(22) Kita Teman

172 53 55
                                    

Happy reading 💞
Voment Yamoon Yeorobun

••••

"Butuh gila untuk tetap hidup. Liat aja dunia, dia nggak brengsek cuma kadang suka gesrek."
- Yamoon

••••

Tepat di tengah lapangan Rici menoleh ke kanan-kiri seperti mencari sesuatu. Bola matanya mengedar memandangi lorong sekolah satu-persatu. Mangsa yang sedari tadi dipikirkan Rici sudah seharusnya tidak boleh terlepas.

"Suara motor," gumam Rici menyadari ada kebisingan yang terjadi di area parkiran.

Langkah kaki Rici yang tadinya semangat berubah menjadi pelan. Rici berhasil menemukan mangsa yang dicari. Firasatnya benar, pelaku itu adalah dia. Namun, sepertinya Rici datang di waktu yang tidak tepat. Alhasil membuat bola matanya sendiri harus melihat pemandangan yang tidak mengenakkan.

"Lo baik-baik aja?"

"Fine kok, gua cuma kaget."

"Tunggu, lutut lo lecet."

"Ah, nggak apa-apa ini luka biasa."

Benua membuka tas ransel lalu meraih perlengkapan obat yang selalu dibawa. Gadis tak dikenal identitasnya ini mendadak saja berlari dari arah berlawanan. Itu terjadi ketika Benua hendak melaju ke pintu keluar sekolah.

"Setiap luka nggak ada yang namanya biasa."

"Sekecil apa pun dia pasti ninggalin bekas."

"Ada rasa nggak pantes aja seorang cewek terluka di depan mata gua sendiri," lirih Benua sambil membersihkan luka tersebut.

"Harus segitunya?"

Benua menganggukkan kepala. "Mau sampai kapanpun wanita adalah mahkota. Dia sama berartinya seperti tahta seorang raja, sangat berharga," ungkap Benua yang melengkapi pengobatan itu dengan plester.

"Jadi, jaga diri lo karena kelak lo adalah milik raja." Benua beranjak dari duduknya di aspal.

"Cukup menarik," batin gadis itu memperhatikan perawakan Benua lebih dalam.

"Rici?" Benua dikejutkan dengan kehadiran Rici yang sama sekali tidak disadari olehnya. Jarum jam saat ini seharusnya menunjukkan bila Rici sedang menjalani pembelajaran di kelas. Namun, saat ini Rici malah menampakkan diri di hadapan Benua.

"Lo ngapain di sini?"

"Pelajaran udah di mulai. Sana belajar, jadi anak teladan di kelas."

"Gua di sini buat berbicara satu hal sama lo," balas Rici.

"Sekarang?" tanya Benua dengan heran.

Rici memberi jawaban dengan anggukan kepala. "Kalau kita berbicara sekarang sama aja kayak gua dukung lo buat bolos jam pelajaran," ujar Benua menentang kemauan Rici. Jangan hanya karena Benua Rici menjadi menyia-nyiakan waktu dan kesempatan belajarnya di kelas. Itu sangat tidak baik.

"Lalu dia?"

"Barusan aja kalian saling berbicara, bukan?"

She's a Fangirl || Proses PenerbitanWhere stories live. Discover now