Baby jie : buah hati

24.1K 1.7K 46
                                    

Tungkai kecil nya dibawa turun dari atas sofa ketika mendengar suara teriakan menyapa dari si lelaki tersayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tungkai kecil nya dibawa turun dari atas sofa ketika mendengar suara teriakan menyapa dari si lelaki tersayang. Ia ingat, kata lele tadi ini nama nya rindu. Setiap detik, setiap menit, setiap jam yang terasa begitu lama untuk sebuah pertemuan, tapi sedikit mengerjai lelaki tersayang-nya itu seperti nya menyenangkan.

"Sayang, Buna pulang. "

Terkekeh geli, menutup mulut nya yang penuh dengan noda es krim coklat menggunakan jari - jari kecil nya. Mengendap - endap pelan dari balik sofa, lantas ketika mata sipit turunan sang ayah menangkap bahwa si lelaki tersayang tengah memunggungi nya, maka secepat larian kilat anak laki - laki di film The Incredibles menurut nya, di peluk nya erat kaki si lelaki tersayang sembari berteriak keras mengagetkan.

Lelaki itu-Nana tersentak kecil namun refleks keibuan segera membuat nya pura - pura kaget dengan mengusap dada.

"Buna kaget Jie tidak? "

Masih belum tersusun sempurna, tapi Nana lantas tersenyum hangat mendapati senyum sang buah hati ditarik begitu lebar saat ini, hingga mata sipit nya ikut menghilang seperti sang suami.

Menjatuhkan tas pada punggung nya, Nana menunduk untuk mengangkat tubuh mungil sang putra ke dalam gendongan. Membiarkan kemeja putih yang dikenakan maupun leher nya habis terkena noda es krim dari jari - jari mungil tersebut.

"Sungguh, Buna kaget loh. Tadi Buna pikir siapa-"

"Buna pikil hantu kan? " Dengan semangat Jisung memotong, iya anak itu-buah hati dari pernikahan Jeno dan Nana.

Oh, rupa nya waktu memang sudah berjalan secepat itu. Padahal Nana pikir baru saja kemarin ia menikah dengan Jeno, baru saja kemarin ia meninggalkan rumah karena ketahuan memalsukan diri. Rasa nya seperti baru saja kemarin tepat di hari wisuda Jeno, ia merasakan sakit luar biasa ketika Jisung mengajak nya mengejan memberontak keluar.

Ternyata memang-sudah tiga tahun berlalu.

Sedikit memalukan sebenarnya, dimana ketika semua orang sudah bersiap - siap menampilkan senyum lebar di hadapan kamera, dalam hitungan satu dua tiga yang di ucapkan Bomin satu foto telah tertangkap berlatar-kan raut panik di wajah masing-masing mendapati Nana yang mengerang tiba - tiba.

Satu detik tangkapan, namun menyimpan kenangan luar biasa yang begitu mengesan kan. Setidaknya itu yang dikatakan Bubu yang kini memasang figur foto nya dalam ukuran besar tepat di dinding ruang tamu.

Jujur saja, setiap kali ke rumah mertuanya begitu melangkah masuk tidak mungkin bagi Nana untuk tidak tersenyum.

Nana membawa sang buah hati menuju wastafel untuk mencuci kedua tangan nya. Menurun kan tubuh jisung di atas sebuah kursi, lalu menghidupkan keran air guna membantu sang putra mencuci tangan serta mulut nya.

Baby Jie, nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang