01

39 4 0
                                    

Hidup menjadi seorang yatim piatau bukanlah hal mudah. Tumbuh di panti asuhan, pindah kejalan, merasakan kerasnya kehidupan sedari kecil membentuk karakter seorang Jung Jaehyun menjadi orang yang keras, no mercy for everyone who messed up with him.

Pria berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran itu baru melakukan pekerjaannya selama 2 tahun. Tapi kemampuannya tidak dapat di ragukan lagi.

Jaehyun tau pekerjaannya ini salah, sangat tau. Tapi apa boleh buat. Dia bukanlah lulusan sarjana atau orang kaya. Hanya ini yang dia bisa, dan lagi dia mencintai pekerjaannya ini.

"Jae, tawaran job dari petinggi SC Corp. jadi kau ambil?" tanya Lucas—salah satu teman plus partner Jaehyun.

"Aku tak tau Luke, rasanya jadwalku sudah padat. Kalau kau mau, aku akan menelepon orang itu dan menggatikan ku dengan mu"

"Bukan itu. Sebetulnya aku membutuhkan partner karena misi selanjutnya cukup sulit karena aku harus membunuh ketua mafia besar Italia. Kau tau orang-orang Italia itu sangat susah untuk di habisi" jelas Lucas.

"When is it?" tanya Jaehyun memastikan agar tidak bentrok dengan misinya yang lain.

"Kurang lebih 2 minggu lagi di mulai. Tapi jika kau tidak bisa it's ok Jae"

Tugasnya terakhir adalah besok dan seterusnya akan kosong. Mungkin dia bisa membantu temannya itu setelah itu dia bisa mengambil libur untuk beberapa hari.

"Sepertinya aku bisa Luke, tugas kali ini hanya tinggal finnishing dan aku akan kosong entah sampai kapan"

•••

Kini Jaehyun berjalan menyusuri koridor sebuah rumah mewah. Dengan sebuah pistol di tangannya yang iya gunakan untuk membidik targetnya. Sebelumnya di gerbang depan dia berhasil melumpuhkan—mungkin semua bodyguard.

Setelah sampai di ujung lorong yang terdapat pintu besar di ujungnya, Jaehyun menekan kunci pin. Pintu pun terbuka dan menampakkan seorang pria yang berdiri dengan wajah tegang menghadap dirinya. Jaehyun tersenyum miring menatap pria itu.

"Apa kabar Mr. Oh? Kuharap kau baik-baik saja hari ini" ucap Jaehyn basa-basi. Ditangan nya telah dimainkan sebuah glock yang siap menembakkan isinya. Perlahan kaki Jaehyun melangkah masuk ke ruangan tersebut dan menutupnya kembali.

"Siapa yang mengutusmu? Suho kan orangnya?" ucap Mr. Oh.

"Itu privacy tuan. Tentu kau tau kalau privacy tidak boleh di langgar" ucap Jaehyun yang semakin mendekat kearah Mr. Oh. Sang target semakin merasa tersudutkan. Tangannya tak berhenti bergerak mencari senjata apapun yang berada di laci dibelakang punghungnya. Tapi naas tangannya malah tertusuk pisau dengan luka yang cukup dalam. Pria itu meringis kesakitan tanpa melepaskan pandangannya pada Jaehyun, takut jika Jaehyun bergerak tiba-tiba dan merenggut nyawanya.

"Hati-hati tuan. Tangan kotormu terluka. Dan jangan sampai itu mengotori ruangan ini juga" ucap Jaehyun. Dirinya terus maju hingga menyisakan jarak beberapa langkah saja dari Mr. Oh.

Mr. Oh tak bisa bersuara lagi. Tubuhnya gemetar saat Jaehyun mebyodorkan pistol tepat ketengah kepalanya. Dengan gerakan tiba-tiba Mr. Oh berlari kearah jaehyun sambil membawa belati di tangannya. Tapi dengan sigap Jaehyun menahan tangan pria tersebut. Jika tidak mungkin benda itu telah menancap di perutnya.

Jaehyun menendang perut lelaki itu hinggah dirinya tersungkur menabrak buffet. "Biar kupersingkat semua ini tuan. Aku hanya melakukan tugasku kau tau itu" ucap Jaehyun mengarahkan pistolnya kembali kearah Mr. Oh.

"Kumohon beri aku waktu untuk menyelesaikan semua ini. Bilang pada orang yang mengutusmu aku akan melakukan apa yang mereka mau" Mr. Oh memohon sambil berlutut di kaki Jaehyun. Tapi Jaehyun adalah Jaehyun. No mercy.

"Aku tak punya waktu untuk manusia sepertimu. Selamat tinggal Sehun" setelah kalimatnya selesai Jaehyun menarik pelatuknya mengarah tepat di kepala pria tersebut. Darah bersimbah di mana-mana hingga mengenai sedikit wajahnya.

"Ah, dasar. Kau membuatku kotor" gerutu Jaehyun sambil melepas jasnya dan mengelap wajahnya.

Mayat pria itu dan bodyguarnya ia tinggalkan begitu saja di sana. Tak lupa dia menghapus rekaman cctv di rumah tersebut. Sebisa mungkin tidak meninggalkan jejak. Dia bahkan mengganti pakaiannya di mobil.

Untung saja mension ini terletak di pinggir hutan. Pastinya butuh waktu lama hingga orang-orang menyadarinya.

"Misi telah saya selesaikan, bayaran yang dijanjikan bisa anda kirim ke rekening saya" ucap Jaehyun kepada pria di balik panggilan teleponnya.

Dirinya kini tengah melajukan mobilnya menuju markas sekaligus rumahnya. Dia telah bekerja keras belakangan ini. Dipikirannya hanya ada rumah saat ini. Dia sangat butuh istirahat. Hanya tinggal membantu Lucas dan dia bisa bersantai sejenak.

"Senang berbisnis dengan anda. Terima kasih tuan" Jaehyun menutup panggilan di ponselnya dan kembali fokus kejalan di depannya sambil menikmati lagu dari speakernya. Bibirnya terangkat tanda bahwa pria itu puas dengan hasil kerjanya. For him all the metters is money.

Assasin's Game [JaeYong]Where stories live. Discover now