·˚ ༘ ♡ five

11K 1.3K 224
                                    

"Are? Tidak ada makanan."

Langkah kaki menuju dapur terdengar. Satoru menutup pintu kulkas seraya menoleh dengan senyum khasnya.

"Ada apa, Satoru?"

"Persediaan makanan habis, aku akan—"

"Boleh aku ikut?"

"..."

Seulas senyum Satoru berikan.

"Boleh."

***

Semenjak kejadian malam itu, Satoru menjadi lebih sering mengajaknya keluar. Hal seperti (Name) yang ingin ikut atau semacamnya pun kini ia dengan mudah mengizinkanya.

Dengan syarat, Satoru harus bersamanya.

"Hm? Satoru, kau tak akan bisa melihat merknya jika matamu tertutup," ujar (Name) seraya tersenyum tipis. Satoru terkekeh.

"Kalau begitu, kuintip saja deh~"

Sedikit menaikkan penutup mata, netra sebiru lautnya terlihat. (Name) tersenyum kala hal terindah yang ia sukai, kini dapat ia lihat kapanpun.

Namun, senyumnya luntur kala sepasang netra asing menatap 'kekasih'nya dengan rona di wajah. Ditambah dengan raut malu-malu, (Name) menatap wanita itu dengan senyum khasnya.

"Ano."

Wanita itu tersentak lalu menatap (Name). Satoru pun kembali memasang penutup matanya, lalu menoleh.

"Y-ya?!"

(Name) tersenyum.

"Apa ada masalah?"

Wanita itu tergagap. Ia menunduk dengan rona merah. Antara malu tertangkap basah atau mungkin yang lain. Sesekali mencuri pandang, wanita itu kembali menunduk.

"S-saya ... h-hanya tak sengaja melihat matanya. I-indah sekali."

Satoru terdiam sejenak lalu mengukir senyum khasnya.

"Iyakah? Terima kasih."

Samar, dapat (Name) dengar gumamannya.

"Aku menyukainya. Aku ingin memilikinya."

(Name) tersenyum lalu membuang muka.

"Begitukah?"

—seraya menggigit bibir bawahnya.

***

"Pergi sendiri? Tidak."

Singkat, padat, dan jelas. Satoru memasang wajah tegasnya.

"Eh?! Aku hanya ke minimarket—"

"Ini sudah malam. Kau tahu itu."

"Tapi—"

Satu cengkraman kasar di rahang ia dapatkan. Tercekat, wanita itu terdiam. Satoru yang tak mengenakan penutup mata itu kini menatapnya tajam.

"Kubilang ... tidak."

Menautkan kedua alis, mata yang tak kalah tajam dengan berani menatapnya. Menghempaskan tangannya secara kasar, wanita itu kini meraih kasar kerah baju Satoru.

Menariknya mendekat, dengan kasar ia menyatukan keningnya. Satoru yang kala itu sedikit terkejut pun masih terdiam.

"Ap—"

Bukan raut kesal yang (Name) tunjukkan, hanya seulas senyum serta tatapan meyakinkan dilemparkan.

"Aku akan pulang dalam waktu cepat."

Luluh, Satoru mengangguk.

"Kutunggu kamu."

***

Apa kalian pikir Satoru akan menepati janjinya?

Tidak.

Satoru tak akan mungkin membiarkan wanita miliknya pergi sendirian. Apalagi dimalam hari. Ia tak ingin wanitanya terluka, digoda, ataupun hal buruk lainnya yang terjadi.

Namun, kini berbeda.

"Apa yang kau lakukan ... (Name)?"

Kala ia menyaksikan sendiri apa yang wanitanya lakukan. Benda berbentuk bola menggelinding dan berakhir menubruk kakinya. Cairan merah pekat kini menyatu dengan gelapnya malam dan kegelapan menyamarkannya. Namun bau besinya tak tersamarkan yang membuat semua terasa memuakkan.

Menjijikkan.

Sang pelaku menoleh dengan wajah datarnya.

Oh— deja vu.

"Satoru kah?"

Satoru menatap sang pelaku tak percaya.

"Mengapa kau melakukan ini?"

Sang pelaku memiringkan wajah bingung diserta matanya yang terbuka lebar. Gelapnya malam disertai cipratan darah entah mengapa membuatnya sangat—

"Habisnya ... dia bilang dia menyukaimu. Kau kan ... milikku."

—cantik.

Seringaian lebar terpampang diparas tampannya. Rambut yang jatuh kala penutup mata dibuka, kini tersisir ke belakang ulah tangannya. Manik lautan kini berkilat dengan hati berdebar.

Kini hati berteriak gembira dengan jantung yang menggila.

Apa (Name) segitu mencintainya?

"Iya ... aku ... aku milikmu."

Apa ... tinggal bersama pria itu benar-benar membuatnya gila?

Sepertinya iya, hingga dirinya terseret menuju jalan yang menyesatkan. Lalu jatuh ke dalam jurang curam tak berdasar. Dalam dan kini tenggelam dikegelapan. Tak ada cahaya yang datang. Hanya cinta yang membutakan.

"Benar, kau milikku. Jadi ... tak ada yang boleh merebutmu dariku."

Karena aku adalah milikmu, dan kamu adalah milikku

Jadi, tak ada yang boleh memilikimu ... selain aku

23 November 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


23 November 2020

©2020 Lemo_Ra

-end

𝐂𝐑𝐀𝐙𝐘! gojouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang