⊛13⊛

1.1K 167 4
                                    

DOR!
DOR!
DOR!
DOR!
CTANG!

"Awas belakang lo, Je."

Jeongin tersenyum malu melihat kakaknya. "Sorry, gue nggak fokus."

"Lain kali ati-ati. Jangan maksa diri, gue nggak mau adek kecil gue tersakiti. Gue mau maju, lo di sini saja sama Kak Younghoon."

Hyunjin mengusak pelan surau Jeongin lalu pergi masuk ke dalam markas musuh untuk menyusul bosnya yang ada di garis depan.

"Je, fokus!"

"Siap kak Hoon!"

"Gu-gue nggak tau, ayah sekejam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gu-gue nggak tau, ayah sekejam itu .." Minho menatap tidak percaya laki-laki di depannya, Felix Lee yang bersama anak bos mafia Seo.

"Maafin kakak! Kakak nggak tau. Kakak terlalu bodoh buat nggak nyari tau semua yang udah disembunyiin pria itu."

Minho berhambur memeluk adiknya. Perasaan sedih dan menyesal bercampur menjadi satu.

"Udah kak, nggak papa. Maafin gue juga, udah bawa Jiji kesini. Harusnya gue tolak aja."

"Nggak, kamu nggak salah. Kamu ngelakuin itu demi hidup kan? Sekarang kakak bakal bawa Jiji pulang dan kita harus hidup bersama."

Felix tersenyum hangat mendengarkan penuturan kakaknya sebelum satu pesan masuk melunturkan senyum tersebut.

+82 xxxx

Fex, lo dimana?! Cepet balik
ke markas. Mafia terbesar
dunia bawah nyerang kita.

"Kenapa, apa isinya?"

Felix tidak menjawab. Laki-laki berfreckles itu langsung menunjukkan layar ponselnya ke arah Minho.

"Sial! Mereka ngira gue sama Jiji ketangkep. Kalian, bisa tujukin jalan ke markas?"

Felix ingin menjawab tapi disela oleh kekasihnya, Changbin.

"Gue bakal tunjukin dan lo harus bunuh semua keluarga gue. Gue nggak mau ayah gue harus jahat cuma gara-gara ibu gue dibunuh."

"Dengan senang hati, tuan muda."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Blueprint [banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang