Orange (1)

507 14 3
                                    

"Hingga detik terakhirku melihatmu, kau tetap sangat indah hingga warna indah orange matahari yang tampak, redup ditelan oleh keindahanmu. Aku ragu dan terus berfikir, apakah aku harus mengungkapkannya sebelum kau pergi bersama dengan keindahanmu?"

Sangat disarankan sambil mendengarkan lagu TREASURE - Orange yang sudah author cantumkan.

Perkenalkan namaku Watanabe Haruto dan teman-temanku biasanya memanggilku, Haruto. Saat ini, aku duduk di bangku terakhir perkuliahan dengan menempuh jurusan musik. Aku sangat menyukai musik dan itulah yang membuatku memilih jurusan tersebut. Aku memiliki banyak teman dan diriku bersama teman-teman segengku menamai geng kami dengan nama Treasure. Kami berada di satu jurusan yang sama dan itulah yang membuat kami sangat dekat sampai sekarang. Selain menyukai musik, aku juga menyukai Hiphop dan cita-citaku adalah menjadi rapper idol terkenal seperti Bigbang sunbaenim dan satu hal lagi yang aku sukai selain itu adalah... dia.

Seseorang yang sudah lama kusukai ah bukan, lebih tepatnya sangat kucintai. Dia bernama Kwon Nami (bayangin ini elu). Aku tidak tau sejak kapan aku menyukainya? Tetapi bisa dibilang, awal pertemuanku dengannya bisa kuanggap cukup buruk karena aku tidak sengaja melempar bola basket ke arahnya saat dia sedang membawa buku-buku tebalnya dan parahnya lagi, aku bahkan menyalahkannya yang berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya, tetapi satu hal yang aku ingat, saat aku memarahinya, ia hanya menatapku tanpa ekspresi mungkin? Bahkan saat aku masih memarahinya, dengan santainya, ia merapikan bukunya lalu pergi meninggalkanku. Saat itu, aku benar-benar terkejut karena baru pertama kali ini, seseorang tidak takut denganku. Biasanya para mahasiswa atau mahasiswi selalu meminta maaf padaku meskipun itu bukan kesalahan mereka, tetapi lihatlah kenyataan yang kualami sekarang? Ia bahkan tidak menggubrisku.

Setelah kejadian tersebut, aku mulai penasaran dengan wanita tersebut dan dengan bantuan teman-temanku, akhirnya aku mendapatkan informasi mengenai dirinya. Dia bernama Kwon Nami dan biasa dipanggil Nami dan ia hanya memiliki satu sahabat dekat bernama Kim Junkyu. Mereka selalu bersama di saat aku sedang memperhatikannya. Ia satu jurusan denganku tetapi berbeda kelas denganku. Awalnya aku ingin sekali melabraknya dan memakinya kembali, tetapi seiring berjalannya waktu, perasaan benciku kepadanya berubah menjadi rasa penasaran lalu berubah menjadi perasaan yang tidak bisa kuelak lagi. Benar kata teman-temanku, jangan terlalu membenci sesuatu karena benci yang kau rasakan bisa berubah menjadi perasaan yang tidak bisa kau hindari, cinta. Aku rasa, mungkin ini karma untukku karena telah memarahi dan membencinya tanpa alasan? Jika kuhitung hingga saat ini, mungkin perasaanku kepadanya sudah kurasakan selama hampir 3 tahun. Waktu yang cukup lama bukan? Aku tidak tau kenapa hingga saat ini, aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku kepadanya. Padahal di jurusanku, aku dicap sebagai playboy kelas kakap. Entah? Aku pun bingung kenapa hingga saat ini, aku masih betah untuk tidak menyatakan perasaanku kepada Nami?

.

.

.

- Universitas YG (rooftop fakultas musik YG)  - 

"Mau sampai kapan kau menyembunyikan perasaanmu itu tuan Watanabe?" tanya Doyoung kepadaku.

''Aku tidak tau Young, entah kenapa rasanya sangat menyenangkan memendamnya sendiri. Aku juga takut saat mengungkapkannya, ia malah menolakku," lirihku.

"Percayalah Watanabe Haruto, ia pasti akan menerimamu. Lagian, kalian juga sudah menjadi sahabatkan? Apa susahnya untuk mengungkapkannya sih, Haruto?" kesal Doyoung.

Ya setelah teman-temanku mengetahui aku mencintainya, teman-temanku pun berusaha untuk mendekatkanku dengan Nami. Awalnya aku gengsi tetapi lambat laun, menjadi sahabatnya dan berada di dekatnya, sangat menyenangkan bagiku. Meskipun kami sudah menjalin tali persahabatan selama setahun terakhir ini, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, tetapi entah mengapa, aku merasakan kalau Nami masih menyembunyikan sesuatu dariku. Kami memang dekat, tetapi saat aku bersamanya, aku merasa ada suatu tembok penghalang yang dibuat Nami untukku agar aku tidak bisa merobohkannya.

EpochTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang