Hold Me

5K 638 43
                                    


"Aku mohon ... Kita pulang, ya? Ya? Ya?" Renjun kembali merengek untuk kesekian kalinya kepada Jaemin yang hari ini bertugas menjaganya.

Meskipun lebihbaik melihat Renjun dalam keadaan merengek dibanding diam seperti dua hari lalu, tapi jika ia harus terus-terusan melihat Renjun menarik-narik ujung bajunya dengan mata rubah berkaca-kaca serta bibir mengerucut, hal itu tidak aman untuk kesehatan jantung Jaemin. Renjun memberengut lucu saat Jaemin memilih mengabaikannya sejak dua jam lalu.

"Nana!!" teriak Renjun kesal.

Menghela napas panjang, Jaemin meletakkan ponsel kemudian menghampiri Renjun dan duduk disisi ranjang pria itu.

"Kenapa, Sayang?" tanya Jaemin lembut.

"Aku mau pulang, aku bosan." ucap Renjun.

"Aku akan bicara dengan dokter Doyoung, kalau dia mengizinkan kamu pulang, maka hari ini juga kita akan pulang. Tapi, aku akan pergi setelah Jeno atau Haechan sampai disini. Aku tidak akan membiarkan kamu sendirian. Jadi, sampai Jeno atau Haechan tiba, berhenti meminta pulang, oke?" jelas Jaemin panjang lebar.

"Oke" Renjun mengangguk setuju dan respon itu membuat Jaemin tersenyum lega.

Jaemin segera membawa Renjun kedalam pelukannya yang langsung dibalas pelukan erat oleh Renjun.

"Aku menyayangimu, sungguh. Jangan sakit lagi, kumohon. Aku tidak bisa melihatmu dalam kondisi seperti kemarin." ucap Jaemin, kemudian menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Renjun dan mengecup leher itu singkat yang dibalas pelukan semakin erat dari Renjun.

Jaemin terus mengecupi leher Renjun, bahkan dengan sengaja mengigit leher berkulit putih tersebut yang membuat Renjun melenguh kecil sembari meremat belakang pakaian Jaemin.

"J-Jaeminh– hh" 

Lenguhan Renjun membuat Jaemin meremang. Ia kembali mengecup leher Renjun dengan singkat, kemudian mengangkat wajahnya. Jaemin tersenyum saat melihat wajah Renjun sepenuhnya merah. Jemarinya mengusap pelan pipi Renjun, kemudian mengecup bibir Renjun singkat.

"Aku tidak akan melakukan lebih  jika tampa izinmu." Jaemin mengecup kening Renjun cukup lama yang membuat pria bermata rubah itu tersenyum dengan wajah memerah sempurna.

Renjun memilih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jaemin sembari memeluk pria itu dengan erat. Sementara Jaemin hanya terkekeh gemas. Tangannya terulur mengelus punggung sempit Renjun dan keduanya tenggelam dalam kenyamanan pelukan masing-masing.

Renjun akui ia merasa nyaman dengan Lee bersaudara. Ia menjadi serakah dengan terus menginginkan afeksi dari ke-empat pria tampan tersebut. Perhatian dan perasaan dilindungi yang sejak lama tidak ia dapatkan, kembali Renjun peroleh dari Lee bersaudara.

Renjun tahu bahwa kemungkinan terburuk dari hubungan mereka adalah dirinya ditinggalkan. Renjun mengerti dan tidak berani berharap lebih, meski tidak bohong jika akhir-akhir ini ia kerap membayangkan membangun masa depan sebagai Lee Renjun.

Wajah Renjun kembali bersemu hanya dengan membayangkan jika suatu saat namanya benar-benar berubah marga menjadia Lee. Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas, dan Renjun berharap bahwa segalanya akan berjalan baik.

.



Jeno tengah sibuk dengan ponselnya ketika sebuah kotak makan terulur kedepannya. Mendongak, ia menemukan wajah Heejin tersenyum ke arahnya. Jeno hanya mengernyit bingung.

"Jeno, ini buat kamu." ucap Heejin.

Jeno segera mengambil kotak makan tersebut, kemudian mengangguk kecil yang membuat Heejin tersenyum menampilkan lesung pipinya.

LOVEDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora