🍂 All With You

241 10 12
                                    

Hwang Yunseong X Koo Jungmo

.




.


"Because you're by my side, it's so warm. Because you're by my side, I'm able to have a strength.
.......
I want to give you all my heart, if you can stay by my side forever."

Taeyeon, All with You.






.








Suasana ruangan itu gelap. Tidak ada jendela atau bahkan tirai yang terbuka. Begitu juga lampu di seluruh penjuru ruangan tidak dinyalakan.

Hari itu sedang mendung. Hawa dingin musim gugur perlahan memasuki apartemen kecil yang disewa sekitar dua bulan yang lalu.

Tampak beberapa sudut dinding sudah terkelupas dan kran cuci piring ㅡ oh jangan lupakan dapur kecil yang bisa dilihat sesaat setelah membuka pintu masuknya ㅡ yang tampak tidak tertutup sempurna dan membuat bunyi tetes demi tetes memenuhi ruangan.

Hanya ada dua ruangan. Ruang tamu sekaligus dapur dan tempat makan. Dan ruang satu lagi kamar dengan kamar mandi.

Yunseong menghela nafas beberapa kali. Mencoba menetralkan deru nafasnya yang memburu setelah seharian bekerja part time di sebuah mini market dan berlanjut menjadi bartender sampai jam 3 dini hari.

Perlahan dibukanya pintu kamar itu dan mendapati seseorang yg sedang tidur menyamping dengan selimut tipis yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya. Meringkuk seperti bayi dengan tangan dijadikan bantalan.

Ditariknya selimut tipis itu hingga sampai dada. Tampak pergerakan kecil menyamankan diri. Yunseong tersenyum simpul seraya melepas coat yang membalut tubuhnya dan merebahkan tubuhnya. Memeluk orang itu dari belakang.

“Apakah harimu menyenangkan?” Yunseong tahu pertanyaannya tidak mungkin mendapatkan jawaban. Jadi dia semakin mengeratkan pelukannya dan berharap apapun yang dilakukan seseorang tersayangnya hari ini tidak membuatnya kelelahan.

Biarlah aku yang merasakan lelah.

Biarlah aku yang merasakan susah.

Biarlah hanya aku yang menanggung semua beban.

Yunseong merasakan tubuhnya seperti hampir hancur berantakan karena sembarang pekerjaan yang dia lakukan. Entah itu menjadi kuli panggul di pasar tradisional, kasir mini market, sopir pengganti atau bahkan menjadi bartender dan terkadang pula menjadi pendayung pengganti gondola.

Dibaliknya tubuh di depannya agar menghadapnya. Menyentuh dengan lembut pipi itu dan mengusapnya pelan dengan jempolnya. Terakhir dia mencium keningnya lama hingga tanpa sadar ada air mata yang menetes membasahi mata orang itu.

Buru-buru dihapusnya agar tidak menganggu tidur kesayangannya.

Tapi terlambat. Kedua mata itu sudah terbuka. Meskipun tidak sempurna, dia cukup tahu apa yang sedang terjadi.

“Yunseong?”

“Mo, kau terbangun karena aku? Maaf.”

Tangan itu terulur untuk menyentuh rahang Yunseong kemudian menghapus butir air mata yang masih tersisa di pelupuk mata Yunseong.

“Maafkan aku, Jungmo.”

“Kenapa minta maaf?”

“Aku membuatmu menderita selama ini. Apakah kau tidak lelah hidup bersamaku?”

“Yunseong, kau lelah? Apa kau sudah siap melepaskanku? Hidup tanpaku?”

Yunseong menggeleng gusar karena perkataan Jungmo.

“Kau bercanda? Bagaimana mungkin aku bisa bernafas tanpamu. Kau duniaku, Mo. Kau tahu itukan?”

Jungmo mengangguk dan tersenyum manis.

“Aku tahu. Aku hanya bertanya. Kau tahukan… kita tidak akan menjadi kita kalau salah satu menyerah. Kau tidak lupa kan?”

Yunseong terdiam. Menatap kedua mata indah Jungmo.

“Kau tidak menyesal hidup bersamaku di kota antah berantah ini? Meninggalkan semuanya dan memilih hidup susah dengan gembel sepertiku?” Sejujurnya ada rasa khawatir ketika Yunseong menanyakan hal tersebut. Takut jika Jungmo dengan tanpa diduga akan menjawab apa yang tidak ingin dia dengar.

Tak ingin menjawab pertanyaan Yunseong, Jungmo lebih memilih untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Yunseong. Menyatukan kening mereka. Merasakan hembusan nafas satu sama lain dan perlahan melumat bibir Yinseong dengan lembut.

Ada perasaan cinta tulus yang ingin dia salurkan. Karena itu adalah sebuah jawaban.

Meninggalkan semuanya dan memilih untuk menghabiskan waktu di kota Venesia bersama Yunseong adalah keputusan besar yang tidak akan dia sesali seumur hidupnya.

Bersama Yunseong.

Hanya dengan Yunseong.

Berdua.

Dan segalanya akan lebih baik untuknya.

Jungmo memilih memejamkan matanya ketika kini bibir Yunseong yang beralih melumat bibirnya. Menikmati setiap sudut bibirnya dengan lembut.

Yunseong menatap dalam kedua mata Jungmo ketika kini dia sudah berada di atas tubuh ramping itu. Mengusap kening Jungmo dan menyisikan poni yang menutupi mata Jungmo dan memberi kecupan-kecupan kecil di dahi, pipi, hidung hingga lehernya.

“Yunseong…..” Jungmo memilih untuk mengalungkan kedua tangannya di leher Yunseong seolah menuntut lebih.

Yunseong tersenyum dan kembali melumat lembut bibir itu dengan tangan di kedua pipi Jungmo.

Ti amo.

Dan malam itu, seperti malam sebelumnya ketika lelah dan putus asa, mereka kembali diingatkan bahwa di tengah kerasnya dunia ini, setidaknya ada satu alasan untuk bahagia.




Karena denganmu. Bersamamu. Segalanya terasa jadi lebih mudah. Dan kau adalah alasanku untuk bahagia.





🍂



Hwangmogu itu estetik.




🍂


Well, aku pernah post shortfic ini di twitter dengan pair serimogu. Hehe
Jadi jangan merasa deja vu.

Thank you.
XOXO 💕

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RANDOM PLAYLIST || YUNSEONG X ALLWhere stories live. Discover now