PROLOG

262 108 98
                                    

"Dikatakan mata dibalas mata, nyawa terbilang berharga. Lalu apa artinya kesetiaan? Benci, luka, derita semuanya tercampur rata tak dibedakan. Haruskah dia peduli? Tentu saja tidak."

☆☆☆


"Dasar Monster!"

"Pembawa sial!"

"Tidak berguna!"

"Mending lo mati!"

Hinaan itu terkumpul menjadi satu tercatat dalam memori dan dia memulai eksekusi. Matanya menatap satu per satu sekumpulan dengan datar tanpa suara seketika semuanya lenyap. Ratapan kasihan? Tidak pernah ada dalam kamusnya.

Baginya tidak ada yang tulus. Semuanya berakal bulus demi rencana mulus. Dunia ini kejam, tidak ada harapan. Semakin berharap semakin dikecewakan.

Miris bukan? Dunianya diselimuti dengan kegelapan, semakin terjerumus semakin pula tidak bisa keluar seakan mencekiknya dari dalam. Sampai di mana tangan hangat menyentuh kepalanya dengan lembut. Untuk pertama kalinya dia pun tersenyum. Perlahan luka di hatinya terobati dan sifat dinginnya mencair.

Siapakah dia?

.........

Test-test 123!

Gimana prolog-nya?

Jika suka berikan dukungannya ya dengan cara menginjak bintang di bawah. Dan, jika suka masukan ke daftar perpustakan atau reading list kalian. Sekian dan numpang lewat~

Dibalik Hari Esok [END]Where stories live. Discover now