04

234 43 1
                                    

Srttt...
Srttt...

Suara itu kembali terdengar mengerikan. Namun kali ini disertai dengan bayangan hitam yang menghampiri Jisoo. Bayangan itu semakin terlihat membesar, dan... Mendekat... Mendekat...

"AAAAAHHH!!!"

Brak !

Pintu terbuka. Namun lutut Jisoo sudah melemas dan duduk terjatuh bersimpuh di ambang pintu seraya menutupi permukaan wajahnya.

"Jisoo?!" Taeyong menatap Jisoo yang kini terkulai lemas.

Yooa? Taeyong merasakan keberadaan Yooa disini. Apakah ini semua ulah Yooa? Taeyong hendak menghampiri Jisoo, tapi...

"Jisoo?!" Teriakan itu terdengar dari arah belakang. Taeyong menoleh, mendapati Dowoon yang baru saja turun dari motornya. Langkah rusuhnya kini terayun mendahului Taeyong.

"Jisoo? Lo kenapa?" Dowoon berjongkok meraih tubuh Jisoo.

"Lo ngapain diem aja!" Bentak Dowoon pada Taeyong yang masih bergeming menatap kepanikan Dowoon.

***

"Aku udah janji sama kamu! Aku gak akan lupa sama janji aku!" Taeyong membanting tas ranselnya. Membuka kancing kemejanya dengan kasar.

"Jisoo gak tahu apa-apa." Taeyong menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Duduk, menopang kening dengan kedua tangan.

"Dia gak pernah tahu apa-apa, jangan ganggu dia lagi," ucap Taeyong seraya meremas kasar rambutnya.

"Dia cuma cewek yang suka sama aku. Dia gak salah. Kalau kamu mau marah. Marah sama aku." Taeyong mengangkat wajahnya, menatap mata Yooa yang mulai memerah.

Brak...

Lampu tidur Taeyong terjatuh menghantam lantai. Menjadi belahan-belahan kaca yang berserakan. Diikuti dengan buku-buku serta barang-barang lain yang mulai berjatuhan.

Taeyong masih bergeming. Menatap 20% dari seluruh bendanya sudah berserakan di lantai. Yooa marah? Karena Taeyong seharian ini bersama gadis itu?

"Kamu marah sama aku? Aku juga berhak marah sama kamu," ujar Taeyong, menatap tajam mata Yooa. Tanpa menghiraukannya lagi Taeyong berlalu meraih handuk dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

***

Jisoo merasakan tubuhnya berkeringat hebat. Berlari dari lantai dasar untuk menuju lantai 2. Kuliah pertama, kuliah Bu Sooyoung.

Ck! Ternyata sudah satu minggu sejak Bu Sooyoung memberikan tugas. Bagaimana ini? Belum ada artikel yang bisa Jisoo tembuskan di surat kabar.

Ditambah lagi dengan kondisi Jisoo yang hari ini sepertinya tidak sedang baik-baik saja. Kejadian semalam, masih melekat benar dalam benak Jisoo. Sepertinya mulai saat ini Jisoo akan sangat paranoid ketika memasuki rumah.

Ketika pagi hari Jisoo membuka matanya, Jisoo menemukan sosok Dowoon yang tertidur di sofa kamarnya. Mengapa Dowoon? Bukan Taeyong? Bukan berarti Jisoo tidak mengharapkan Dowoon.

Bukan! Tapi, sebelum tadi malam Jisoo benar-benar merasakan tidak sadarkan diri, laki-laki yang terakhir Jisoo lihat adalah Taeyong, bukan Dowoon.

Tapi... Hahh... Sudahlah.

Trap...

Dengan wajah pucat dan berkeringat, Jisoo mencapai batas pintu kelas. Tangan kanannya menopang kusen pintu. Menatap meja dosen yang belum berpenghuni. Bagus lah, Bu Sooyoung belum memasuki kelas ternyata. Jisoo kembali melangkah, menghampiri Bona yang kini tengah mengelap kacamatanya dengan tissue.

Eyes Voice | TaesooWhere stories live. Discover now