18. Harusnya bersama

346 19 5
                                    

Jangan pernah percaya dengan siapapun, termasuk orang dekat. Bisa jadi mereka mengkhianati mu:v

***


Malam sudah larut, namun Fani tak kunjung tidur. Wanita itu tengah berdiri memandang langit di dekat jendela kamar. Sudah 2 jam Fani berdiri dan setia menatap langit. Entah apa yang menarik sehingga Fani enggan melepaskan pandangannya.

Pikirannya kacau, mengingat sekarang dirinya sudah tak punya apa-apa. Sungguh,satu atap bersama Reyhan membuat dirinya malu,apalagi dulu ia pergi meninggalkannya. Fani tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa nanti, jikalau Reyhan tahu Fani sebenarnya sudah mengetahui yang sebenarnya dan malah memilih pergi meninggalkan Reyhan selama 16 tahun,tanpa kabar. Yang pastinya membuat Reyhan frustasi.

Iya,Fani tahu Reyhan mengalami strees berat dan juga frustasi hingga akhirnya Reyhan harus rutin ke psikiater untuk berobat. Fani turut prihatin,ini salahnya. Bukan salah Reyhan ataupun Nadin,andai saja waktu itu Fani tidak pergi,mungkin sekarang dirinya bisa bersama Reyhan walaupun dalam keadaan genting. Dirinya juga sudah siap jika suatu saat nanti Reyhan mengetahui semuanya,dan dia siap dibenci oleh semua orang.

"Gue emang ditakdirkan untuk hidup sendiri. Kesepian,"gumam Fani. Tanpa sadar air matanya menetes. Cepat-cepat tangannya langsung menghapus air mata yang keluar.

"Maafin gue Reyhan. Semua yang terjadi itu karena gue. Gue yang terlalu egois dan mementingkan ego gue sendiri tanpa memikirkan semuanya. Grace dan Kimberly,gue minta maaf memisahkan kalian bertiga selama 16 tahun,"ucap Fani,sedih itulah yang selalu melekat di hati Fani. Dunia seakan tak membiarkan dirinya bahagia.

"Gue ikhlas jika suatu saat nanti Lo tahu kebenarannya dan membenci gue. Dan gue siap Grace dan Kimberly membenci gue,"gumamnya. Perlahan kakinya keluar kamar untuk sekedar mengambil air minum karena tenggorokannya terasa haus.

"Sedang apa kamu Grace?"tanya Fani saat melihat Grace hanya diam duduk di dapur tanpa melakukan apapun.

"Mommy,"ucap Grace.

"Aku sedang lapar Mom,dan tidak ada makanan di sini. Entah apa yang ada di kulkas aku tidak tahu semua bahan itu."lanjutnya.

"Buah-buahan pasti ada kan?"tanya Fani datar.

"Mungkin habis,karena hanya ada sayuran dan mungkin bahan-bahan membuat kue,"ucap Grace lesu.

"Mom,aku kangen sekali Pancake buatan Mommy, terakhir kali aku makan kan saat umur 10 tahun,bisakah Mommy membuatkan Pancake untukku?"ujar Grace pelan tak berani memandang Fani membuat Fani menaikkan sebelah alisnya terangkat.

"Oke,akan Mommy buatkan. Kamu tunggu aja,"ucap Fani membuat Grace senang.

"Kita buat sama-sama mau?"tanya Fani membuat Grace mengangguk.

Tak terasa ada sepasang mata yang melihat percakapan keduanya. Yah Reyhan,pria itu juga tidak bisa tidur karena Fani. Melihat Grace dan Fani nampak akrab membuat hatinya hangat. Seperti melihat seorang istri yang bersama anaknya bersama.

"Udah kamu duduk aja, sedikit lagi jadi."ucap Fani membuat Grace menggangguk.

Karena tak tahan,Reyhan langsung menghampiri keduanya. Terlihat Fani yang sibuk memanggang pancake nya di teflon. Sementara Grace hanya tersenyum saja melihat kedatangan Reyhan. Yah, setelah berbicara dengan Fani tadi Grace diminta untuk tidak membenci Reyhan. Sebisa mungkin Grace akan menghilangkan rasa bencinya, bagaimanapun dia juga ingin sekali memeluk Reyhan. Ayahnya yang baru ia ketahui saat sudah remaja.

"Buat apa Fan?"tanya Reyhan membuat Fani tersentak kaget.

"Eh?"kaget Fani.

"Ini,lagi buat pancake."jawab Fani yang mencoba fokus agar tidak gosong.

Relationship ( Squel Reyfan )Where stories live. Discover now