April 4

16 4 0
                                    

Dengan reflek aku menghentakan tangan ku tanpa melihat siapa yang tadi mencekal tangan ku

"Kasar banget lo, masih mending gua tolong," ucap seseorang dengan suara berat di bekalang ku, sontak aku pun berbalik untuk melihat siapa itu

Aku pun tertegun saat melihat sosok tinggi putih dengan muka datar sedang menatap ke arah ku

"Eh kak Dikta, ada apa?" tanya ku sedikit gugup bercampur takut

"Lo gak liat depan jalan raya? Lo mau ketabrak? Kalo mau nyebrang tuh liat-liat kanan kiri jangan cuman jalan aja lurus," ucap Dikta saat itu bahkan aku masih sangat ingat intonasi yang keluar dari mulut nya

Aku hanya diam sambil menautkan alis ku

"Aku jalan buru-buru tadi karena emang ngerasa ada yang ikutin aku aja," jawab ku saat itu sambil tertunduk aku masih terlalu takut untuk hanya sekedar menatap mata nya waktu itu

Dikta hanya diam, dan aku pergi berjalan sedikit menjauh dari sisi Dikta untuk mulai menyebrang

"Sial rame banget lagi, pasti pada pulang kerja," gumam ku dalam hati sambil terus berusaha untuk menyebrang

Tanpa aku sadari Dikta sudah berada di samping ku lagi

"Ngapain lagi sih kak?" tanya ku mulai jengah dengan tingkah nya

Dikta hanya diam pandangan nya lurus kedepan tak menghiraukan pertanyaan ku lalu ia dengan santai nya menarik tali tas ku sambil menuntun ku menyebrang jalanan

Aku hanya diam membisu sambil melihat apa yang ia lakukan, rahang nya mengeras tatapnya sangat teduh walau terlihat menyeramkan

Saat sampai di sebarang jalan Dikta melepaskan tarikan nya pada tali tas ku

"Makasih," ucap ku Ragu

Tidak ada respon Dikta malah pergi meninggalkan begitu saja

Aku hanya diam mematung di tempat ku berdiri dengan banyak pertanyaan di dalam kepala ku sambil melihat punggung nya mulai menjauh terkikis oleh jarak.

****

Hari ini adalah hari senin hari upacara pertama ku di sekolah baru dengan seragam pertam putih biru ku

Sudah hampir setengah jam lebih aku berdiri di sini, dan entah untuk ke berapa kali nya aku mengusap keringat di kening ku. Pembina upacara masih saya berbicara bahkan saat aku tidak bisa mendengar nya sekali pun saat ini karena semua orang yang berbaris di belakang mulai tidak tertib.

Upacara pun selesai dan pembina upacara memberi waktu 15 menit untuk ke kantin membeli minum atau sebagai nya sebelum jam pelajaran pertama di mulai

"An, lo ke kantin gak?" tanya ku saat itu pada Anna saat barisan sudah boleh di bubar kan

"Enggak Pril, lo gak bawa air minum emang nya? " tanya Anna

"Bawa sih, cuman takut gak cukup aja sampe pulang sekolah." jawab ku sambil merapih kan rambut ku yang berantakan akiba tadi memakai topi upacara

"Oh yaudah, mau gua anter?" jawab Anna

"Enggak deh, lo ke kelas aja duluan. Takut kantin rame gak enak lo nunggu gua lama," jawab ku

"Hem, yaudah gua juga belum ngerjain tugas sih dikit lagi," kata Anna sambil menyengir tanpa dosa

"Oke, gua duluan ya."

Aku berjalan meninggal kan Anna menuju kantin sambil mata ku melihat ke sekeliling, tanpa sengaja mata ku menangkap segerombol siswa yang sedang di baris kan di halaman sekolah dan aku melihat Dikta di sana, seperti nya ia telat.

APRILWo Geschichten leben. Entdecke jetzt