CHAPTER 5: Jangan Paksakan Senyuman

30 5 1
                                    

Bismillah dulu yuk biar enjoy bacanya
Kalo udah vote lalu komen sebanyak-banyaknya

Happy reading everyone:)

Malam ini sedang terang bulan padahal tadi sore baru saja turun hujan. Jadi banyak yang kecewa karena senja tidak datang. Terganti dengan hujan sore yang membuat becek jalanan.

Sam, Fero dan Farhan sedang berada di Warkop Bang Jep. Niatnya tadi mau nongkrong di warung ibunya Raffi, tapi karena hujan mereka neduh dulu disini. Sekalian numpang wifi-an buat main game.

Farhan terus saja mengumpat karena tidak bisa memenangkan game. Ia pun meletakkan ponsel berlogo apel gigitan dengan tiga kamera itu ke meja.

"Bang WiFinya kenapa dah lola banget?" tanya Farhan pada Jefri yang sedang mengotak-atik laptopnya.

"Iya mana saya tau, gue kan Jefri bukan WiFi. Lu tanya aja sendiri sama dia."

"Setres kali gue kalo nurutin omongan lo, Bang."

"Lo diem deh, Han. Gue lagi pusing banget. Lagian lo pesen minum cuma satu tapi numpang WiFi sampe berjam-jam. Waras lo?"

"Lumayan, Bang."

"Lumayan gila maksudnya," timpal Fero.

"Lo kalo ngomong suka bener, Ro. Makasih ya."

"Sama-sama."

"Temen lo kenapa tuh diem mulu dari tadi, sariawan?" Jefri menyadari kalau Sam sedari tadi hanya diam memandang ke arah luar.

"Nggak tau, lo tanya aja sendiri sama orangnya," jawab Farhan santai.

Jefri menganggukkan kepalanya. "Eh tong, lo kenapa gelisah gitu mukanya?"

"Lo ngomong sama gue, Bang?" tanya Sam dengan muka cengo.

"Kagak, sama si Nurul," cetus Farhan.

"Jauh dong di Bojong Gede," timpal Fero.

"Ooh, gue kira ngomong sama gue. Nama gue Sam Bang, bukan Nurul monmaap."

"IYA EMANG NGOMONG SAMA LO UPIL!" ucap Farhan, Fero dan Jefri kompak. Hal itu membuat Sam bingung mau jawab apa.

"Hmm ngokhey."

"Main ngokhey-ngokhey aja lo pea! Itu lo ditanyain kenapa muka lo yang penuh dosa itu kek gelisah banget?"

"Ohh itu, masalah hati."

"Lah melow amat idup lo," sindir Farhan yang tidak ditanggapi Sam.

"Baru putus?"

"Punya pacar aja kagak gue, Bang."

"Ngenes lo ye."

"Lah terus lo ngegalauin apa congek? Ubur-ubur iya?"

"Bukan Han, Sam ini suka sama Oryza tapi bingung mau ngedeketinnya kek gimana."

"Kenapa lo baru bilang, Ro?"

"Emang lo mau kasih solusi?"

"Kagak, gue punyanya lakban."

"Itu solatip njing!"

Mendengar nama Oryza Jefri jadi tersadar. Jadi Sam suka sama Oryza? Wah tidak akan Jefri biarkan semudah itu Sam mendekati Oryza. Gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Kenapa harus Oryza?" tatapan Jefri berubah seratus delapan puluh derajat dengan yang tadi tatapan penuh canda. Farhan dan Fero hanya memutarkan bola matanya malas. Sedangkan Sam kebingungan dengan pertanyaan Jefri.

"Mulai dah protektifnya," sindir Fero.

"Diem Ro, kena sambit mampus lo!"

"Nggak ada alasan kan buat kita suka sama seseorang? Lo kenal Sama Oryza, Bang?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Senja dan Hujan Sore HariWhere stories live. Discover now