Malam Gio & Eja

81 9 2
                                    

𝑮𝒊𝒐 & 𝑬𝒋𝒂
Jakarta, 24 Juli 2020


Jam menunjukkan pukul 23.17 WIB. Di tengah kota Jakarta, lelaki manis sedang duduk di teras rumahnya ditemani dengan secangkir cokelat panas.

"Bang Eja? Belum tidur?" Perempuan yang lebih muda dari laki-laki tersebut berucap seraya menyapu teras rumahnya.
"Nunggu bang Gio ya?" lanjutnya.

Mereka adalah kakak beradik, Fahreza Wonwoo Sanjaya dan Winona Somi Ananda. Keduanya adalah saudara kandung yang terpaut 2 tahun, dengan Fahreza atau akrab dipanggil Eja sebagai sang kakak dari Nona.

"Kok kamu tau sih?" Eja berbalik tanya.

"Tau lah. Kebiasaan bang Gio banget jam segini mampir. Anak malem dasar." Ujar Nona dan berlalu masuk kembali ke dalam rumah.

Gio atau Sargio Mingyu Prawira, adalah kekasih dari Eja. Mereka sudah menjalin hubungan selama 5 tahun, sejak mereka masih duduk di awal bangku SMA hingga kini menjadi mahasiswa. Keduanya memang tidak selalu cocok, terutama dalam berpendapat, karena kepribadian Gio yang kadang bertindak ceroboh dan Eja yang senantiasa sabar untuk menceramahi Gio panjang lebar, namun mereka menemukan arti rumah yang sesungguhnya dalam hubungan tersebut. Memang sempat keduanya putus nyambung, namun berakhir dengan kembali ke rumah masing-masing, ya, balikan.

Saat ini Eja tengah menunggu kedatangan Gio ke rumahnya. Selalu seperti ini di setiap malam Kamis dan Sabtu. Gio yang memiliki jadwal futsal dan berlanjut nongkrong bersama teman-temannya, lalu mampir ke rumah Eja. Jangan kaget, Gio memang anak malam, dan hal itu terkadang membuat Eja marah, takut Gio masuk angin, katanya.

Bunyi kelakson motor menyadarkan Eja dari lamunannya, lekas bangkit dan berjalan ke luar, membuka pagar untuk sang kekasih.

"Gio! Tuh kan, kamu mah. Aku bilang gak usah bawain apa-apa."

Baru saja Gio memarkirkan motornya, sudah diprotes karena Eja yang sempat melirik ke arah bingkisan yang sudah ia tebak berisi martabak manis kacang keju kesukaannya, membuat Gio gemas dan mencubit hidung si manis.

"Peluk dulu gitu, baru marah-marah. Dingin tau." Ucap Gio dengan nada merajuknya.

Eja hanya menggeleng dan berjalan ke arah bangku yang berada di terasnya, disusul oleh Gio yang ikut duduk di sebelahnya. Tangannya menyerahkan plastik putih berisi martabak.

"Kesukaan tuan Wonu. Silakan dimakan, biar tambah gembul dan semakin lucu." Gio tersenyum lebar, menampilkan taringnya dan itu membuat Eja gemas sambil menahan senyum.

"Aku udah gembul, Mingyu! Tiap malam kamu kasih makanan gini, emang aku bisa nolak?" Eja yang kini memanyunkan bibirnya membuat Gio tak kuasa untuk mencium sudut bibir kekasih, menghasilkan pelototan mata dari lawannya.

"GYU! Jangan macem-macem ya. Ayah belum tidur tau." Eja berkata dengan nada berbisik, membuat Gio terkekeh dan ikut membalasnya dengan bisikan.

"Ya terus?"

"Kamu tuh ya. Udah jam segini, mau nginep di rumah aku aja gak? Ayah malam ini katanya mau nonton bola tuh, temenin sana." Eja mengambil martabak dari tangan Gio, mulai membuka dan memakannya.

"Kamu aja lah, anaknya ayah Windu siapa? Wonu. Bukan Mingyu." Gio ikut memakan martabak yang berada di pangkuan Eja. Kepalanya ia senderkan ke bahu ke lelaki yang lebih kecil darinya.

"Miguuu, berat."

"Gu, berat ih! Udah sana kamu masuk temenin ayah. Gak bosen apa sama aku terus?"

"Itu pertanyaan ya, Nu? Jawaban mutlaknya adalah TIDAK. Udah di sini aja, mau pelukan sama cium-cium. Hehehe."

"Terserah. Aku mau ke kamar Nona aja." Eja berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumahnya sambil membawa martabak pemberian Gio, tersenyum penuh kemenangan.

"Dih, Nu. Aku kesini mau pacaran sama kamu! Bukan sama ayah!"

Yah, sebenarnya Gio juga tergiur untuk menonton bola malam ini sih, kebetulan dia dan ayahnya Eja memang memiliki ketertarikan yang sama dalam bidang olahraga.

Tak apa, nanti juga jam 4 pagi ia menyusul Eja ke kamarnya dan bergelung di bawah selimut bersama.






Halo jangan lupa tinggalkan jejak untuk menghargai penulis! 🥰

Halo jangan lupa tinggalkan jejak untuk menghargai penulis! 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gio & EjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang