17. Rumah Yeonjun

865 153 6
                                    

Voment cefat.

• • •

"Becanda lho, Ayah Bunda ku kan gak disini." Menyadari raut wajah Soobin yang berubah, Yeonjun tertawa pelan. Kemudian mengusak rambut Soobin gemas, "Main ke rumah Kakak, ya?"

"Udah mau malam tau," Soobin menggerutu, tetapi gak nolak juga. "Kakak yang izin ke Mama ya?"

Yeonjun mengangguk mengulurkan lengan di hadapan Soobin, "Mana kesinikan handphone mu."

Soobin lantas memberi handphonenya pada Yeonjun, membiarkan yang lebih tua, menghubungi Mama nya.

Yah, Mama kalau berhadapan dengan Yeonjun mana bisa menolak?

• • •

"Mau, minum ga?"

Soobin menoleh lalu mengangguk sebentar, pemuda itu menyusuri meja-meja di ruang tamu. Isinya foto Yeonjun saat masih kecil semua. Pemuda itu berhenti ketika berhadapan pada bingkai berukuran sedang. Sebuah foto keluarga, Yeonjun, Ayah dan Bundanya. Sepertinya di ambil ketika Yeonjun masih SMA.

Maklum saja, Soobin kesini saat,  Yeonjun sakit. Cuma fokus mengurus dan membersihkan rumah. Jadi tidak tau detail rumah si pacar.

Di lihat-lihat pakaian keduanya sangat formal, berbeda sekali dengan Mama yang selalu berpakaian santai.

Kalau kata Mama sih, 'Kan jadi terlihat seumuran mu.'

Dasar.

"Ini," Si Kakak tingkat menatap Soobin lalu menyodorkan segelas susu almond.

Soobin pandang berbinar, menggumam terimakasih sebelum menyesap susu favoritnya itu. "Makasih, Kak!"

Yeonjun bergumam tidak jelas, memeluk pinggang si pacar tiba-tiba lalu menaruh kepalanya di bahunya.

"Kak? Kenapa?"

Yeonjun berdeham, tidak menjawab. Soobin mendegus kecil. "Kak laper?"

"Iya, kenapa? Mau masakin?"

"Mau?"

Kekehan serak jadi balasan, Yeonjun kecup pipi Soobin cepat. "Siapa yang nolak kalau di masakin sama pacar?"

• • •

"Kak ish, lepas dulu."

"Yaampun Kak, bentar mau ngambil garem."

"Aduhh, Kak!"

Soobin lagi masak, agaknya yang minta di masakin benar-benar gak bisa lepas dari Soobin barang sedetik pun. Yeonjun terus memeluk Soobin dari belakang dan mengeluh ketika Soobin melepas pelukannya.

Soobin terus mengomel, tapi Yeonjun tidak kapok-kapok. Kangen banget katanya.

"Dek jangan mikir, Kakak bosen lagi. Jangan tinggalin Kakak." Kata Yeonjun——masih memeluk pinggang Soobin dari belakang.

Soobin menghela napas. "Iya ih, Kak. Lepas dulu ayo, ini makanan nya udah jadi."

"Suapin ya?"

Hadeh, kalau gini Soobin berasa ngurus bayi.

Soobin mendengus bentar, lalu mengangguk. "Iya-iya. Lepas dulu makanya, ke meja makan cepet."

Yeonjun menurut. Si pemuda lantas segera menduduki diri pada meja makan dan menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

Soobin menggeleng pelan, lalu menduduki kursi yang Yeonjun tunjuk. Pemuda itu dengan hati-hati. mulai suapi pacarnya. "Gimana, enak?"

"Enak dong, buatan pacar ku mana ada gak enak."

"Hilih." Soobin kembali suapi Yeonjun.

Mereka berdua makan dengan tenang, sampai suapan terakhir Soobin lantas bangkit hendak mencuci piring.

Di belakangnya, Yeonjun kembali memeluk pinggang Soobin. Si manis menghela napas. Sabar, sabar, untung pacar. Decak Soobin dalam hati.

"Habis ini mau ngapain?" Yeonjun kasih kecupan ringan di leher Soobin. Mengeratkan pelukan pada pinggang si manis.

Soobin mengernyit, berpikir sejenak, sembari menyentak bahu nya pelan—Yeonjun benar-benar membuat nya geli. "Nonton film?"

"Ayo, Dek. Horror, ya?"

Soobin mengangguk kecil, "Heum."

Soobin dan Yeonjun berada dalam posisi yang sama beberapa waktu. Soobin beberapa kali mengeluh tapi Yeonjun semakin tidak mau lepas. Berakhir dengan helaan napas lelah.

"Tumben manja, Kak." 

"Kenapa? Gak boleh, ya?"

Soobin terkekeh, "Hoo PMS rupanya."

"Sialan," Yeonjun mendengus. "Mana ada PMS."

Suara air megalir berhenti—Soobin sudah menyelesaikan pekerjaanya. Kemudian si manis berbalik menghadap Yeonjun. "Minggir, Kak."

"Gak mau." Yeonjun delik jail, "Cium dulu."

Soobin hendak melayangkan protes, tapi sebelum mengeluarkan kalimat bibirnya di bungkam pake ciuman singkat Yeonjun.

Soobin mengerjap kaget, "Kak!"

"Maaf, gemes habisnya. Boleh, ya?"

Wajahnya setengah memerah, Soobin mengangguk. Kemudian mengalungkan lengannya pada leher Yeonjun ketika yang lebih tua kembali menempelkan bibirnya, memberi lumatan hangat dan pelan. Yeonjun menarik diri ketika Soobin membutuhkan jeda, kemudian Yeonjun membubuhkan kecupan ringan pada seluruh wajah Soobin. Keduanya mengambil napas, menatap satu sama lain.

"Yeonjun?"

????

Yeonjun dan Soobin tersentak, keduanya menoleh, sangat terkejut mendapati wanita paruh baya di sana, pakaiannya formal, parasnya elegan. Dan Soobin lebih terkejut lagi ketika Yeonjun bergumam pelan,

"Bunda?" []

“Bersambung-”

• • •

Mampus di gantung.g

Anw, makasih banget yang udah nungguin cerita gak jelas kayak begini. Maaf typo nya, aku rasa dari segi bahasa aja udah berubah-ubah.   Makasih banyak sekali lagi.



Sweet Talk [Yb]Where stories live. Discover now