다섯

2.7K 468 70
                                    

"Sepertinya, aku harus memastikannya sendiri. Mungkin wanita yang dimaksud dalam catatan harian ini tahu sesuatu. Termasuk alasan aku ada disini?", gumamnya.

Junkyu menunggu ayahnya pulang. Ia harus menyampaikan hal ini ke ayahnya, tentang keputusannya untuk tinggal di istana.

~

Kini Junkyu tampak mengepalkan tangannya, meremat hanboknya. Entah kenapa ia gugup ditatap serius oleh Junmyeon.

"Kau yakin?", tanya Junmyeon.

Junkyu diam sejenak memikirkan keputusannya ini. Tapi ia sudah bertekad.

"Ne, abeonim.", jawab Junkyu.

"Kau tahu bukan aku pasti akan melarangmu?"

"Aku tahu. Tapi aku harus melakukan ini. Bukankah ini permintaan langsung dari raja, sahabat abeonim? Kumohon izinkan aku tinggal di istana dan membantu disana.", ucap Junkyu. Matanya menatap Junmyeon tak kalah serius. Ia ingin menunjukkan kemantapan hatinya.

"Abeonim, aku berusia 21 tahun saat ini. Aku berjanji akan menjaga diriku dengan baik.", lanjut Junkyu. Ia ingin meyakinkan Junmyeon.

"Kim Junkyu...", banyak hal yang menjadi pertimbangan Junmyeon. Pertama, anggapan ada orang dalam istana yang mungkin saja ingin mencelakakan anaknya. Kedua, jika Junkyu tinggal di istana, Junmyeon akan sulit bertemu dengan putra sematawayangnya itu.

"Abeonim, percaya padaku. Aku akan kembali padamu setelah raja memilih putera mahkota.", tegas Junkyu.

Junmyeon menghela napasnya.

"Lakukan yang kau mau.", ucap Junmyeon pasrah. Junkyu tersenyum lebar dan menampakkan giginya yang tersusun rapih.

"Terimakasih abeonim.", ucapnya.

"Tapi jika terjadi sesuatu, segera beritahu padaku.", tegas Junmyeon.

"Aye aye~"

"Hah?", Junmyeon menatap bingung Junkyu.

"Ah, maksudku, ye abeonim.", Junkyu segera memperbaiki cara berbicaranya. Kadang ia masih suka lupa bahwa ia tidak sedang berada di jaman post-mo.

~

"Jadi? Keputusanmu?", Seunghyun bertanya penuh harap pada Junkyu.

"Saya akan membantu anda, Jeonha.", Junkyu menjawab dengan mantap.

Tentu jawaban Junkyu membuat sang raja tersenyum begitu lebar. Sangat lebar bahkan ia segera berdiri dan memeluk Junkyu, entah untuk apa.

"Jeonha, perhatikan sikap anda.", Junmyeon memperingatkan Seunghyun.

"Ahahaha maaf. Aku terlalu bersemangat. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu Junkyu.", Seunghyun menepuk pundak Junkyu seperti sedang memberi beban pada pemuda manis itu.

"Aku tahu kau pasti akan menyanggupinya karena itu, aku sudah menyiapkan kamarmu. Kapan kau akan berkemas dan pindah?", Seunghyun tampak bersemangat.

"Jeonha...", gumam Junmyeon sambil menggelengkan kepalanya.

"Wae?", tanya Seunghyun pada Junmyeon.

"Anda tahu sejak awal saya tidak berniat membiarkan Junkyu tinggal di istana. Tapi karena ia sendiri yang meminta, saya tidak bisa melarangnya. Tolong... jaga Junkyu dengan baik.", pinta Junmyeon.

Seunghyun tersenyum lembut dan meyakinkan temannya itu. Ia tahu pasti kekhawatiran Junmyeon. Sejak awal ayahnya turun takhta suasana dalam istana sedikit kacau.

"Aku berjanji akan menjaga Junkyu.", ucap Seunghyun.

Dengan berat hati, Junmyeon harus merelakan putra sematawayangnya itu untuk berpisah darinya.

[✔] Into The Unknown [Kim Junkyu]Where stories live. Discover now