8. Inggit

3.5K 932 108
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

" Siapa kamu?" Jaemin berhadapan dengan seorang wanita berambut panjang dengan baju dress yang kotor wajahnya hanya terlihat sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Siapa kamu?" Jaemin berhadapan dengan seorang wanita berambut panjang dengan baju dress yang kotor wajahnya hanya terlihat sedikit.

" Kamu bawa saya kesini." Ucap wanita itu pelan.

" Saya gak suruh kamu kesini, kenapa kamu ikuti saya?" Wanita itu tertawa nyaring tangannya menjuntai dengan kuku yang panjang.

" anak itu yang suruh saya kesini." wanita itu menujuk shotaro yang ada di pinggirnya.

" Kenapa kamu bawa dia kesini." Tanya Jaemin.

" Saya pikir dia bisa menjelaskannya pada kamu jaemin, dia yang melihat kejadiannya." Jawab Shotaro, Jaemin kembali menatap wanita itu, bau anyir menyeruak di kamarnya karena luka yang timbul dari tubuh wanita itu.

" Apa yang kamu lihat?"

" Perempuan belanda itu suruh saya diam." Jaemin tau yang di maksud wanita itu adalah Annelise, Jaemin menoleh mencari Annelise tapi tidak ada.

" Tidak ada Annelise disini, kamu bisa ceritakan semuanya." Tiba-tiba wanita itu menangis.

" Saya mau anak, Anak saya disakiti wanita belanda itu dia Jahat anak saya di tusuk." Jaemin menoleh menatap Shotaro.

" Siapa yang dia maksud?" tanya Jaemin.

" Kakaknya Jeno." Jawab Shotaro.

Jaemin berusaha melihat masalalu dati hantu yang ada di hadapannya, Dan ia melihat seorang wanita yang kehilangan anaknya saat masih bayi karena hanyut di sungai wanita itu bunun diri lompat dari sungai dimana bayinya di temukan.

Bisa Jaemin simpulkan juga kalau wanita ini menyukai Mark sejak kecil karena Mark mengingatkan pada anaknya, awalnya Mark bisa melihat namun semenjak ia bertambah usia dan mata batin Mark di tutup gerbang percakapan mereka terputus.

- - -

Jeno masuk ke ruang rawat kakaknya, ia melihat kakaknya sudah sadar sedari dua jam yang lalu, tatapannya kosong dan hanya menatap lurus kedepan, Jeno tau ada yang salah dengan kakaknya.

" Kak." Panggil Jeno, Jeno mendekati kakaknya.

" Jen, kak mark kenapa?" Tanya Haechan, Haechan memang menemani Jeno sedari kemarin karena niat awalnya juga menginap di rumah Jeno.

" Gak tau Chan, Kak mark diem aja sedari sadar kata Mama." Ucap Jeno.

" Kak Mark." Panggil Haechan dan Mengengam tangan Mark, Belum ada yang tau jika Haechan menyukai kakak Jeno ini termasuk Jeno sendiri.

" Chan, aku titip kak mark dulu ya mau ke kantin beli minum dulu." Ucap Jeno.

" Iya Jen." Jeno keluar dari kamar rawat Mark sementara Haechan mengambil kursi untuk duduk di dekat Mark.

" Kak mark cepet sembuh ya." Ucap Haechan sambil mengengam tangan Mark.

" Lepasin tangan anak saya." Ucap Mark dengan suara yang berbeda, Haechan menyiritkan keningnya.

" Kak Mark?" Mark menundukan kepalanya dan mulai tertawa sendiri, Haechan mulai ketakutan ia bangkit dari duduknya.

" Menjauh kamu dari saya." Ucap Mark, Haechan mundur beberapa langkah dari Mark.

Mark mulai menangis lalu tertawa membuat Haechan semakin ketakutan dan untung saja Jeno datang lalu mendekati Mark.

" Kamu siapa?" Tanya Jeno karena yang Jeno lihat di hadapannya bukan Mark.

" Jen." Panggil Haechan bingung.

" Kamu tau saya?" Mark tersenyum pada Jeno, mata tak fokus ia sangat mengenal siapa sosok yang ada di hadapannya kini.

" Inggit?" Bisik Jeno, Mark mulai menangis.

" Dia sakitin anak saya, jadi saya mau bawa anak saya."

" Gak, gak boleh kamu gak boleh bawa kakak saya!"

" Indung indung kepala lindung.." Mark mulai menggumam, tanganya seolah-olah sedang menggendong bayi.

" Keluar kamu!" Mark menegakan kepalanya.

" Saya mau anak saya!!" Jeno menahan agar Mark tidak mengamuk dan membacakan sesuatu agar Inggit keluar dari tubuh Mark, Haechan membantu Jeno memegang tubuh Mark, dan setelahnya Mark kembali tak sadarkan diri.

" Mark kerasukan?" Tanya Haechan.

" Bisa dibilang gitu chan." Jawab Jeno, Jeno membetulkan posisi tidur Mark dan menaikan selimutnya.

Jeno menyadari tatapan lain dari Haechan saat menatap Mark, ada rasa khawatir yang sangat besar disana.

" Chan, aku tau kamu suka sama kakak aku." Ucap Jeno sambil menepuk pundak Mark, Haechan terperenjat kaget dan sadar dari lamunannya.

" Hah! apa? Enggak kok!" Elak Haechan.

" Gak usah bohong, mata kamu gak bisa bohong." Haechan menghembuskn nafasnya dan mengangguk.

Sore hari setelah Mark kembali sadar Haechan menemani Mark makan, bahkan Haechan menyuapi Mark ini semua karena ulah Jeno yang entah tiba-tiba keluar bilangnya mau cari makan.

" Kamu Haechan ya yang waktu SD jatoh dari tangga." Ucap Mark, Ternyata Mark masih mengingat kejadian memalukan Haechan yang jatoh karena ulahnya sendiri, menendang pantat Jeno malah dia yang jatoh dan sialnya menimpa tubuh Mark.

" Iya kak." Ucap Haechan sembaru terkekeh canggung.

" Makasih udah mau nemenin aku."

" Sama-sama kak."

" Gimana sekolahnya?" Haechan memberikan segelas air pada Mark.

" Biasa aja kak." Mark mengangguk.

Jeno mengintip dari kaca pintu melihat Mark dan Haechan yang mengobrol, mungkin setelah ini akan ada pendekatan antara kakaknya dan sahabatnya.

Tapi semakin lama di rumah sakit ia semakin jengkel karena banyak sosok yang mendekati dia meminta tolong hanya karena dia bisa melihat, Jeno berusaha untuk mengabaikan mereka tapi mereka mendekati terus.

" Malesin banget jadi anak indihome." ucap Jeno.

" Indigo." Jeno melonjak kaget melihat Haechan tiba-tiba ada di hadapannya.

" Ngagetin aja!"

" Ngapain disini? Gak masuk?"

" Mau, tapi liat ada yang lagi pacaran jadi gak mau masuk biarin yang pacaran enak banget, suap suapan." Jeno menaik turunkan alisnya menggoda Haechan.

" Berisikk!!"

" Cieee.. Mukanya merah." Haechan mencubit pinggang Jeno hingga Jeno mengaduh sakit.

TBC

Terimakasih sudah baca, komen dan vote, selamat malam dan salam hujan.


Sunny Pwark. Des 11, 2020.

Sandekala [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang