↳ 𝐈𝐍𝐓𝐑𝐎: 𝐓𝐇𝐄 𝐕𝐎𝐖.

149 24 1
                                    

𝐆𝐔𝐍𝐒 & 𝐑𝐎𝐒𝐄𝐒INTRO : THE VOWby ririkacity

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𝐆𝐔𝐍𝐒 & 𝐑𝐎𝐒𝐄𝐒
INTRO : THE VOW
by ririkacity.



"Namamu, Inuoka?"

"Y-ya! Anda benar!"

"Tangan."

Aroma dari cerutu memenuhi ruangan gelap, luas dan sunyi tersebut. Hanya ada seseorang yang kehadirannya sangat berwibawa, lengkap dengan setelan jas mahal miliknya. Dia duduk dikursi termewah dalam ruangan tersebut. Kakinya disilangkan, menunjukkan rasa percaya diri miliknya. Tangannya bergerak sana-sini, menghisap cerutu yang memiliki aroma khas tembakau dari Kuba.

Pria malang dihadapannya mati-matian menahan napasnya, tidak ingin memberi kesan buruk untuk pria berjas misteius. Dia membenci aroma kuat yang memenuhi ruangan ini.

Sesuai dengan perintah pria berwibawa dihadapannya ini, anak bernama Inuoka tersebut mengeluarkan tangan kecilnya, yang masih bersih dan belum ternodai dengan dosa.

Tidak penting, sebentar lagi tangan malang itu akan segera berubah.

Masih dengan pria berwibawa misterius itu, dia terlihat mencari-cari sesuatu didalam jas miliknya. Setelah mendapatkan benda yang dicari, alis Inuoka tertaut, apa yang akan dia lakukan dengan benda itu?

Benda yang dikeluarkan adalah silet. Masih tajam dan baru.

Seorang wanita muda cantik yang diasumsikan Inuoka sebagai sekretaris pria berjas tersebut maju, membawa sebuah lilin dan sebuah kertas yang berisi foto seorang perempuan cantik, yang sayangnya dia tidak kenali siapa.

Tangan pria yang dibungkus oleh sarung tangan mahal tersebut, mulai meraih tangan Inuoka dan meletakkan silet yang dingin diatasnya. Bulu kuduknya merinding. Namun sekali lagi, dia harus tahan. Otaknya berusaha memikirkan hal lain agar dia bisa mendistraksikan dirinya.

"Tidak sakit. Tunggu saja sebentar," gumam pria itu. Inuoka merasakan siletnya mengiris bagian nadinya. Tidak terlalu dalam, namun darah yang menetes bisa dibilang cukup banyak. Inuoka mendesis kesakitan.

Darah segar yang mengalir tersebut, diletakkan di kertas yang dibawa oleh sekretaris si pria berjas. Tanpa sisa dan sangat rapi. Kertas dengan foto wanita yang tadinya bersih tanpa noda, sekarang sudah dipenuhi warna merah darah Inuoka.

Inuoka memegang tangannya bagian nadi, berusaha menghilangkan rasa sakit dan ngilunya. Tidak ada yang memberinya semacam perban atau apapun itu, membuatnya menahan rasa sakit sendirian.

Sekali lagi, kertas tersebut dihadapkan dihadapan Inuoka.

"Bagaimana menurutmu, bocah?" Desis pria berjas itu. Senyumnya terlihat menyeramkan, kembali membuat bulu kuduk Inuoka berdiri.

guns & roses,  kuroo tetsurou.Where stories live. Discover now