4.Hatiku terikat padamu

265 23 0
                                    

Sandaran hati by Letto

Siang ini nampak begitu terik hingga kulit seakan tercubit kala terlalu lama berada dibawah sinar matahari.

Sementara itu dari kejauhan terlihat keriuhan di depan sebuah rumah sakit yang tadinya lengang karena sebagian perawat dan dokternya tengah menikmati makan siangnya tiba-tiba tersiar kabar ada yang bunuh diri.

Sebuah mobil mewah berhenti tak lama kemudian keluarlah seorang pemuda sambil membawa seorang gadis dalam gendongannya dengan langkah tergopoh tak lama sebuah brankar datang menyongsong dan sang pemuda segera membaringkan tubuh sang gadis diatas brankar setelah itu ikut berlari disamping nya mengiringi para paramedis yang bergerak cepat menuju ruang gawat darurat.

Arimbi bergegas bersiap dengan sejumlah peralatan yang dibutuhkan untuk menangani pasien yang akan datang yang menurut informasi merupakan korban percobaan bunuh diri.

Dengan cekatan dia dan dokter yang berjaga hari ini menangani sang pasien sambil mengingat wajah si pasien yang sepertinya tidak asing baginya.

Dokter Arif yang sedang bertugas segera melepas kain yang digunakan sementara untuk membebat luka pasien yang penuh darah yang keluar dari luka sayat namun saat kain itu telah terlepas dan dia melihat lukanya dokter senior itupun mengernyitkan dahinya begitupun Arimbi dan teman-teman perawat lainnya seakan akan mereka bertelepati mereka saling pandang dokter Arif menuliskan sesuatu di kertas lalu menunjukkan pada kami semua tanpa bicara Arimbipun mengambil kasa yang telah di basahi cairan desinfektan lalu dibersihkannya luka sayatan yang masih meninggalkan sedikit darah ditekan tekannya luka itu hingga darah yang keluarpun berhenti setelah itu diambilnya perban dan ditempelkannya pada luka sayatan pasien dan selesai sudah, dan dokter Arifpun menginstruksikan pada perawat untuk memindahkan pasien ke kamar rawat inap dan setelahnya diapun keluar keruangan sebelah yang dikhususkan untuk memberitahu pada keluarga tentang kondisi pasien diikuti oleh Arimbi dan beberapa perawat lain disitu nampak keluarga pasien yang tak sabar mengetahui keadaan pasien.

"Bagaimana keadaan putri kami dok?"

"Kondisi putri Bapak dan lbu saat ini baik tidak ada yang perlu dikhawatirkan!"

Kata Dokter Arif selaku dokter pembimbing Arimbi dan dokter yang telah menangani si pasien.

"Bagaimana lukanya dok!"

"Lukanya sudah ditangani setelah beberapa saat akan membaik!"

"Trima kasih Dok bolehkah kami melihat putri kami!"

"Setelah ini putri Anda akan dibawa keruangan rawat inap jadi anda boleh mendampingi putri anda!"

"Sekali lagi terima kasih Dok!"

"Sama-sama Bapak/lbu!"

Merekapun keluar dan tak lama sebuah brankar terlihat keluar dari UGD didorong oleh perawat diikuti oleh kedua orang tuanya.

"Dok saya heran dengan pasien tadi dok jelas-jelas luka yang ada hanya sayatan biasa dan tidak terlalu dalam lantas mengapa si pasien pingsan seperti korban bunuh diri yang kehabisan darah!"

Dokter Arifpun tersenyum bangga pada pemikiran Arimbi

"Itulah ulah anak muda zaman sekarang ada-saja yang dilakukan tanpa berfikir orang tuanya akan sangat berduka karenanya!"

"Satu lagi dok menurut perkiraan saya pingsannya dia karena kurangnya asupan makanan bagaimana menurut dokter?"

Dokter Arif kembali tersenyum

"Betul sekali penilaian kamu! dan dokter Arimbi!"

"Ya dok!"

"Istirahatlah pulanglah karena kalau tidak sebentar lagi ganti kamu yang akan kami tangani!"

LETTU ARJUNA (END) Where stories live. Discover now