(18) Bertahan? I can do!

393 236 216
                                    

Happy reading 💞
Voment Yamoon Yeorobun

••••

"Namanya juga dunia. Dia nggak jauh-jauh tentang perpisahan. Lo akan tetap merasa kehilangan sesuai periode waktu yang berlaku."

- Leteshia Inez Edrea

••••

"Kenapa harus gua?"

"Karena lo udah pernah ada di titik itu dan berhasil melewatinya," jawab Zoe membuat Rici menghembuskan napas dengan berat.

"Gua nggak berhasil."

"Keluarga adalah kelemahan gua. Dia hancur, gua pun hancur."

"Selama ini gua nggak pernah sekalipun berhasil menangani permasalahan yang menyangkut tentang keluarga."

"Gua hanya bertahan untuk beberapa hal yang menurut gua itu penting."

"Salah satunya kebahagiaan diri gua sendiri."

'Semenjak semuanya hancur, dunia gua berubah total. Gua mendengar perdebatan kasar yang seharusnya nggak gua dengar."

"Sampai hari-hari gua yang selalu diisi dengan tayangan adegan piring pecah atau todongan pisau," kata Rici mengingat kenangan kelam dahulu.

"Itu menyakitkan, tetapi mau bagaimanapun gua harus bertahan."

"Bertahan dengan segala harapan yang ada," ungkap Rici sambil membuka lembaran lama yang sebenarnya sudah dikunci dalam kamus usang.

Memiliki keluarga yang hancur itu seperti mimpi buruk. Terlebih ketika usia kita masih terbilang anak kecil. Suka atau tidak, keadaan akan tetap memaksa kita untuk bertindak dewasa.

Masa pertumbuhan pun seolah dipercepat. Di mana kita harus banyak mengalah dan mengerti situasi demi hal yang lebih baik.

Oleh karena itu, Rici sangat lemah tentang apa pun mengenai keluarga.

Senyuman terpaksa sudah Rici tampakkan. Tidak ada hal lain yang harus Rici beritahu kepada Zoe.

Namun, cara yang barusan Rici sampaikan mungkin bisa membantu Zoe dalam menjalani kehidupan. Pasalnya cara tersebut adalah satu-satunya yang terampuh bagi penyembuhan Rici.

"Semua orang wajib bertahan, bukan?"

"Bahkan bertahan hanya untuk satu alasan, itu udah cukup," lirih Rici.

Sedari tadi mereka terpaku dengan perkataan Rici. Sehingga membuat sudut bibir mereka terangkat tanpa sadar. "Zoe, lo bisa bertahan buat bunda lo tanpa harus merubah jati diri," tambah Miley kemudian mendapatkan anggukan dari lainnya.

Suasana mereka seketika berubah kala Leta merangkul pundak Rici dengan tiba-tiba. Tindakan spontan Leta jelas membuat Rici terkejut tidak karuan. "Temen gua yang satu ini tuh pandai banget memotivasi orang," sahut Leta dengan nada senang.

"Kali ini gua bakalan bertahan demi kebebasan di masa depan!"

"Gua bertahan demi kelulusan di jurusan favorit!" timpal Inez.

Miley terkekeh mendengar antusias mereka. "So, gua juga bertahan buat mimpi yang sempat diragukan."

"Gimana sama lo, Zoe?"

"Mau gabung ke tim manusia yang selalu bertahan?" tanya Miley mencoba menarik Zoe supaya ikut serta dalam langkah yang sama.

"Nggak ada gua, itu artinya kita nggak lengkap dong."

She's a Fangirl || Proses PenerbitanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora