, seolah-olah ia telah melewati kejadian yang begitu berat. Biasanya ia akan melewati jam-jam kerja nya dengan semangat dan penuh ketenangan. Namun hari ini? berbeda, kupingnya serasa panas mendengar omongan-omongan rekan kerjanya.


Sejak pagi tadi, hampir semua rekan kerjanya, begitu sibuk bergosip. Dan tentunya Hinatalah yang menjadi subjek utamanya. Bahkan ada yang menyebarkan rumor tak benar tentangnya.


Beberapa pasang mata bahkan tertuju padanya, setiap kali ia melewati koridor. Suara bisik-bisik terdengar jelas di telinganya. Bahkan Hinata yakin mereka sengaja mengeraskan suaranya. Ya, terang-terangan dan tak tau malu membicarakan dirinya.



Bukan kah dia yang kemarin malam bersama CEO?

Dia, sekertaris CEO kan?


Ada hubungan apa dia dengan CEO?


Kau lihat kan kejadian di samping kolam


CEO menolongnya, hingga CEO tenggelam.


Berani-beraninya dia melakukan itu pada CEO


Dasar tak tau malu

Ck


Entahlah sudah berapa kali, wanita bersurai indigo, mendecih setiap kali telinganya mendengar ucapan orang-orang tentangnya.

Ini semua karena kejadian tak terduga di acara pertunangan Presedirnya malam itu, batin Hinata.

Bukan hanya rekan kerjanya saja, tetapi Hinata pun juga dibuat bingung oleh perlakuan bosnya yang terlalu tiba-tiba. Sebuah rahasia yang tak diketahui mereka adalah satu kalimat yang terlontar dari bibir bosnya, hal itu membuat Hinata jadi penasaran sampai sekarang. Apa maksudnya? Batin Hinata.


Hinata berjalan ke arah pintu lift, ia memutuskan untuk pergi ke kantin kantor yang berada di food court atas. Ya, hari ini Ia malas mencari makan siang di luar.


Ting



Suara pintu lift terbuka, wanita itu langsung masuk ke dalam ruangan persegi panjang yang nampak penuh. Tak butuh waktu lama pintu lift kembali tertutup. Hinata langsung menekan tombol 40, lantai paling atas.


Di sana, ruangan yang sangat luas dipenuhi dengan banyak kursi dan meja-meja bulat.



Sisi kanan dan kiri ruangan, terdapat stand-stand yang menyediakan berbagai hidangan makanan. Yang membuat takjub bukan hanya menyediakan makanan khas jepang saja. Tapi dari eropa, sampai asia. Kantin itu tergolong mewah, karena menyediakan banyak makanan pembuka, penutup, hingga dessert pun ada di sana.



Hinata pun mengambil nampan di ujung ruangan, mengisi beberapa piring dengan menu makanan, dari makanan berat hingga dessert. Tak lupa segelas jus melon, ia taruh di atas nampannya.


Setelah selesai mengambil menu makan siangnya, Hinata berjalan mencari meja kosong. Kali ini ia ingin duduk sendiri. Wanita itu berjalan ke salah satu meja kosong, yang berada di pojok ruangan. Yang membuat tempat itu sempurna adalah tidak ada orang di sisi kanan kiri meja. Ya, Hinata sedang tak ingin makan siangnya diganggu dengan suara orang-orang yang membicarakan tentang dirinya. Ia ingin makan siang dengan tenang.



Missing Happiness (REVISI)-SASUHINAWhere stories live. Discover now