Bab 4

71 18 15
                                    

Laura menatap Davian tidak percaya. Ucapan pemuda itu sungguh membuatnya terkejut. Ungkapan cinta yang tidak pernah diduga, meluncur begitu saja dari mulut Davian. Gadis itu berusaha menenangkan degup jantung yang seolah ingin melompat keluar dari tubuhnya. Di sambarnya fruit punch dari atas meja dan menghabiskannya dalam sekali sedotan.

"Lo, baik-baik saja?" panik Davian melihat tingkah Laura.

"G--gue, gue baik-baik saja," gugupnya. Laura kembali menundukkan kepalanya. Sementara, angin dingin yang berhembus, tidak lagi membuatnya kedinginan. Yang ada tangan dan keningnya mulai berkeringat dingin.

"Lo, gak serius kan dengan ucapan lo?" Setelah mampu menguasai diri, Laura pun ingin memastikan ucapan pemuda di hadapannya.

"Gue serius," ujar Davian singkat. Jemarinya kembali hendak menggenggam jemari Laura yang mulai terasa dingin dan basah.

Gadis itu menarik tangannya tepat waktu. "Lo tahu kan perasaan gue saat ini?"

Davian mengangguk. "Gue gak butuh jawaban lo sekarang Ra," sahutnya tenang, "Gue hanya ingin lo tahu perasaan gue. Hanya itu."

Keduanya kembali terdiam, sebelum suara ledakan kembang api mengagetkan mereka. Laura memutar tubuhnya ke arah suara. Kembang api meluncur dari arah bawah cafe, dan menciptakan jutaan percikan-percikan cahaya di langit malam. Nampak para pengunjung bertepuk tangan dan berteriak tatkala sebuah kembang api meledak di udara dan membentuk lambang sebuah hati.

Keduanya melangkah ke arah balkon rooftop sambil menikmati warna warni yang tercipta di udara. Davian melirik gadis di sampingnya yang dengan antusias menyaksikan pertunjukkan tersebut.

Sambil menengadahkan kepala menyaksikan ledakan kembang api, yang membentuk berbagai pola, jemari Davian kembali menyentuh jemari Laura, yang tanpa penolakan saling bertautan satu sama lain. Davian menggenggam erat jemari gadis itu, dengan sebuah senyuman di bibirnya.

'Cause baby you're a firework

Come on, show 'em what you're worth

Make 'em go "Oh, oh, oh"

As you shoot across the sky-y-y

Baby, you're a firework

Come on, let your colors burst

Make 'em go "Oh, oh, oh"

You're gonna leave 'em falling down-own-own

Kemeriahan semakin terasa, saat sebuah musik diputar dengan keras di tengah-tengah pertunjukan.

***

"Laura, lo di mana sih?" Alena masih mencoba menghubungi sahabatnya itu. Gadis itu juga meminta bantuan sopirnya mencari Laura di seputaran lokasi sekolah, tetapi hasilnya nihil.

Alena mencegat seorang gadis berambut sepinggang yang ia lihat terakhir kali bersama Laura.

"Jen, lo lihat ke mana Laura gak? Gue telponin dari tadi gak diangkat sama dia," tanya Alena penuh harap.

Gadis bernama Jennifer itu nampak berpikir sebelum menjawab, "Gue lihat waktu Laura pergi, si Davian nyusulin dia. Tapi gue gak tahu ke mana," pungkasnya sambil berlalu.

Alena kembali menghubungi ponsel Laura. Sudah hampir jam 2 pagi, dan teman-teman mereka mulai meninggalkan acara yang sudah selesai sejam yang lalu.

"Mampus deh gue, bisa-bisa gue dikubur hidup-hidup sama bokapnya Laura," gerutunya kesal sambil mematikan sambungan telepon.

***

KISAH CINTA LAURA (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang