🍁16 ~ Hadiah Untukmu ~

4.2K 655 108
                                    

Pagi ini menjadi sejarah baru di hidup Kinan, setelah berjuang beberapa tahun akhirnya dia berhasil mewujudkan satu cita-citanya, mempersembahkan sesuatu yang berharga untuk orangtuanya sebagai wujud bakti dan sayang pada ayah dan ibunya.

Cukup lama Kinan menangis hingga sesenggukan, Syifa masih setia mengusap punggung Kinan untuk memberikan semangat turut bahagia dan bangga, satu lagi santrinya berhasil mewujudkan mimpinya.

Batin Kinan sungguh berkecamuk, bahagia itu sudah pasti, sedih, terharu dan tidak sabar memeluk kedua orangtuanya. Dalam pikirannya terputar kembali kenangan-kenangan masa perjuangannya dari awal hingga detik ini.

Allah sudah memberikan begitu banyak kenikmatan dalam  perjuangan, Dari dia yang pertama kali berat masuk pondok sampai harus sering sakit, kekurangan biaya sekolah dan pondok, harus sering mengekang keinginannya, harus sering rela menyisihkan uang saku yang minim untuk membeli kebutuhannya, sering puasa sunnah karena selain menjalankan sunnah juga bertujuan mengirit uang saku. Semua itu jelas masih terekam di kepalanya dan tidak akan pernah dia lupakan, perjuangan yang indah karena hasil yang dia dapat juga sangat indah. 

"Barangsiapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya dan mengamalkannya kelak di hari kiamat dikenakan mahkota dari cahaya yang sinar kemilaunya seperti cahaya matahari. Dan bagi kedua orang tuanya masing-masing dikenakan untuknya dua pakaian kebesaran yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Maka Kedua orang tuanya bertanya: 'Mengapa kami diberi pakian kemuliaan seperti ini?' Dijawab: 'Karena anak kalian berdua belajar dan menghafal Al Qur'an.' (Mustadrak Al Hakim 1/568. Dihasankan Al Albani dlm As Shahihah no.2914).

Banyak janji Allah untuk para penjaga al quran, dan janji Allah itu pasti. 

"Banyakin syukurnya ya, Alhamdulillah Kinan sudah berhasil mewujudkan mimpi. Ibuk ikut bahagia dan bangga, semoga ilmu dan hafalan Kinan barakah, manfaat dunia akhirat. Satu tahap sudah kamu lalui, harus tetap semangat dan istiqomah jangan terbuai senang sesaat, perjalanan Kinan menjaga alquran masih panjang!" ujar Syifa lembut dan Kinan hanya mampu mengangguk dan mengucapkan amin karena masih sesenggukan, berulang kali mencium tangan gurunya itu. 

Syifa selalu terharu saat ada santrinya yang berhasil mengkhatamkan hafalannya, biasanya dia menyuruh santri itu pulang sebentar untuk sungkem ke orangtuanya. Hal tak jauh berbeda juga terjadi di mushola putra, Rizky juga ikut terharu menyaksikan beberapa santrinya mengkhatamkan kitab Alfiyah Ibnu Malik, setelah itu biasanya Rizky dan Syifa mengajak santri-santri yang khatam itu sowan ke Komplek pusat untuk sungkem dan minta doa restu pada kyai sepuh juga sowan ke beberapa ulama pengasuh pesantren.

Tidak lama lagi adalah bulan khataman di pesantren Al-anwar, biasanya akan bergiliran setiap kompleknya dan paling akhir adalah komplek pusat, peserta khataman paling banyak.

"Nangisnya udah ya, sekarang siap-siap sana untuk pulang ketemu ayah sama ibu kamu!" titah Syifa dan lagi-lagi hanya bisa diangguki oleh Kinan.

Gadis yang berusia 20 tahun itu langsung membasuh mukanya sekalian wudlu agar lebih segar, setelahnya dia sujud syukur, mengucap syukur yang tak terhingga pada Allah karena telah memudahkan langkahnya hingga detik ini. Lalu dilanjut dhuha dan baru masuk ke kamar.

"Selamat ya, semoga manfaat!" ujar Dini singkat dan langsung pergi tanpa menunggu jawaban Kinan.

Karena hari ini hari bahagia nya, Kinan sama sekali tidak kesal, dia malah tersenyum. Dibalik sikap Dini yang jutek, dia sebenarnya baik.

Begitu sampai kamar, Kinan kembali menangis haru ketika teman-temnnya menyambut gembira dan mengucapkan banyak doa untuknya.

"Mbak tadi ada titipan ini!" ujar Nisa sambil menyerahkan satu barang berbentuk kotak dan dibungkus kertas polos berwarna biru muda persis seperti warna sampul book planner nya.

7. Pesan Rindu dari Ma'hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang