(19) Fruity Girl

352 226 280
                                    

Happy reading 💞
Voment Yamoon Yeorobun

••••

"Dunia selalu mendewasakan siapa saja tanpa memandang umur. Diberi banyak luka, air mata, bahkan trauma. Akan tetapi, manusia tetap menjadi penghuni yang setia. Terkesan bodoh bukan?"

- Yamoon

••••

Sinar matahari menyoroti langkah kaki riang dari sosok yang baru saja menampakkan diri. Dua paper bag besar berada dalam genggaman tangan yang disertai senyum penuh pesona.

"Fruity Girl datangg!"

Pekikan tersebut benar-benar mengambil alih perhatian anak-anak dari kesibukan aktivitas pagi mereka. Suara yang dirindukan oleh mereka akhirnya hadir menyapa juga.

"Aku bawa buah banyak lho."

"Tugas kalian sekarang harus habiskan ini semua, okay?"

"OKAY!"

Tawa Inez menyambar menandakan rasa senang. "Kak Fruity kenapa lama banget datang ke sini nya sih?" tanya nya membuat Inez mensejajarkan diri.

"Iya sayang, maaf ya kakak baru datang hari ini."

"Habisnya di sekolah kakak, gurunya pada ribet dan rusuh semua."

"Kakak, nggak dibiarin lepas dari tugas-tugas mereka."

"Untung kakak ahli melarikan diri, jadinya bisa bertemu kalian," ujar Inez suka hati.

"Kak Fruity, kasih bapak dan ibu guru buah aja. Biar dia juga sayang kak Fruity kayak kita semua," sahut salah satu dari mereka.

Inez terkekeh mendengar hal tersebut. "Orang tua tuh nggak suka buah, makanya mereka cepet tua!"

"Kalian harus makan buah yang banyak biar jadi anak muda yang sehat dan kuat terus, ya?"

Melihat mereka semua mengangguk antusias membuat Inez turut senang. Meluangkan waktu untuk bertemu mereka sungguh menyenangkan hati. Bahkan sudah menjadi kebiasaan Inez berkunjung ke rumah sakit ini.

Yap!

Inez berada di rumah sakit. Lebih tepatnya di bangsal anak-anak penyakit kanker. Satu-persatu kisah mereka membuat rasa empati Inez tertarik.

Sehingga berakhir lah Inez pada identitas Fruity Girl. Jika ada kesempatan dan waktu, Inez selalu menengok mereka semua dengan membawa buah-buahan. Kemudian bermain dan menghabiskan waktu bersama.

"Inez!"

"Ah, ibu."

"Ya ampun kamu, ya!"

"Lama sekali tidak kemari!"

"Anak-anak selalu nanyain tentang kamu," ucap Bu Dian, selaku perawat senior yang menangani mereka.

"Iya bu, Inez lagi sibuk akhir-akhir ini sama tugas kuliah."

"Mereka baik-baik aja kan Bu selama Inez nggak ada?" tanya Inez merasa khawatir.

"Mereka sangat baik."

"Berjuang di masa kecil untuk mempertahankan hidup mereka sendiri."

Bu Dian menundukkan kepala. "Yah, betapa kejamnya takdir," gumam nya.

Bibir Inez menyimpulkan senyuman tipis. "Mereka semua hebat kok, Bu."

"Terus memperjuangkan dunia, meskipun kehendak dunia menginginkan mereka agar cepat angkat kaki," jawab Inez miris.

She's a Fangirl || Proses PenerbitanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora