CHAPTER 4

85 2 0
                                    

Adrian sedang duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya, ia menatap langit malam yang bertaburan bintang. Banyak hal yang kini ia pikirkan kejadian sebulan yang lalu dan juga pernikahannya sebulan lagi.

Adrian mengingat kembali kejadian itu, ia ingat bagaimana dirinya sangat mendamba tubuh itu, bagaimana ia meninggalkan perempuan itu sendirian setelah ia terbangun tanpa ada permintaan maaf.

Sial... hal itu membuatnya menjambak rambutnya sendiri ia bangkit berdiri dan mendekati pagar balkon itu, ia bingung dengan dirinya ia ingin bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan tapi tidak mungkin mengorbankan kekasihnya, Bunga.

Adrian pov

Aku bingung apa yang harus kulakukan, berdiri memandangi langit malam telah menjadi rutinitas ku sebulan terakhir , aku mengingat kejadian sebulan lalu, sampai saat ini tak ada yang tahu akan kejadian itu. aku ingat setelah seminggu berlalu saat aku datang ke kantor aku menerima email pribadi dari Yashinta sebulan yang lalu, aku ingat dimana dalam pesannya Yashinta meminta kepadaku untuk menjual saham yang ada pada hotel itu, dan juga memutuskan kerja sama dengan perusahaanku serta memintaku untuk untuk melupakan kejadian malam itu.

Aku ingin melupakan semua kejadian itu, tapi tak bisa. saat sedang asyik melamun aku merasakan seseorang memeluk kakiku aku kaget dibuatnya. Astaga, ternyata dia putra kesayanganku Alfa

" Daddy ayo berikan aku dongeng malam ini" dengan wajah imutnya itu Alfa memohon padaku, mana bisa aku menolaknya saat ini hanya dialah yang bisa membantuku melupakan masalahku.

" baiklah, Daddy akan menceritakan cerita kesukaanmu"

Aku mengajak Alfa ke kamarnya, sejak berumur 4 tahun Alfa sudah tidur sendiri dikamarnya sekarang ia sudah berumur 5 tahun.

Baru saja bercerita beberapa menit aku melihat Alfa sudah tertidur, hari ini pasti dia sangat kelelahan karena bermain dengan teman sekolahnya. Aku mengecup keningnya, menarik selimutnya hingga sebatas dada dan mematikan lampu kamar Alfa aku menutup pintu kamarnya dan memilih untuk pergi ke ruang keluarga di lantai bawah.

disana aku bisa melihat mama dan papa sedang menonton film Titanic, itu adalah film favorit mereka aku duduk disebalah mama.

" Ryan besok kamu temani mama ke panti asuhan ya sayang"

" kan ada papa" jujur saja aku sangat malas untuk bepergian saat ini.

" Badan papa sejak kemarin kan kurang sehat Ryan " sekarang papa membantu mama untuk membujukku.

Jika sudah begini mau tak mau aku akan mengantar mama ke panti itu, Mama sebenarnya anak yang dibesarkan di panti tapi ia sangat beruntung di adopsi oleh kakek dan nenekku.

" oke-oke aku antar mama besok" sebenarnya besok aku tak memiliki jadwal penting jadi tak ada salahnya bukan menuruti perintah nyonya besar rumah ini.

setelah itu kami hanya fokus menonton film hingga selesai, entah sudah berapa kali kami menontonnya tapi romantisme Jack dan Rose benar-benar tak membosankan.

.........

Pagi ini aku sudah bersiap siap untuk mengantar mama, aku menuruni tangga dan menuju ruang makan disana sudah ada Alfa, mama dan papa.

" good morning" sapaku sambil mengambil tempat duduk di dekat Alfa

" good morning too honey" Masih pagi mama sudah menggoda papa dengan sengaja memanggilku honey. terdengar dengusan tidak suka dari papa.

kami sarapan dengan diiringi celotehan Alfa, dan aku baru tahu kalau Alfa akan ikut bersamaku dan mama nanti. selesai sarapan, aku, mama dan Alfa langsung masuk ke dalam mobil yang disiapkan mang ujang di dalam mobil sudah terdapat hanya mainan dan coklat yang nanti akan dibagikan.

IF YOU Where stories live. Discover now