[3] OTP : About Life

1.1K 198 24
                                    

Hal yang selalu dihindari di tahun semester akhir, adalah wali kelas

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hal yang selalu dihindari di tahun semester akhir, adalah wali kelas. Mereka selalu meminta setiap siswa ke ruangan guru untuk berkonsultasi mengenai nilai mereka dan rencana setelah lulus sekolah. Hinata satu-satunya siswi yang tidak menyukai hal itu ̶ ̶ duduk manis seperti diinterogasi, mendengarkan kalimat yang sama.

Dia selalu berusaha menghindari hal itu. Ketika semua teman-teman kelasnya sibuk membahas masa depan mereka, mengenai Universitas mana yang akan mereka tempati, dia akan menjadi siswi yang begitu masa bodoh dengan semuanya.

Tetapi, ketika dia mendapatkan panggilan langsung dari wali kelasnya, Hinata tetap tidak bisa menghindar. Seperti saat ini, warna mata serupa burung gagak sedang mengintimidasi dirinya. Tatapan mata itu tidak akan membuatnya lengah, dia tahu bahwa hari ini akan mendapatkan teguran dari Kurenai Sarutobi.

"Bagus, ini pertama kalinya kau datang untuk berkonsultasi."

"Aku tidak datang untuk berkonsultasi." sahut Hinata, wanita di depannya memandang datar ke arahnya. Kurenai tahu bahwa anak didiknya satu ini begitu sulit diambil hati. Di saat anak perempuan mencari perhatiannya demi mendapatkan nilai yang tinggi, gadis di depannya menjadi satu-satunya orang yang terlihat acuh tak acuh.

"Bukankah Anda yang memanggilku secara langsung? Aku benar-benar tersanjung, pasti anak lain sedang cemburu karena mereka menganggap aku siswi spesial di mata Anda."

Situasi ini cukup menarik bagi Kurenai, bisa saja dia melempar semua tumpukan kertas itu di wajah anak didiknya. Namun dia sadar kondisi sekarang tidak cukup memungkinkan. Dia sudah biasa menangani murid-murid yang suka melanggar aturan, satu di antara mereka bahkan sampai dikeluarkan dari sekolah.

Mengakui bahwa gadis di depannya termasuk dalam murid berprestasi di bidang akademik. Akan sangat sayang bahwa kecerdasan itu tidak digunaan dengan baik. Kurenai melihat Hinata seperti anak kecil yang tidak tahu arah akan tujuan hidup. Teman-temannya berlomba-lomba untuk konsultasi demi cita-cita mereka.

"Mari kita persingkat ini." Kurenai menyusun beberapa lembar kertas di atas meja, dia mencari salah satu kertas yang bertuliskan nama Hinata Hyuuga. Kertas itu kosong, Hinata tidak menuliskan apa-apa di dalam sana ̶ ̶ kertas yang diberikan untuk siswa- siswi semester akhir. Mereka akan mengisi apa saja rencana mereka setelah lulus dari sekolah.

"Kau terlihat seperti tidak tahu arah tujuan hidup. Hyuuga Hinata, Nara Shikamaru, dan Uchiha Sasuke, merupakan perwakilan dari sekolah pada saat kompetisi nasional sains. Bakatmu akan menjadi sia-sia. Sasuke tidak ada, Shikamaru yang pemalas memiliki rencana setelah lulus dari sekolah. Apa kau sama sekali tidak berniat untuk lulus tahun ini?"

"Apa setiap orang harus mempunyai tujuan dalam hidupnya? Jika tidak ada tujuan maka dia akan mati dengan sia-sia. Bukankah itu kalimat yang selalu dikatakan oleh orang-orang konyol yang berlagak tahu tentang hidup seseorang? Mereka bahkan hanya percaya pada apa yang dengar. Bukan pada apa yang mereka lihat."

On The PaperDonde viven las historias. Descúbrelo ahora