Wajah yang Sama - Rinkichirika00

454 75 36
                                    

Suara gaduh dari arah dapur membuat gadis yang sedang berkutat dengan ponsel memutuskan untuk melihatnya. Suara itu seperti benda yang berjatuhan dari tempatnya.

“Lo?” ujar gadis itu setelah melihat ada apa di dapur, ternyata adiknya sedang masak telur dadar.

Melihat peralatan dapur yang berserakan di lantai, membuatnya mengerutkan dahi. “Kenapa begini?” ujarnya lagi.

“Gasnya abis! Lo lupa beli gas? Ga becus banget, sih!” ujar anak laki-laki itu menyolot.

“Gue ini kakak lo, ya! Yang sopan dikit, ke,” gadis itu pun tak kalah tinggi dengan nada bicaranya.

“Kakak? Lo itu anak yang dipungut mami karena mami kasihan sama lo tau gak, sih? Lo bukan kakak gue! Lo bukan bagian dari keluarga gue! Emang mami sayang sama lo? Gak, Ruby Erlania!” laki-laki itu melenggang pergi meninggalkan Ruby yang tengah mematung dengan ucapannya.

Gadis itu Ruby, lebih tepatnya Ruby Erlania.S. Gadis berkulit putih dengan rambut hitam panjang yang digerai, tatapan matanya teduh tapi menusuk dihiasi dengan bulu mata yang lentik menambah kesan cantik padanya.

Dengan membereskan peralatan dapur yang berserakan, Ruby memikirkan ucapan adiknya. Bukan sekali dua kali adik laki-lakinya bilang begitu, dia selalu bilang jika Ruby bukan bagian dari keluarganya.

Apa itu benar, mami? Pertanyaan yang belum terjawab sampai sekarang. Setiap Ruby menanyakan hal itu pada orang tuanya, mereka seolah mengalihkan pembicaraan.

Apapun yang Ruby mau ada di sini karena keluarga ini memiliki kekayaan yang melimpah, tapi tidak dengan kasih sayang layaknya orang tua dengan anak. Melainkan seperti majikan dengan pembantu.

***

“Halo, gaes ... ada berita baru, terbaru dan akurat dijamin duar banget,” ujar gadis yang baru saja datang dengan membawa kamera DSLR di lehernya. “Terutama lo Ruby, lo harus tau berita ini!” ujarnya lagi dengan penuh penekanan di setiap katanya.

“Apaan, sih? Jangan bikin kepo, deh.” Timpal gadis yang sedang mengaduk-aduk es teh manisnya.

Ruby dan ke-empat sahabatnya kini sedang berada di kantin, menghabiskan waktu istirahat dengan sahabat membuatnya lupa dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya bimbang. Mendengarkan gosip yang katanya sangat mengejutkan yang disampaikan temannya itu.

“Lo serius ada anak baru yang mukanya mirip gue?” tanya Ruby dengan mengangkat sebelah alisnya.

Gadis yang memberikan berita itu menunjukkan kameranya, menampilkan gambar gadis yang cantik dan sangat mirip dengan Ruby, bahkan sebagian temannya ada yang mengira kalau itu memang Ruby.

“Ngga! Gue ga punya kembaran, gue anak sulung!” Ruby pergi meninggalkan keempat sahabatnya, ia menuju kelas di mana sahabatnya menemukan gadis itu.

Deg, tidak bisa dipungkiri jantung Ruby berdetak kencang ketika melihat gadis yang memang sangat mirip dengannya, wajahnya, warna kulitnya, postur tubuhnya. Satu yang berbeda darinya, dia memiliki lesung pipi di sebelah kanan, sedangkan Ruby memiliki lesung di sebelah kiri. Ruby melihat perbedaan itu ketika dia tersenyum dengan lawan bicaranya.

Ternyata keempat sahabatnya membuntuti kemana Ruby pergi, sekarang kelimanya menatap gadis itu dengan tatapan tak suka. “Kita sambut dia dengan pesta,” ucap Ruby tersenyum sinis. Begitu juga dengan sahabat-sahabatnya.

Perilaku Ruby yang sombong dan kejam bukanlah watak aslinya, melainkan ia hanya ingin orang tuanya tahu bahwa dia membutuhkan perhatian seorang ibu.

Berulang kali Ruby melakukan pelanggaran di sekolah, berulang kali kepala sekolah mengundang wali murid, orang tuanya tidak hadir. Jika saja keluarganya bukan yang membantu banyak sekolah ini berdiri, sudah lama Ruby di keluarkan atas perilakunya terhadap siswi lain.

EVENT CERPEN : SADGIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang