Sebuah kilas balik.

7 3 0
                                    

; 4


Pada hari itu...

             "Wah! Tak bisaku sangka waktunya berpisah sekarang." Sungjin mengganti'senjata' ke gitar akustiknya, "Lagu terakhir ini sepertinya favorit semua orang? Hampir semua dari kalian me-request lagu inu?" Ia menjauhi mic dan tersenyum ke arah MYDAY.

"Lagu sedih kami satu ini akan menolong kalian, ku rasa? Silahkan dinikmati,'Letting Go' dan selamat malam semua!" Seling beberapa detik setelah itu, alunan gitar dan suara Jae mulai bersua.

              MYDAY alias para penonton mulai terbawa suasana patah hati itu, sementara Sungjin yang tadinya tersenyum kini kehilangannya dan terfokus ke sudut belakang panggung. Matanya membulat dan nafasnya berantakan, ia kembali nenatap mic lalu berusaha tetap stabil bernyanyi namun permainan gitarnya mulai bero.

"... noah, noah, no-" Sungjin mematung lalu memejamkan matanya.

                Junhyeok yang hadir sebagai penonton menyadari keadaan tersebut, ia ikut melirik sudut belakang panggung namun tak ada apapun disana. Ia menganalisa terlalu serius hingga lupa kini permainan mereka berhenti karena Sungjin yang mematung dengan mata terpejam. Itu terjadi selama beberapa menit dan MYDAY masih dalam suasana haru.

"Hhah!" Sungjin membuka matanya dan kini ia bergetar.

                  Perlahan, Sungjin menoleh sekitar dan menaruh gitarnya. Ia meraih mic lalu dengan meta berkaca-kaca menatap penonton. Akhirnya ia memejamkan matanya, "Haneopsi kkeureoango itdeonNeol nwaya hae, Nan amugeotdo haejul su itneun ge eopneunde….", Ia menelan salivanya kasar, ia melirik sudut itu dan mengambil nafas panjang, "Naega eopseoyaman, haeng. Sungjin menahan airmatanya lalu menoleh ke sudut belakang panggung lagi.

"Noah ... noah ... noah ... !!!" Ia menekan suaranya pada bait terakhir.

                 Iblis itu hanya tertawa lalu menghilang dari tempatnya. Sungjun masih menatap lekat tempat itu untuk beberapa saat, lalu menoleh ke belakangnya. Air matajya tak dapat ditahannya lagi, iblis itu kini berdiri tepat di belakang Wonpil yang kini tengah tertawa kecil ditengah tangisnya.

"Jangan dia, tolong. Kumohon jangan Wonpil !!!" Telepati Sungjin dengan Iblis tua itu.

"Grraaah !!! Him !!!" Suara Iblis itu terlalu keras dan bergema.

                      Sungjin tahu apa yang akan terjadi, jadi ia berjalan menuju Wonpil lalu memeluknya. "Apapun itu, tetaplah disini dan jangan menjelajah sendiri, Wonpil-ah" bisik Sungjin yang membuat haru Wonpil semakin menjadi.

                      "Pergi ke alammu sekarang!" Sungjin melihat ke arah Iblis itu, ia tampak sangat geram. Iblis itu berteriak lagi dan akhirnya menghilang. Wonpil meradakan lehernya sedikit basah lalu melepas pelukan Sungjin, itu darah.

"H-hyung, telingamu…" Wonpil ingin melepas earphine Sungjin namun tangannya ditahan oleh Sungjin

"Aku baik-baik saja. Nanti saja hilang."

"Kau sakit, hyung."

"Tak apa, Wonpil. Tapi, tolong kau tetaplah sehat. Jangan kemana-mana." Sungjin mengacak rambut Wonpil.









                          Sungjin memukul dinding kamarnya berkali-kali dengan tangis pilunya. Wonpil benar-benar menjadi sasaran Dewi Eris selanjutnya. Brugh! Sungjin merobohkan dindingnya sendiri. Ia menjambak rambutnya sendiri lalu kembali terisak.



"Cukup aku saja... Jangan temanku juga...."





            #ALGXS808 × #RXCUREME





                   "Sungjin hyung…." Wonpil memeluk lututnya lalu kembali menangis. Ia tak dapat kemana-mana karena kakinya dirantai, namun ia dapat merasakan duka Sungjin.

"Aku tidak mau seperti Jieun-noona…."

RXCURE ME (Rescue Me) Daimones Ver.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora