The Most Beautiful Christmas Gift

1K 109 33
                                    

Penulis: HafisHafizTema: ChristmasGenre: SweetJumlah word: 2419

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Penulis: HafisHafiz
Tema: Christmas
Genre: Sweet
Jumlah word: 2419

NB:
Vote story yg benar-benar kalian suka, dan ajak teman-teman kalian untuk vote serta dukung Author kesayangan kalian..

===================================

Saint POV

Cihh Perth sialan itu ngapain aja sih?
Katanya pulang sebelum malam natal dan ini sudah jam 10 lewat. Harusnyakan sudah pulang dari sore tadi, bukankah itu janjinya.
Padahal malam ini malam natal. Tapi dia tidak menepati janji jika ia akan pulang sebelum malam natal tiba. Harusnya dia memberikan waktunya untukku.

Tidak tahukah dia aku sangat menyukai malam natal dan hanya ingin merayakan malam natal kesukaanku ini bersamanya?
Menghiasi pohon natal bersama?
Bahkan aku tidak membeli apapun yang berhubungan dengan natal, karena dia janji kita akan beli bersama.
Perth aku merindukanmu, selama 1 minggu ini aku terus memikirkan mu.
Perth.. Kapan kau pulang?

Saint POV end

***

Saint yang awalnya menunggu di meja makan akhirnya memutuskan menunggu di ruang keluarga. Merebahkan tubuhnya di sofa empuk kesayangannya. Mengambil remot dan menyalakan TV. Menunggu kepulangan si tampan dengan tampang datar menatap kosong ke arah TV.

Detik berganti menit.

Menit berganti jam.

Iris hitam mulai tampak dari kelopak
putih Saint. Mengerjapkan matanya kemudian merubah posisi menjadi terduduk. Masih berada setengah sadar Saint mulai menyesuaikan pengelihatannya. Matanya
mengerjap beberapa kali sampai akhirnya ia menyadari lantai didekat ia tertidur sudah dipenuhi oleh lilin-lilin kecil. TV sudah dipadamkan begitu juga dengan lampu utama.

"Aku baru saja ingin membangunkanmu Bunny."

Suara bariton yang sangat Saint kenali itu sukses membuatnya menoleh kebelakang dimana sumber suara berasal.
Dapat dilihatnya pohon natal setinggi
langit-langit diruangan tersebut sedang dihiasi oleh Perth dengan berbagai atribut natal.

Jangan lupakan dengan keadaan ruangan yang ditempati mereka sekarang, sudah penuh dengan lilin-lilin kecil dimana-mana.
Saint memperhatikan sekeliling dengan wajah heran.

"Karena sedang mati lampu jadi aku
meneranginya dengan lilin-lilin yang aku beli tadi." jelas Perth tanpa menatap Saint.

Saint menaikkan sebelah alis matanya bingung. Tentu saja bagaimana apartemen mereka bisa mati lampu sedangkan di seberang sana lampu masih menyinari gedung-gedung pencakar langit.

Tanpa membuka tirai gorden yang besar diruangan tersebut pun Saint sudah tahu bahwa sebenarnya tidak mati lampu. Saint yang masih diam diposisinya dapat
melihat rona merah ditelinga si tampan yang masih memunggunginya menghiasi pohon natal. Saint tersenyum melihat suaminya yang tsundere menyembunyikan tindakan romantisnya dengan mengatakan mati lampu.

Cemara Project With PerthSaintWhere stories live. Discover now